Chapter 53 : Teman Tapi Posesif

564 87 14
                                    

Freya Menoleh pada Jam dinding, Waktu telah menunjukan pukul 8 malam.

Sepertinya Ci Shani dan Kak Gita, Tidak akan pulang lebih Cepat. Semoga saja tidak ada masalah.

Freya menyadari dia Belum makan malam, Biasanya Shani yang selalu mengingatkannya Untuk makan malam. Freya melihat di dalam kulkas, Masih banyak daging dan Sayuran yang tersimpan. Freya menimbang-nimbang makanan apa yang akan ia masak. Tidak lama, Pintu kamarnya terdengar berderit. Dari sana, Andela baru keluar dengan keadaan Linglung, Layaknya orang baru bangun tidur.

"Sudah bangun?" Ucap Freya yang tengah memotong Sayuran.

Andela mengangguk, "Terimakasih Untuk sebelumnya." Ucap Andela.

"Tidak masalah.." Balas Freya.

Andela menghampiri Freya dan Memeluknya erat dari belakang. Freya menghentikan kegiatannya, Lalu menoleh pada Andela.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Freya.

"Aku ingin memelukmu sebentar saja, Mumpung Shani tidak ada." Ucapnya sambil tersenyum.

"Kalau dia ada, apa kau akan berani memeluku?" Tanya Freya.

"Kenapa tidak, Asal kamu tau, Shani itu sangat Lucu ketika dia kesal. Dia layaknya anak kucing yang imut." Ucap Andela.

"Aku setuju dengan itu.." Ucap Freya.
"Lepaskan aku, jika dia pulang, Akan menjadi masalah.." Ucap Freya.

"Kau takut dengannya? Padahal kalian tidak ada hubungan. Kalian juga sama-sama perempuan." Ucap Andela.

"Kau tidak akan mengerti, Jika dia marah, Aku Takut apartemen ini akan rubuh." Ucap Freya.

Andela tertawa ringan, "Dia sehebat itu? Aku penasaran untuk melihatnya." Ucap Andela. "Kenapa kamu gak jadi pacar aku aja?" Tukas Andela.

"Kau sudah menikah dan punya anak." Ucap Freya.

"Jadi, Jika aku belum menikah dan punya anak, kamu mau jadi pacarku?" Ucap Andela.

"Tidak.." Ucap Freya datar. Dia tidak memperdulikan Andela Yang memeluknya erat. Dia melanjutkan kegiatannya memotong Sayuran.

"Kenapa Nolak? Aku kurang Cantik?" Tanya Andela.

"Kau tau, Ci Shani saja yang setiap hari bersamaku, selalu Ku tolak, Apalagi kau yang baru ku kenal beberapa jam." Ucap Freya.

Andela terkekeh, "Kau berdosa sekali, Menolak si Paling sempurna." Ucapnya. "Bagaimana ekspresinya saat kau tolak, Apakah Lucu?"

"Sangat..." Ucap Freya.

"Aku sangat ingin melihatnya." Ucap Andela.

"Ngomong-ngomong, Aku akan membantumu mencari Buku Pandora, Tapi dengan Satu syarat." Ucap Freya.

"Apa itu?" Tanya Andela.

"Kau harus menjadi sekutu kami, Melawan 7 pangeran Neraka, Di perang yang akan datang." Ucap Freya.

"Musuhmu, Adalah musuhku Juga.." Ucap Andela.

Andela kemudian Menoleh pada arloji di tangannya. "Aku harus pergi, aku akan mengabarimu lagi nanti." Ucap Andela.

"Kau tidak ingin makan malam dulu?" Tanya Freya.

"Tidak terimakasih tawarannya." Ucap Andela.

Dalam sekejap mata, Freya berhasil di buat terpaku, Saat Andela sontak Mencium Sudut Bibirnya.
"Dah, Handsome Girls.." Ucapnya, Lalu melangkah Pergi.

Freya menghela nafas, Padahal dia juga seorang perempuan, Tapi Kenapa Mereka sangat Liar seperti itu. Apa dia memang setampan itu sebagai seorang Wanita? Freya jadi ingin melakukan operasi plastik.

Satu jam Setelah Andela pergi, Pintu apartemen Terbuka, menampilkan Shani yang baru saja pulang.
"Hai, Aku pulang.." Ucapnya riang.

"Bagaimana?" Tanya Freya.

"Semuanya lancar, Gita berhasil mendapatkan Jamus Kalimasada, Meski sedikit Kesulitan. Dan aku Juga berhasil mendapatkan Obyek Yang lain." Ucap Shani.

"Baguslah, Cici sudah makan?" Tanya Freya.

Shani tidak menjawab, Tapi malah memperhatikan wajah Freya.

"Kenapa?" Tanya Freya.

Shani Menatap Sinis pada Freya, "Siapa yang mencium kamu?" Tanya Shani tajam.

"Hah? A-aku..." Freya Bingung harus berkata apa.

"Di Sudut bibir kamu ada bekas Lipstik dari seseorang, Siapa yang udah nyium kamu? Hah!?" Shani semakin tajam menginterogasi.

Andela sialan!! Batin Freya.

"Jawab gak!!?" Bentak Shani.

"I-iya, Tadi itu.. Andela yang..."

"FREYA JAHAT!!" Shani berlari ke kamarnya sembari menangis.

"Ci, Tunggu dulu!" Shani tidak mendengarkannya. Dia membanting Pintu kamar dengan keras.

"Ya ampun, Inilah yang ku khawatirkan jika dia marah.." Gumam Freya. Dia kemudian mengejar Shani ke kamarnya. Beruntung Shani tidak mengunci Pintunya. Freya membuka pintu kamar dengan pelan. Dia melihat Shani berada di dalam selimut Sembari terisak. Freya menghampiri Shani pelan dan duduk di samping ranjang.

"Ci, Dengerin aku dulu.." Ucap Freya. Dia berniat menyingkap selimut, Tapi Shani menahannya.

"Pergi sana!!" seru Shani dari dalam selimut.

"Ci, Aku bisa jelaskan.." Ucap Freya.

Shani tidak menjawab, Malah semakin terisak.

"Ci, Lihat aku dulu..." Ucap Freya.

Freya kembali berniat menyingkap selimut, Tapi tetap Shani menahannya. Jadilah perebutan selimut terjadi.
"Gak mau!! Freya jahat!! Freya selingkuh!!" Ronta Shani dari dalam.

Padahal kita tidak ada Hubungan. Batin Freya.

"Aku bisa dengar kamu Ngomong di dalam hati ya. Aku gak peduli kamu mau anggap aku Childish sekalipun, Aku tau Kita gak ada hubungan, Tapi aku sayang sama kamu, Aku cinta sama kamu, Aku gak suka ada orang yang ngambil kamu.." Seru Shani Sembari menangis.

Freya tersenyum tipis, Melihat Tingkah kekanakan Shani. Sangat lucu. Batin Freya.

"Aku emang lucu.." Ucap Shani.

"Jawab aja lagi.." Gumam Freya.

"Ci Lihat aku dulu.." Ucap Freya.

"Gak! Gak mau.." Karena Shani sangat susah di ajak Kompromi, Freya terpaksa menyingkap selimut dengan paksa. Terlihat Shani yang meringkuk sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Ci.." Freya membuka kedua tangan Shani Dengan lembut. Shani sempat menolak, Tapi akhirnya dia membiarkan Freya melihat wajahnya yang sembap. Freya dengan lembut menghapus air mata di wajah Shani.

"Ngapain aja sama Andela, Kamu mau jadi perusak hubungan Orang.." Ketus Shani.

Freya menggeleng, "Dia duluan yang menciumku. Cici tau aku orangnya seperti apa kan." Ucap Freya sembari tersenyum.

Sejak awal Shani memang tau, Tapi karena dia kesal dengan Noda Lipstik di wajah Freya, Shani jadi lupa kalau Freya sama sekali tidak bersalah.

"Jangan nangis lagi ya..." Ucap Freya lembut. Shani mengangguk lucu sembari cemberut.

"Sini wajah kamu.." Ucap Shani.

"Mau apa?" Tanya Freya.

"Sini!" Paksa Shani.

Freya mendekatkan wajahnya, Shani segera membalik posisi dengan mengurung Freya di bawahnya. Dia Dengan Cepat menempelkan Bibirnya pada Sudut bibir Freya.
"Bekas Andela udah aku hapus, awas aja kalau kamu hapus bekas aku." Ucap Shani tajam.

"Posesif ya.." Ucap Freya.

"Bodo." Ketus Shani. Dia menciumi wajah Freya dengan puas. Malam itu, Mereka habiskan dengan kegiatan yang hanya mereka yang tau. Perlahan-lahan, Freya mulai menyadari, Kalau Kata 'Cinta' Tidak bisa terhalang oleh Gender. Dia mulai merasakan kehangatan dari Setiap perlakuan Shani. Perlahan, Namun semakin jelas. Hingga akhirnya, Apakah Freya dapat menyakinkan hatinya, Untuk melabuhkan pilihan pada Shani, Dan melupakan Niatnya Untuk membangkitkan William?

FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang