Pada malam harinya, Shani sudah tertidur dengan lelap. Namun, Freya masih terjaga sambil bermain handphone di samping Shani. Gadis tersebut kemudian Menoleh pada Cermin di sisi kiri tembok. Freya bangun dan menghampiri Cermin tersebut. Menempelkan tangannya pada kaca cermin.
Apa maksud dari sensasi ini? Apa hubungannya cermin ini denganku? Aku tidak yakin ini berkaitan dengan garis Holders yang kumiliki. Tapi, Aku merasa ikatan ini berkaitan dengan darah biru yang kumiliki.
Freya menjauhi Cermin tersebut, Lalu menghampiri Kursi di pojok Ruangan. Dia membalik kursi tersebut tepat menghadap ke tembok. Setelah itu, Freya keluar kamar secara perlahan. Dia takut membangunkan Shani yang terlelap.
Suasana di Kost ini sangat gelap ketika malam. Untuk menghemat anggaran, Semua listrik di matikan ketika Sudah malam. Hanya ada beberapa penerangan minim yang Freya lihat, Termasuk dari Cahaya rembulan. Kamar Freya dan Shani berada di lantai tiga, tepat di dekat ujung lorong, Jadi Ketika Freya ingin turun, Dia harus melewati tangga. Dan Sebuah ruangan yang terkunci menyita perhatiannya. Di dekat ruangan tersebut, Terdapat meja kecil dan beberapa piring berisi buah-buahan dan beberapa bunga melati. Sangat mirip dengan sesajen.
Freya berniat Membuka paksa Pintu ruangan tersebut, Tapi Sebuah tepukan di pundaknya Menyita perhatiannya. Ketika dia melihat, Sosok Mbak Putri berada di belakangnya. "Kamu Sedang apa?"
"Tidak, Saya hanya ingin ke toilet." Ucap Freya, Kemudian dia menoleh pada Pintu yang terkunci tersebut.
"Pintu lantai dua ini sudah lama di kunci oleh yang punya rumah, Jadi kamu jangan Coba-coba masuk." Ucap Mbak Putri.
"Kenapa di kunci?" Tanya Freya.
"Saya Tidak tau, Itu privasi yang punya. Wong saya Cuma di suruh jaga saja." Ucap Mbak Putri kemudian berlalu.
Freya merasa sesuatu di balik ruangan ini memanggilnya. Mungkin dia harus mencari cara untuk masuk tanpa di ketahui. Freya kembali ke kamarnya, Dan menemukan sekumpulan kecil rambut Putih panjang Di kursi yang dia balik sebelumnya.
Sesuai dugaanku
Freya kembali membalik kursi tersebut menjadi normal, Kemudian dia beranjak naik ke ranjang dan tidur di samping Shani. Shani entah secara sadar atau tidak, mendekatkan dirinya pada Freya. Freya yang peka, Memeluk Shani dan membawa kedalam dekapannya.
Setelah kedua gadis tersebut tertidur lelap, Sosok wanita berambut putih panjang dengan tubuh setengah kuda, Dan wajah yang menyeramkan, Merangkak dari luar jendela yang Terbuka dengan sendirinya. Lalu sosok tersebut masuk kedalam Cermin dan menghilang.
Keesokan harinya, Shani yang lebih dulu bangun, Dan yang pertama kali dia lihat adalah wajah manis nan tampan Freya yang masih terlelap di hadapannya. Shani baru menyadari, Kalau ternyata dirinya Tertidur di pelukan Freya semalaman. Andai saja mereka berbeda Gender, Pasti sekarang mereka Telah menikah dan hidup sebagai pasangan. Shani dengan jahil meniup wajah Freya Sampai gadis tersebut mengerjap dan terbangun secara perlahan.
"Pagi.." Ucap Shani. Disertai senyuman manis dari sang bidadari.
"Pagi Juga Ci." Ucap Freya balas tersenyum.
"Siapa yang semalam tidurnya meluk aku, Hayoh ngaku." Shani mencubit-cubit pipi Freya pelan.
"Cici yang duluan mepetin aku." Ucap Freya.
"Kata siapa, Nggak perasaan. Kamu aja kali yang mau modus." Ucap Shani.
Freya tersenyum sebagai balasannya. Berdebat hal konyol dengan Shani di pagi hari, Tidak akan ada gunanya. Freya kemudian menoleh pada Cermin. Tidak ada yang aneh, Tapi Freya merasa semalam ada sesuatu yang datang dari kegelapan dan masuk kedalam cermin tersebut.
"Kenapa Frey, Ada yang aneh dengan cerminnya?" Tanya Shani.
