"asal usul terciptanya pusaka Jamus Kalimasada dimulai dengan nama seorang raja bernama Prabu Kalimantara dari Kerajaan Nusahantara yang menyerang kahyangan bersama para pembantunya, yaitu Sarotama dan Ardadedali. Dengan mengendarai Garuda Banatara, Kalimantara mengobrak-abrik tempat tinggal para dewa. Batara Guru raja kahyangan meminta bantuan Bambang Sakutrem dari pertapaan Sapta Arga untuk menumpas Kalimantara. Dengan menggunakan kesaktiannya, Sakutrem berhasil membunuh semua musuh para dewa tersebut. Jasad mereka berubah menjadi pusaka. Kalimantara berubah menjadi kitab bernama Jamus Kalimasada, Sarotama dan Ardadedali masing-masing menjadi panah, sedangkan Garuda Banatara menjadi payung bernama Tunggulnaga." Eyang Sapu jagad, Mulai bercerita. Demi membantu Gita menemukan Pusaka Jamus Kalimasada, Freya dan Shani, Kembali pergi ke Keraton merapi, Dan menanyakan hal tersebut pada Penatua di sana.
"Jadi pusaka tersebut memang ada Tiga?" Ucap Freya.
Eyang Sapu jagad mengangguk, "Benar Ratu, Sakutrem kemudian memungut ketiga pusaka tersebut dan mewariskannya secara turun-temurun, sampai kepada cicitnya yang bernama Resi Wiyasa atau Abiyasa. Ketika kelima cucu Abiyasa, yaitu para Pandawa membangun kerajaan baru bernama Amarta, pusaka-pusaka tersebut pun diwariskan kepada mereka sebagai pusaka yang dikeramatkan dalam istana. Di antara pusaka-pusaka Kerajaan Amarta, Jamus Kalimasada menempati peringkat utama. Kisah-kisah banyak yang bercerita tentang upaya musuh-musuh Pandawa untuk mencuri Kalimasada. Meskipun demikian pusaka keramat tersebut senantiasa kembali dapat direbut oleh Yudistira dan keempat adiknya." Jelas Eyang Sapu jagad.
"Lalu apa ada yang tau, Dimana Pusaka tersebut?" Tanya Freya.
"Kami tidak tau pasti ratu, Tapi Keraton merpati, Memiliki Catatan tentang Sang Hiyang Batara tunggal." Ucap Eyang Merapi.
"Siapa dia? Dan apa hubungannya dengan pusaka ini.?" Tanya Freya.
Eyang Merapi kemudian memberikan Sebuah Naskah Kuno pada Freya. Naskah tersebut di tulis dalam bahasa Jawa Kuno, Tapi Dengan Mudah Freya bisa membacanya.
"Itu adalah naskah Serat Kanda, Ratu. dikisahkan, penguasa kahyangan bernama Sang Hyang Batara Nurrasa memiliki dua orang putra bernama Sang Hyang Batara Tunggal dan Sang Hyang Batara Wenang/ Sang Hyang Asip Prono atau Sang Hyang Asip Rono. Karena Sang Hyang Tunggal berwajah jelek, maka takhta kahyangan pun diwariskan kepada Sang Hyang Wenang. Dari Sang Hyang Wenang kemudian diwariskan kepada putranya yang bernama Batara Guru. Sang Hyang Tunggal kemudian menjadi pengasuh para kesatria keturunan Batara Guru, dengan nama Semar." Jelas Eyang Merapi.
"Lalu?" Tanya Freya.
"Eyang Semar adalah sosok legendaris dalam kepercayaan Jawa. Dia adalah tokoh panakawan utama dalam legenda Jawa dan Sunda, dan dikisahkan sebagai penasihat Serta pengasuh para kesatria Yang tergabung dalam Mahabharata dan
Ramayana. Eyang Semar juga dikenal sebagai sesepuh Pandawa dan dedemit paling tua di Tanah Jawa.
Eyang Semar adalah sosok pria bertubuh pendek, gemuk, dan tidak menarik, dengan payudara agak besar dan bokong besar. Dia selalu tersenyum, tapi bermata sembab, dan wajahnya tua, tapi potongan rambutnya bergaya kuncung seperti anak kecil. Ia berkelamin laki-laki, tapi memiliki payudara seperti perempuan, sebagai simbol pria dan wanita."
KAMU SEDANG MEMBACA
FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )
Teen FictionBOOK KE 3 DARI SERI HOLDERS Setelah satu tahun, Sejak Shani dan Freya kembali Dari Antartika, Freya memutuskan untuk mengubah penampilannya menjadi seorang pria. hal tersebut bertujuan, agar tidak ada orang yang mengenalinya. Mengacu pada kabar yang...