Chapter 20 : Bukan Salah Air Mata

446 67 8
                                    

"Bagaimana?" Tanya Feni.

"Saya sudah memindahkan mereka Berdua ketempat yang aman. Tidak akan ada orang yang tau, Ketika mereka bangun nanti." Ucap Eye Lost.

Feni melihat ke sekitar, Memastikan tidak ada orang yang mendengar percakapan mereka. Tatkala, mereka masih berada di gedung tempat para member melakukan pemotretan.

"Mereka sebentar lagi akan bangun, Lalu bagaimana dengan 7 pangeran Neraka?" Tanya Feni.

"Tidak ada pergerakan pada mereka untuk sekarang. Tapi, Energi Gelap telah menyebar keseluruh Kota. Energi tersebut membuat para mahkluk Gaib, kehilangan kendali." Ucap Eye Lost.

"Situasi akan menjadi gawat. Arahkan Freya dan Shani Untuk menemuiku di Kastil Abadi." Ucap Feni.

"Anda akan menunjukan diri anda?" Tanya Eye Lost.

"Tidak, Aku akan menyamar." Ucap Feni. "Ini cara yang sempurna untuk membantu mereka." Lanjutnya.

"Baik, Saya mengerti." Eye Lost membungkuk.

Tidak lama terdengar Pintu toilet berderit, Dimana Feni Dan Eye Lost berada. Eye Lost lantas menghilang dibalik bayangan. Feni kembali memasang Topeng seperti biasanya. Ketika Seseorang itu masuk, Dia melihat Feni yang tengah mencuci muka.

"Kamu disini?" Tanya orang tersebut.

Feni menoleh pada seseorang yang menghampirinya. "Kenapa Gre?" Tanya Feni.

Gracia menggeleng, Dan ikut mencuci muka di samping Feni.

"Salah gak sih, Kalau aku suka sama orang yang udah jadi milik orang lain?" Tanya Gracia tiba-tiba.

"Kamu jatuh Cinta pada Ferrel?" Tebak Feni. "Aku pikir kamu membencinya, Karena dia mengambil Ci Shani."

"Awalnya begitu, Tapi sejak dia menolongku waktu itu, Entah kenapa aku tidak bisa melupakannya." Ucap Gracia.

"Aku mengerti, Tapi kau harus melupakannya dari sekarang. Kecuali jika kau ingin di sebut sebagai orang ketiga. Ditambah, Kau masih menjadi member." Ucap Feni.

Gracia terdengar menghela nafas, "Aku tau itu, Aku akan mencobanya sebisaku. Tapi entah kenapa, Sekarang aku merasa cemburu dan iri pada Ci Shani." Ucapnya.

Feni menyentil kening Gracia sembari tertawa.

"Aduh! Sakit tau.." Protes Gracia.

"Jangan berpikir yang aneh-aneh. Fokuslah pada apa yang menjadi tanggung jawab kamu." Ucap Feni, kemudian Gadis berwarna itu, Berjalan Pergi.

Gracia merenungi apa yang di ucapkan Oleh Feni. Benar sekali, Dia masih menjadi member saat ini, Penggaris emas adalah batasan untuknya. Dia seorang kapten, Dan memiliki tanggung jawab yang besar. Urusan perasaan tidak seharusnya menjadi sesuatu yang dia pikirkan Saat ini. Dia merasa sedikit lega, Setelah membersihkan wajahnya yang terasa gerah. Gracia melihat pantulan dirinya sendiri di dalam kaca. Sangat Cantik, Tidak kalah cantik dengan Shani. Mungkin dia bisa mendapatkan yang lebih baik, Ketika Harinya telah tiba.

***

Shani mengerjap dan terbangun setelah mimpi yang panjang. Dia menoleh ke sampingnya dimana Freya sedang mengutak-atik Kamera. Shani kemudian menyadari kalau Mereka tengah berada di dalam Gudang.

"Siapa yang memindahkan kita kesini?" Tanya Shani.

"Entahlah, tapi dia membantu kita dengan ini. Tidak akan ada orang yang melihat kita tidak sadarkan diri di sini." Ucap Freya.

"Kapan kamu bangun?" Ucap Shani.

"Tidak lama sebelum Cici."

FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang