Chapter 70 : Urban Legend yang Nyata

429 72 3
                                    

Siapa yang tidak memiliki keinginan, Ketika Pertama kali membuka mata pada pagi hari yang indah, Pandangan pertama yang terlihat, Adalah orang terkasih yang tengah tersenyum hangat. Hal tersebut yang di alami oleh Shani. Mengingat Apa yang telah dia dan Freya lakukan tadi malam, Hingga membuat dirinya lemas dan jatuh Pingsan.

"Pagi.." Ucap Freya Lembut.

"Pagi sayang.." Balas Shani.

"Hati-hati di sana.." Ucap Freya.

Shani mengangguk Lembut. Ini bukan pertama kalinya, Shani berpetualang ketempat yang sangat jauh. Perjalanannya di Antartika, Telah memberi Shani banyak pelajaran dan pengalaman berharga. Dan lebih mengenal tentang seluk-beluk Semesta yang tidak pernah dia jangkau sebelumnya.

"Aku akan pulang secepatnya, Jaga diri kamu.." Ucap Shani.

Kini giliran Freya yang mengangguk, Freya mendekatkan wajahnya dan mulai memberikan sebuah lumatan Lembut pada Bibir Shani.

"Aku akan membuat sarapan sebelum kamu berangkat." Freya bangun dan beranjak, Lalu keluar kamar menuju dapur. Shani tau, Kalau Freya masih tidak rela untuk melepaskannya Pergi. Tapi dia tidak memiliki pilihan lain, Jika dia tidak melakukan ini, Semua perjuangan mereka selama ini akan sia-sia. Ditambah dengan munculnya musuh baru yang lebih kuat dari 7 pangeran Neraka.

Retakan Ruang yang muncul di ruang tamu, Tidak membuat Freya terkejut. Dia tidak memperdulikan hal tersebut, Karena Dia sudah tau siapa yang datang. Ningen Terbang berputar-putar setelah keluar dari Retakan ruang bersama Feni. Mahluk Berbulu tersebut, Terbang menghampiri Freya yang tengah memasak. Berputar-putar di sekelilingnya.

"Kau lapar, Mahluk kecil?" Tanya Freya.

Ningen mengangguk Lucu, Freya memberikan sebuah Apel yang dia ambil dari kulkas. Dengan rakus, Ningen melahap apel tersebut dengan satu suapan.

"Ci Shani mana?" Tanya Feni.

"Ada di kamar Mandi.." Ucap Freya.

"Maaf, Aku tidak bermaksud memisahkanmu dengan Ci Shani. Tapi Mata tertinggi tidak akan Bisa muncul jika Bukan orang yang Tepat." Ucap Feni.

"Aku mengerti, Tidak perlu menyalahkan diri kak Feni." Ucap Freya. "Bagaimana dengan Andela Dan kak Gita?"

"Andela sudah memulai Meditasi Untuk mencapai Tingkatan Mata tertinggi, Dan Gita telah pergi ke Ujung Kalimantan, Karena di sanalah Kota Saranjana berada." Ucap Feni.

"Setelah mengantar Ci Shani ke bandara, Aku akan menyusul ke Keraton merapi." Ucap Freya.

Feni mengangguk, "Selama kalian Sibuk mencapai Mata Tertinggi, Aku dan Eye Lost yang akan mengawasi situasi." Ucap Feni.

Pintu kamar Berderit, Shani sudah siap dengan setelan lengkap. Melihat hal tersebut, Ningen Dengan segera melesat dan berputar-putar riang di sekitar Shani. "Kau mau ikut denganku lagi?" Tanya Shani. Ningen Dengan Senang mengangguk-anggukkan kepala mungilnya.

"Aku titip dia pada Ci Shani, Sebenarnya aku tidak mengijinkannya untuk ikut. Tapi Cici Tau sendiri bagaimana manjanya dia." Ucap Feni.

"Tenang saja, Kami pernah berpetualang berdua. Dan kali ini, Kita akan melakukannya lagi." Ucap Shani.

"Kita sarapan dulu, Sebelum Cici Ke bandara." Ucap Freya.

***

Gita yang telah tiba di desa Oka-oka, Mulai mencari Informasi dari Warga setempat, Mengenai pintu masuk menuju Kota Saranjana. Gita memperkenalkan dirinya sebagai Wisatawan yang tertarik dengan hal-hal berbau Spiritual.

Secara tidak sengaja, Gita di pertemukan dengan Gusti Gina, kreator konten asal Banjarbaru. Rupanya Gina Pernah mengalami Kejadian Astral Mengenai Kota Gaib yang tengah di tuju Oleh Gita. Menurut Gina, di Kalimantan Selatan terdapat dua kota dan 11 kabupaten. Saranjana terletak di Kabupaten Kotabaru. Ibu kota kabupaten ini berada di Pulau Laut Kelautan, yang dihuni penduduk dari berbagai etnis, seperti Dayak, Banjar, Bugis, dan Mandar.

"Jadi kebanyakan penduduk meyakini bahwa di pulau ini ada dua dimensi, sama Kota Saranjana tadi,” Ucap Gina.

Gita mendengarkan dengan seksama Layaknya seorang teman lama.

Lantas Gina menceritakan kejadian horor yang dialaminya ketika datang ke Kotabaru sebagai duta pariwisata Nanang Galuh Banjar (putra-putri Banjar) dalam Festival Budaya Saijaaan Tahun lalu. Jarak tempuh dari Banjarbaru ke Kotabaru adalah 9 jam melalui jalur darat dan 1 jam menyeberang ke Pulau Laut. Semua duta wisata dari seluruh kabupaten dan kota se-Kalimantan Selatan datang saat itu.

Gina mengakui kalau Gadis ini awalnya skeptis soal keberadaan kota gaib Saranjana. Dia menganggap kota mistis itu sebagai urban legend atau cerita rakyat belaka. Bahkan dia dan teman-temannya sempat menertawakan temannya yang asli Kotabaru saat menceritakan Saranjana. Tapi, setelah dua hari menginap di sebuah hotel Pulau Laut Kelautan, pandangan skeptisnya berubah.

Dia dan kawan-kawannya sempat diajak orang lokal mengunjungi air terjun di sebuah hutan. Setelah malam tiba, mereka pulang ke hotel. Tiba-tiba di kamar hotel Gina melihat sesosok perempuan berbaju hitam dengan terusan rok putih.

"Bentuknya solid, kayak benar-benar manusia. Bukan transparan atau sekelebat. Emang cewek," Ujarnya sambil mengingat-ingat.

"Apa yang dia lakukan setelah itu?" Tanya Gita.

Gina menggeleng, Saat itu dia kabur menuju kamar teman-temannya dan terus diikuti sosok perempuan berbaju hitam dan rok putih. Gina yang ketakutan membaca doa dan pingsan. Keesokan harinya, teman-temannya cerita bahwa sebenarnya mereka tengah menonton televisi bersama. Tiba-tiba mereka melihat Gina tidur ketakutan, lalu sebentar menangis dan tertawa. Hal itu terjadi mulai dari pukul 24.00 hingga azan Subuh berkumandang.

"Aku kemudian Berfikir, Aku kemarin halu-kah? Beneran-kah? Tapi riil, memang kenyataan. Nggak pernah sampai aku nggak kontrol diri aku. Itu pertama kali. Makanya aku bingung fenomena apa yang terjadi di tubuh aku," imbuh Gina.

"Apa Efeknya masih terjadi sampai sekarang?" Tanya Gita.

"Tidak, Aku baik-baik saja sekarang." Ucap Gina.

Gita mengangguk-angguk mengerti. Dia mendengarkan dengan seksama Kisah yang di ceritakan oleh Gina. Setelah itu, Dia Berpamitan pada Teman yang baru di kenalnya tersebut. Gita telah mendapatkan Kesimpulan Untuk Bisa masuk kedalam Kota gaib tersebut.

Gita menginap Di Hotel yang pernah di Tempati Oleh Guna sebelumnya. Dia sengaja memilih Hotel ini, Untuk membuktikan, Apakah Hotel ini memang terkait dengan Kita gaib tersebut atau tidak.

***

Menjelang malam, Gita yang tengah tertidur, Merasakan sebuah energi yang berjalan di luar kamarnya. Gita perlahan Beranjak dari ranjang, membuka secara pelan Kamar Hotelnya. Gita menoleh ke kiri tidak ada orang, Tapi Sekelebat Bayangan Seorang pria mengenakan Pakaian adat tidak sengaja terlihat oleh Gita, Ketika dia Menoleh ke arah kanan.

Dengan pelan tapi pasti, Gita mengikuti Pria tersebut dari belakang. Tampak seperti pria biasa dengan pakaian adat. Pria tersebut berjalan menunduk membelakangi Gita. Dan, setelah Dia mengikuti pria tersebut, Gita tiba di sebuah dermaga yang gelap. Tidak ada penerangan di dermaga tersebut. Tapi Gita bisa melihat dengan jelas, Kalau pria yang dia ikuti, Berdiri di ujung dermaga, Menatap Nun jauh ke ujung Lautan.
Kepala Gita tiba-tiba berkunang-kunang saat pria tersebut berbalik ke arahnya. Pandangannya tiba-tiba mengabur, lalu tidak lama, Gita jatuh Pingsan.



FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang