Chapter 2 : Nafas Di dalam Air mata

571 59 11
                                    

"Guys, Lihat! Itu Cowok Yang gue lihat jalan sama Ci Shani." Tunjuk Adel, Pada seseorang yang mereka lihat berada di Mall yang Sama.

"Yang ganteng itu?" Tanya Gracia.

"Cie, kapten kayanya cemburu nih." Goda Feni.

"Apaan Sih, Nggak." Tepisnya.

"Tahan Ci Gre, Tahan." Ucap Yang lainnya.

Gracia memperhatikan Orang yang mereka maksud adalah pacar dari Shani. Menurut Gracia dia memang terlihat sangat tampan, Tidak heran jika Shani Menyukainya. Tapi Ketika Gracia memperhatikan lebih detail lagi, Wajah orang tersebut Mirip seperti orang yang di kenalnya.

"Kok aku ngerasanya dia Mirip Freya ya." Ucap Gracia.

'Dia memang Freya, Gre' Batin Feni.

"Ah, Masa sih. Tapi Freya kan udah meninggal." Ucap Adel.

"Huss.." Sambar lulu sambil menoleh pada Fiony. Gadis itu memang sangat terpukul ketika mendengar kabar sahabatnya menghilang, Dan di nyatakan telah mati. Orang yang selalu bertengkar dengannya, Tapi meski begitu, Dia tidak membenci Freya sedikitpun.

***

Freya Yang berniat mencari sesuatu sebagai Cendramata untuk orang tuanya, Tidak sengaja berpapasan dengan Orang-orang yang berasal dari masa lalunya di dalam Mall. Freya sedikit berdehem Dan melewati Mereka begitu saja. Tidak ada yang menyadari kalau Feni tersenyum Smirk pada Gadis itu.

"Ganteng banget.." Ucap Zee.

"Heh, Itu pacarnya Ci Shani." Ucap Olla.

Rombongan mereka kembali melanjutkan Jalan-jalannya. Freya keluar dari balik tembok, Menatap Punggung Teman-temannya Dari sana.

"Maaf.." Gumam Freya.

Sebelumnya Freya meminjam uang dari Shani, Untuk membeli Cendramata. Shani tentu tidak masalah dengan hal itu, Tapi Freya merasa tidak enak hati, Jika terus mengandalkan Shani dalam kebutuhan hidupnya. Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Freya segera keluar dari Mall tersebut, Sebelum ada orang Yang menyadari identitasnya.

***

Setelah membayar Taxi, Freya menatap rumah lamanya dari jalanan. Tidak ada yang berubah selama beberapa tahun ini. Tempat ini masih sama seperti dulu. Freya berharap kedua orang tuanya baik-baik saja. Dengan sebuah keyakinan, Freya memantapkan hati, Untuk menemui mereka.

Terdengar Seruan seorang pria dari dalam rumah, Ketika Freya membunyikan bel beberapa kali. Pintu rumah tersebut berderit, menampilkan Sosok pria Bijaksana yang sangat Freya rindukan.

'Papah..' Batinnya.

"Cari siapa ya?" Tanya Ayah Freya.

"Ma-maaf, Saya Ferrel. Saya Teman lama Freya." Ucap nya. Freya telah berlatih bagaimana merubah suaranya yang semula, menjadi sedikit lebih berat seperti seorang pria.

Ayah Freya terlihat Sendu, Ketika gadis itu menyebutkan tentang dirinya sendiri.

"Saya datang kesini, Untuk mengucapkan Belasungkawa. Selama beberapa tahun ini, Saya baru mengetahui kalau Freya telah meninggal." Ucapnya.

"Terimakasih, Silahkan masuk dulu." Pria itu mempersilahkan Freya Untuk masuk.

"Siapa pah?" Tidak lama, Ibunda Freya Turun dari lantai atas. Melihat kehadiran Ibundanya, Freya ingin menangis dan memeluknya saat itu juga. Tapi, Semuanya akan menjadi kacau Jika sampai mereka mengetahui identitasnya.

FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang