Chapter 22 : Aria Fenithriana, Pertemuan Tiga Holders

410 75 15
                                    

"Menurutmu, Holders Pertama itu seperti apa?" Tanya Shani.

"Entahlah, Dia mungkin sama seperti kita." Jawab Freya.

Shani mengamati peta yang di tampilkan oleh bola kecil pemberian Dari eye Lost. Mereka telah keluar dari wilayah Jakarta. Tidak ada hambatan yang terjadi, Kecuali semakin jauh mereka pergi, Semakin Sepi suasananya. Dan Hutan kian lebat. Tepat sehari mereka berkendara, Akhirnya Shani dan Freya Tiba di sebuah hutan rimba, Yang nampaknya tidak pernah di sentuh oleh manusia. Pepohonan besar dan akar-akarnya yang merambat, membuat Suasana di dalam hutan sangat gelap. Ditambah Malam sebentar lagi akan menjelang.
Berbekal senter yang mereka bawa, Shani dan Freya menyusuri jalan setapak, masuk kedalam hutan.

"Frey? Apa benar alamatnya di sini?" Tanya Shani.

"Menurut Koordinat pada bola kecil ini, Memang di sini Tempatnya." Ucap Freya.

Mereka terus berjalan, Hingga menemukan Sebuah sungai berwarna cerah kebiruan. Malam telah datang, dengan pantulan sinar bulan yang cerah. Freya dan Shani memutuskan untuk Beristirahat sejenak di dekat Sungai. Ribuan kupu-kupu, Maupun Kunang-kunang, Terbang hilir mudik di sekitar Sungai. Situasi romantis tersebut, Dimanfaatkan Dengan baik oleh Shani. Dia mendekati Freya dan duduk di sampingnya. Melingkarkan lengannya pada Lengan Freya. Freya sendiri nampaknya tidak masalah dengan hal tersebut.

"Dingin?" Ucap Freya.

Shani mengangguk, Padahal Dia telah memakai jaket yang tebal. Freya melepaskan jaketnya, Dan menyelimuti Shani dengan jaket miliknya.

"Nanti kamu kedinginan." Ucap Shani.

Freya menggeleng, "Tidak masalah." Ucapnya.

Shani tersipu hangat, Gadis ayu tersebut Semakin mendekatkan diri di dalam dekapan Freya.

"Kira-kira masih jauh gak sih, Kenapa Eye Lost tidak mengantar kita Saja." Gumam Shani.

"Dia mungkin sedang menunggu kita, bersama tuannnya." Ucap Freya.

"Aku sedikit mempercayainya karena dia pernah menyelamatkanku." Ucap Shani.

"Itu bisa menjadi sebuah Alasan. Yang terpenting, Selama ini Dia tidak pernah mempersulit kita." Ucap Freya.

"Aku hanya pernah melihat Sosok Holders pertama, hanya di belakangnya saja. Aku tidak tau wajahnya seperti apa." Ucap Shani.

"Masih berpikir kalau Kak Feni orangnya?" Tanya Freya.

Shani menggeleng, "Diakan Anaknya Hiperaktif, Gak mungkin jadi seorang Holders." Ucap Shani.

"Tapi dia lebih dewasa daripada Ci Gre." Ucap Freya.

"Memang, Itulah kenapa aku menitipkan Gracia Padanya. Tapi ngomong-ngomong, Gracia kayaknya Suka sama kamu." Ucap Shani.

"Begitukah?" Tanya Freya.

"Aku gak tau sejak kapan, Awalnya aku melihat Gracia tidak suka dengan kamu, Karena dekat sama aku. Tapi ketika aku melihatnya lagi, Waktu proses pemotretan, Dia membahas sesuatu seperti orang ketiga dalam hubungan kita." Ucap Shani.

"Biarkan Saja, Itu hak dia." Ucap Freya.

"Kamu sih, Cewek Kok ganteng banget." Ucap Shani.

"Jangan salahkan aku, Tuhan yang menciptakanku seperti ini." Balas Freya.

"Kamu sendiri bagaimana?" Tanya Shani.

"Bagaimana apanya?" Kembali Freya bertanya.

"Ih, Tentang perasaan kamu sama Gracia?" Tanya Shani kesal.

"Tidak ada, Aku tidak memiliki perasaan apapun padanya." Ucap Freya Santai.

"Kalau sama aku?" Shani berkedip menggoda.

Freya menatap Shani sebentar sebelum mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Tidak juga." Ucapnya datar.

Shani mencebik kesal, dasar manusia es, Untung ganteng!

Freya sekilas melihat sebuah pantulan Cahaya, Dari dalam air terjun kecil, di hadapan mereka. Freya mendapatkan petunjuk, kemana mereka harus pergi. Gadis itu bangun dan mengulurkan tangannya pada Shani.

"Ayo, Kita berangkat."

Shani masih manyun, Sembari melipat lengannya. "Ada apa? Nanti terlalu malam." Ucap Freya. Dia tidak sadar, Kalau penyebab Shani cemberut adalah dirinya sendiri.

"Gak mau.." Tolak Shani.

Freya menghela Nafas, "Mau berangkat atau ku cium dan ku tarik paksa." Ucap Freya.

"Is! Cium terus, Tanggung jawab nggak." Shani masih marah, Tapi dia menerima uluran tangan Freya dan berdiri. Freya hanya menggeleng, Dan menarik Shani ke arah air terjun.

"Kita ngapain ke air terjun, Mandi?" Tanya Shani.

"Tidak, Jalannya ada di sini." Ucap Freya.

"Hah?" Shani menoleh ke kiri dan kanan, Memang tidak ada jalan lain yang terlihat di sekitar hutan. Tapi apa benar ada jalan di balik air terjun?

Freya dengan yakin menarik Shani masuk kedalam, Mereka kebasahan Setelah melewati air terjun, Dan tiba di baliknya. Sebuah gua dengan lorong panjang yang mengarah ke satu titik.

"Keren." Gumam Shani.

Freya dan Shani berjalan berdampingan. Lorong tersebut nampaknya sengaja di buat oleh manusia, Bukan secara alami terbentuk oleh alam. Di ketahui dari tekstur bebatuan yang telah di ukir, Layaknya lorong-lorong kerajaan. Lorong tersebut memiliki satu arah saja, Dan tidak bercabang. Tapi semakin dalam mereka masuk, Cahaya keunguan Semakin terang. Ketika Cahaya Silau tersebut menghilangkan, Freya dan Shani telah keluar dari gua, Dan terkejut, ketika menemukan sebuah Padang Violet Yang indah.

Pada malam Hari, Padang Violet tersebut, Nampak bercahaya akibat pantulan dari sinar bulan. "Sangat Cantik." Ucap Shani.

"Sepertinya Holders pertama ini, Sangat tau cara menyambut tamu." Ucap Freya. Kedua gadis itu berjalan beriringan, Menelusuri jalan setapak di tengah Padang Violet. Sedari tadi, Shani tidak berhenti Untuk kagum akan keindahan alam yang ada di sini. Jika saja bukan di situasi seperti ini, Dia ingin berfoto bersama Freya sebagai kenangan terindah.

"Mau berfoto bersama?" Ucap Freya. Shani sedikit Speechless, Freya tau apa yang dia pikirkan?

Shani mengangguk Semangat, Freya mengambil kamera yang dia simpan di dalam Greed, Dia mengarahkan kamera tersebut pada mereka berdua. Shani mendapatkan sebuah kesempatan yang menurutnya tidak akan datang dia kali. Ketika Freya tengah Fokus mengarahkan kameranya, Shani dengan sigap memeluk Freya Sembari mencium pipinya, Tepat Sebelum Shutter berbunyi. Sebuah Foto Yang indah.

***

"Jadi itu? Kastil keabadian?" Setelah Freya dan Shani sampai di ujung Padang Violet, mereka melihat sebuah bangunan megah, Yang di kelilingi oleh pohon sakura yang berbaris rapi, Membentuk sebuah jalan. Di sekelilingnya, Terdapat Bentangan Pada Bunga warna Warni yang luas.
Eye Lost telah menunggu mereka di tengah jalan.

"Selamat malam, Nona Aria telah menunggu kalian." Ucap Eye Lost.

Shani dan Freya saling menatap. Eye Lost kemudian mengantarkan mereka masuk kedalam Kastil yang megah. Penuh dengan pernak-pernik yang terbuat dari kristal. Kastil tersebut layaknya sebuah rumah Sultan yang megah. Furniture Cantik dan Indah, Yang Tidak pernah Freya atau Shani lihat di manapun. Eye Lost meminta mereka untuk menunggu sambil beristirahat di ruang tamu.

"Aku tidak pernah datang ketempat seindah ini Frey?" Ucap Shani.

"Dia memiliki selera yang bagus." Ucap Freya.

Tidak lama Eye Lost datang kembali bersama seorang perempuan dengan rambut berwarna keemasan. Perempuan tersebut memakai sebuah Topeng Putih, Jadi baik Freya maupun Shani, Tidak mengetahui wajah asli perempuan tersebut.

"Selamat malam, Holders ke Seratus, Freyanashifa, Dan Holders Ke Seratus Satu, Shani Indira. Namaku Aria Fenithriana, Holders pertama."

FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang