Freya bersandar pada tembok apartment di kamar mereka. Dia tengah melihat Shani yang berkemas, Untuk pergi Ke Alaska. Shani yang menyadari kalau Freya memperhatikannya sejak tadi, Menatap Sendu lalu menghampiri kekasihnya.
"Kamu kenapa sih, Ngeliatin aku Terus, Hm?" Ucap nya Sambil membelai kulit wajah Freya.
"Kamu yakin akan Pergi?" Ucap Freya. Dia masih belum bisa membiarkan Shani pergi Seorang diri.
"Aku tidak sendirian, Hima akan ikut bersamaku." Ucap Shani.
"Bagaimana jika aku tidak mengijinkan?" Tanya Freya.
"Sayang, Aku tau kamu khawatir. Tapi ini bukan hanya tentang kita. Ini Tentang semuanya. Kita hanya akan berpisah sebentar." Ucap Shani.
Freya menarik Shani kedalam dekapannya, Sebelum akhirnya Freya mendorong Shani dengan kasar ke atas kasur.
"Sebelum kamu pergi, Aku harus memberi kamu sedikit hukuman." Ucap Freya yang telah melepaskan Kaos yang di pakainya, Kemudian dia mulia Menaiki ranjang dan Menindih Shani di bawah tubuhnya. Shani tidak berontak, Dia membiarkan Freya menyalurkan hasratnya malam ini. Dia membiarkan Freya mencumbui setiap inci bagian tubuhnya.
Freya dengan kasar merobek pakaian Shani lalu membuangnya kesembarang Arah.
"Sayang, Jangan main kasar.." Ucap Shani. Namun, nampaknya Freya tidak mendengarkan.
mulut Freya melumat mulut Shani, Tangannya terangkat ke rambut Shani. Mereka berhasil menciptakan momentum yang panas, Dan kaki Shani melingkari Pinggang Freya. Tubuh Freya mendesak Shani ke kasur, menindihnya, Dan Freya berat, tapi Shani menginginkan lebih. Ia ingin lebih dekat dengan Freya, ingin menyentuh menembus Tubuh Freya.
Shani mengulurkan tangan kebawah Untuk melepaskan celana Freya. Freya memejamkan mata, Dan menempelkan keningnya pada kening Shani. "Aku mencintaimu Ci."
"Aku juga." Balas Shani.
"Masih manggil Cici?" Lanjutnya."Itu panggilan kesukaanku." Ucap Freya.
Shani menyelipkan tangan ke balik Celana Freya yang ketat, dan merasakan kulit panas di sana. Ia menggigit daun telinga Freya. Di bawah tangannya, Ia bisa merasakan getaran menjalari tubuh Freya. Freya menarik Celana Shani sampai terlepas, lalu berdiri untuk melepaskan pakaiannya sendiri. Freya duduk di ranjang, Dan Shani duduk di atas Pangkuannya. Kedua lututnya mengapit Pinggul Freya.
Deru nafas Freya bisa di rasakan oleh Shani, Saat wajahnya berada dekat dengan wajah Freya, Sampai Shani bisa melihat bintik-bintik Coklat yang berbeda di wajah Freya. Freya tersenyum, Menarik wajah Shani ke arahnya dan menciumnya lagi. Sebelah tangannya mencengkram rambut Shani, Sementara tangannya yang lain membelai punggung Shani. Shani mendorong tubuh Freya kedalam tubuhnya dengan perlahan, Lalu menjatuhkan diri dengan keras kedalam pangkuan Freya. Desakan itu membuatnya ingin menjerit lega. Mereka bergerak bersama Dan Shani menarik lepas Bra yang dia pakai, ingin merasakan kulit hangat Freya di kulitnya. Freya mencengkram pinggang Shani.
"Kita harus lebih pelan." Bisik Shani.
"Tidak." Balas Freya.
Shani mencengkram bagian bawah punggung Freya, mendorong masuk lebih dalam, Begitu dalam sampai terasa nyaris menyakitkan. Ia tidak peduli apabila berakhir terlalu cepat, Waktu adalah milik mereka.
***
Andela Mendatangi Ruang rahasia yang telah di konfirmasi Oleh Feni. Pintu ruangan tersebut terlihat lebih besar dan berwarna keemasan. Pintu tersebut terbuka dengan sendirinya, menghadirkan Aroma wangi Lavender yang pekat. Andela berjalan dengan anggun menuju secercah cahaya yang muncul dari dalam ruangan. Di sana, Tepat di tengah ruangan, Sebuah Pohon Wisteria tumbuh dengan indah di tengah ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )
Подростковая литератураBOOK KE 3 DARI SERI HOLDERS Setelah satu tahun, Sejak Shani dan Freya kembali Dari Antartika, Freya memutuskan untuk mengubah penampilannya menjadi seorang pria. hal tersebut bertujuan, agar tidak ada orang yang mengenalinya. Mengacu pada kabar yang...