"Tidak, Tapi apa Cici percaya dengan kuntilanak?" Tanya Freya.
"Kuntilanak? Kenapa tiba-tiba membahas mahluk itu. Apa ada hubungannya dengan obyek yang hilang?" Tanya Shani.
"Apa Cici percaya jika manusia terpilih, Bisa mengendalikan kuntilanak dan membuatnya menjadi pelindung?" Tanya Freya.
"Kalau dulu aku mungkin tidak akan percaya, Tapi sekarang mungkin iya." Ucap Shani. "Jangan bilang, Kalau kamu bisa memanggil kuntilanak?" Tanya Freya.
"Mungkin" Ucap Freya. "Wangsit yang kakekku berikan adalah Sebuah lagu tembang Jawa kuno. Tapi tembang tersebut bukan tembang sembarangan. Zaman dulu, Kakekku pernah bercerita, Banyak para jawara di Nusantara, Yang berebut untuk menjadi pemilik dari wangsit ini." Ucap Freya.
"Tembang Jawa? Lingsir Wengi?" Tanya Shani.
"Ya, Itu dia. Orang biasa hanya akan menganggapnya sebagai sebuah lagu kuno yang hanya bisa di nikmati. Tapi untuk yang Terpilih, Bisa memanggil sesuatu dan menggunakannya sesuai keinginan mereka." Ucap Freya.
"Apa kamu pernah melakukannya?" Tanya Shani.
Freya menggeleng, "Kakekku melarangnya sampai aku mencapai masa yang tepat untuk melakukannya, Dan aku pikir masa itu adalah sekarang. Saat aku telah menerima garis sang holders." Ucap Freya.
"Aku memang pernah mendengar, Kalau tembang Lingsir, Memang bisa digunakan untuk memanggil kuntilanak, Tapi aku tidak pernah menyaksikannya secara langsung." Ucap Shani.
"Sebenarnya Tujuan kita kesini, Adalah mencari portal Sebuah hutan." Ucap Freya.
"Portal Hutan?"
"Pada hutan tersebut Itulah, Portal yang sebenarnya berada." Ucap Freya.
"Lalu kenapa kita tidak mencari hutannya saja, Alih-alih datang kesini?" Tanya Shani.
"Hutan itu tidak ada di dunia nyata. Dari pengetahuanku, Hutan tersebut bernama 'alas Sedo'. Dan untuk menemukannya, Aku Curiga ada Hubungannya dengan Cermin ini." Ucap Freya.
"Bagaimana kamu bisa yakin?" Tanya Shani
"Semalam ketika Cici tertidur, Aku sengaja pergi ke luar. Sebelum itu, Aku juga sengaja membalik kursi menghadap tembok. Menurut orang tua Zaman dulu, Kursi yang menghadap tembok itu 'pamali'. Dan setelah aku menemukan Sebuah pintu lantai dua yang terkunci. Aku berniat membuka paksa pintu itu, Tapi Mbak Putri datang dan melarang untuk membukanya. Aku selalu merasa kalau sesuatu di balik pintu itu memanggilku. Dan ketika aku kembali ke kamar, Aku menemukan Sekumpulan kecil rambut panjang berwarna putih di kursi yang aku balik. Aku juga merasakan ada sesuatu yang muncul dari kegelapan dan masuk kedalam Cermin ini." Jelas Freya.
"Lalu bagaimana cara Kita menemukan hutan itu?" Tanya Shani. Dia tau Freya memiliki wawasan yang jauh lebih luas darinya.
"Aku menduga cermin ini tidak hanya ada satu di rumah ini. Kita mungkin bisa menghancurkan cermin ini, Dan cermin utama akan membuka portal menuju ke Alas Sedo." Ucap Freya.
"Banyak orang yang tinggal di sini, Mereka pasti akan curiga dengan apa yang kita lakukan, Dan masalah yang lebih rumit akan terjadi." Ucap Shani.
Freya nampak berfikir, Apa yang di katakan oleh Shani itu benar. Semua orang yang ada di Rumah ini, Hanya orang biasa kecuali mereka berdua. Freya bisa saja menghancurkan cermin di kamar mereka dengan mudah, Tapi bagaimana dengan di tempat lain? Dan juga, Freya Tidak mengetahui lokasi dimana cermin yang sama tersimpan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )
Novela JuvenilBOOK KE 3 DARI SERI HOLDERS Setelah satu tahun, Sejak Shani dan Freya kembali Dari Antartika, Freya memutuskan untuk mengubah penampilannya menjadi seorang pria. hal tersebut bertujuan, agar tidak ada orang yang mengenalinya. Mengacu pada kabar yang...