"Cici mau kemana?" Tanya Freya, Ketika melihat Shani dengan setelan rapi.
"Aku mau pergi dulu sebentar, Untuk bertemu dengan penerbit. Nanti Sore aku ke sini lagi. Gak papah kan?"
Freya mengangguk, "mau ku antar?" Tanya Freya.
"Tidak usah, Sekalian aku mau cari tau tentang Mbak Sukma yang ada di Foto itu." Ucap Shani.
"Baiklah, Tapi berhati-hati lah. Mereka bukan orang biasa." Ucap Freya.
"Kamu juga, Kalau ada sesuatu di sini, Kamu hubungi aku." Freya mengangguk.
Setelah Shani pergi, Freya kembali memperhatikan Cermin antik di kamarnya. Dia sangat yakin Cermin tersebut merupakan sebuah portal. Dan bukan hanya satu. Untuk itu, Freya keluar dari kamar Dan berniat untuk berkeliling rumah kost. Tapi, Seseorang memanggilnya dari belakang.
"Permisi.." ucapnya.
Freya menoleh, dilihatnya seorang gadis mengenakan tank top hitam dan celana jeans pendek. Serta beberapa tato di tubuhnya. Rambut hitam diikat pony tail. Gadis tersebut menghampiri Freya dengan sedikit tersipu.
"Ada yang bisa kubantu?" Tanya Freya datar. Dia tau perempuan tersebut bukan orang baik, Ditambah dengan gambar kepala kambing yang menjadi tato di lengan kirinya.
"Gue Linda, penghuni lama kost ini." Ucap nya.
"Ferrel." Ucap Freya tanpa membalas uluran tangan Linda.
Linda menarik kembali tangannya, Ketika Freya Sama sekali tidak membalas. 'Dingin juga nih Cowok'.
"Ada yang bisa kubantu?" Tanya Freya sekali lagi.
"Iya, loh bisa benerin laptop gak? Laptop gue mati." Ucap Linda.
"Kenapa tidak membawanya untuk di servis?"
"Gue sih mau, tapi gak ada waktu. Ditambah tugas kuliah gue banyak banget." Ucapnya. "Tolong bantuin gue ya.." Linda mengalungkan lengannya pada Lengan Freya. Jika Shani ada di sana, Gadis bertato itu mungkin sudah mati.
"Aku sudah menikah, Dan tidak baik untuk masuk ke kamar wanita." Ucap Freya.
"Kan cuma mau benerin laptop doang, Gak ngapa-ngapain."
Freya tau gadis tersebut mencoba untuk menggodanya. Tapi rayuan murahan seperti itu, Tidak akan berefek apapun pada Freya.
"Baiklah, Dimana kamarmu?" Tanya Freya.
"Itu di sana." Linda menunjuk sebuah kamar yang jaraknya tiga kamar dari kamar Freya dan Shani.
Linda mempersilahkan Freya masuk dan menutup pintunya. Gadis tersebut tidak tau siapa yang ada di hadapannya saat ini. Freya memperhatikan kamar Linda. Penuh dengan Ornamen-ornamen anak band dan beberapa poster band barat. Serta anting anting yang di gantungkan. Tapi yang menarik perhatian freya, Adalah cermin di Tembok ruangan, Yang sama persis dengan cermin yang ada di kamarnya.
Satu lagi ternyata ada di sini.
"Ini laptop-nya.." ucap Linda.
"Kau yang membuat ini?" Tanya Freya memperhatikan anting-anting dan beberapa gelang yang terbuat dari pernak-pernik kerang.
"Iya, Loh mau?" Tanyanya.
"Boleh, Aku Pikir ini akan bagus untuk istriku." Linda berdecak kecil, Namun pendengaran Freya yang tajam masih bisa mendengarnya.
Pelakor kecil sepertimu tidak membuatku tertarik. Batin Freya.
Freya kemudian mulai memeriksa Laptop Linda yang dia bilang rusak. Hanya masalah kecil, Freya bisa dengan mudah memperbaikinya. Selama Freya memperbaiki laptop tersebut, Dia tau kalau Linda selalu memperhatikannya sembari tersenyum. Manik mata Freya Tidak sengaja, Melihat sebuah kertas undangan berwarna hitam dengan Simbol Satanic. Dan kalau di perhatikan lebih detail, Ornamen di kamar ini, Berkaitan dengan hal berbau Illuminati.
Dia salah satunya.. batin Freya.
Butuh waktu 30 menit untuk Freya memperbaiki laptop itu. Setelah selesai Freya berpamitan untuk keluar. Tapi nampaknya, Linda Memiliki kesempatan untuk membujuk gadis itu. Ketika Freya hendak pergi, Linda memeluknya dari belakang.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Freya datar.
"Istri kamu kan gak ada, Kenapa kamu nggak temenin aku aja di sini." Ucapnya.
"Kau ingin menjadi seorang Pelakor?"
"Kalau sama kamu, Rasanya gak masalah." Ucapnya.
Freya tersenyum Smirk, kesempatannya datang Sekarang.
"Baiklah, Jika itu yang kau inginkan."
Freya berbalik dan mendorong Linda ke atas ranjang. "Bermainlah dengan pelan." Ucap Linda sembari sedikit mengendurkan tank top-nya.
Freya kemudian menindih tubuh Linda dan mengurungnya di bawah tubuhnya.
"Panas banget ya.." Linda sengaja melepaskan sebelah tank topnya agar Freya bisa sedikit melihat payudaranya. Tapi Freya Malah mendekatkan wajahnya. Linda berfikir, Freya pasti akan mencium bibirnya, Tapi Freya malah mendekatkan wajahnya ke telinga Linda dan membisikkan sesuatu.
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno
Ojo tangi nggonmu guling
Awas jo ngetoro
Aku lagi bang wingo wingo
Jin setan kang tak utusi
Dadyo sebarang
Wojo lelayu sebetSelama Freya menyenandungkan tembang tersebut, Mata Linda membulat secara spontan. Gambaran mengerikan dan bayangan kematian yang sadis, Terpatri di benaknya. Gadis Sexi tersebut tidak kuat dengan Gambaran yang tersaji selama Freya menyenandungkan Tembang terlarang itu. Dan ketika Freya selesai, Gadis itu Langsung pingsan. Freya bangun dengan kepuasan Luar biasa. Dia melihat Tubuh Linda terbaring tidak sadarkan diri, kemudian menoleh pada Cermin antik yang ada di sana.
Aku yakin masih ada yang lainnya.
Freya kemudian keluar dari kamar tersebut, Tanpa mempedulikan Linda yang masih terkapar. Sebelum itu, Freya mengambil beberapa gelang yang akan dia berikan untuk Shani. Dia menganggap itu bukan mencuri, Melainkan kompensasi dari perbaikan laptop.
Freya menuruni tangga, Dan pintu lantai dua yang terkunci itu, Kembali menyita perhatiannya. Sebenarnya apa yang memanggil dirinya dari balik pintu itu.
"Kenapa kamu sangat tertarik dengan pintu ini?" Tanya Mbak Putri yang baru datang entah dari mana.
"Entahlah." Ucap Freya.
"Tadi Mbak lihat istri kamu keluar."
"Dia ada urusan." Ucap Freya.
"Dulu tempat ini, Adalah Mes dari pabrik batik yang terbakar." Ucap Mbak Putri.
"Selain Mbak Sukma, Siapa lagi pemilik tempat ini?" Tanya Freya.
"Sebenarnya Mbak Sukma itu adalah anggota keluarga Atmojo. Dan nama aslinya adalah Sri Sukma Atmojo." Ucap Mbak Putri.
Atmojo? Aku merasa tidak asing dengan nama itu.
"Kamu jangan nekat Membuka pintu ini ya.." Ucap Mbak Putri sebelum beranjak pergi. Freya mengangguk. Dia kemudian kembali ke kamarnya untuk mengingat, Apakah dia mengenal keluarga Atmojo.
Di lorong menuju kamarnya, Freya kembali berpapasan dengan Linda. Gadis tersebut tampak linglung, Seperti baru saja terbangun dari tidurnya. Linda kemudian Menoleh pada Freya, Tapi gadis itu Terlihat ketakutan dan berlari kembali ke kamarnya, Sambil menutup pintu dengan keras. Freya menanggapinya dengan senyum Smirk, Sebelum masuk ke kamarnya.
Atmojo...Atmojo..
Freya Terus menggumamkan nama tersebut di dalam hatinya. Lalu kemudian, Dia mendapatkan sebuah ingatan yang sudah lama sekali. Kakeknya pernah bercerita, Kalau Atmojo bukanlah sebuah keluarga, Melainkan, penganut aliran ilmu sesat jaman dulu. Dan Mereka turut pula ikut andil, Dalam perebutan Wangsit yang sekarang di miliki oleh Freya. Sebelum berpulang, Freya ingat kakeknya pernah berpesan, Jika Suatu saat dia bertemu dengan siapapun dari keluarga Atmojo, Maka dia harus berhati-hati.
Jadi begitu...
KAMU SEDANG MEMBACA
FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )
Teen FictionBOOK KE 3 DARI SERI HOLDERS Setelah satu tahun, Sejak Shani dan Freya kembali Dari Antartika, Freya memutuskan untuk mengubah penampilannya menjadi seorang pria. hal tersebut bertujuan, agar tidak ada orang yang mengenalinya. Mengacu pada kabar yang...