Chapter 65 : Sang Penguasa Kemurnian

468 73 10
                                    

"Apa yang akan kita bahas sekarang?" Tanya Gita. Mereka semua duduk di tempat masing-masing.

"Tadi pagi, Nenek Mago datang kerumah orang tuaku. Dia Meminta Kita berlima, Untuk Menjadi Pemilik dari Hotel bulan." Ucap Freya.

"Nenek Mago? Dewi Dalam Mitologi Korea Itu?" Tanya Andela.

Freya mengangguk, "Hotel Bulan, Adalah tempat untuk Menyeberangkan Jiwa-jiwa ke alam selanjutnya. Seperti yang kalian tau, Terdapat banyak sekali, Jiwa-jiwa yang bergentayangan di dunia ini. Jika semua jiwa itu menjadi makanan bagi 7 pangeran Neraka, Kekuatan mereka bisa di pastikan akan sangat kuat. Dan itu adalah masalah untuk kita." Ucap Freya.

"Jadi, Kita berlima Sama saja dengan Pipa penghubung, Antara dunia manusia dan dunia lainnya. Itu sebabnya Nenek Mago Meminta Kita Untuk mengelola Hotel Bulan?" Duga Feni.

"Aku pikir begitu. Aku tidak bisa membuat keputusan Sendiri, Itu sebabnya aku ingin meminta pendapat kalian mengenai hal ini." Ucap Freya.

Mereka semua Sempat terdiam. Berada dalam pikiran masing-masing.
"Aku sendiri setuju, Tapi bagaimana Caranya kita memanggil semua jiwa di dunia?" Tanya Gita.

"Kita punya ratu Pandora di sini.." Ucap Feni menoleh pada Andela.

"Meski aku belum bisa menguasai sepenuhnya Kekuatan dari Pandora, Tapi Buku Pandora memiliki kekuatan untuk menarik Jiwa Pada satu Pusat. Dengan buku itu, Semua jiwa-jiwa yang ada di dunia, Akan Secara otomatis datang Mencari Hotel Bulan." Ucap Andela.

"Kau bisa melakukannya?" Tanya Shani. Andela mengangguk.

"Jadi tidak masalah, Kalau kita Mengurusi hotel itu?" Ucap Freya.

"Itu tempat yang bagus untuk bersantai.." Ucap Feni.

"Tapi bukankah hotel itu sudah memiliki pemilik? Gadis bergaun merah yang pernah kita temui itu?" Ucap Shani Menoleh pada Freya.

"Dia bukan pemilik, Tapi sang penjaga Obyek. Setelah Obyek itu kita ambil, dia mungkin telah menghilang." Ucap Freya.

"Jadi kapan kita akan pindah kesana?" Tanya Gita.

"Malam ini, Hanya aku dan Ci Shani yang pernah datang kesana." Ucap Freya.

***

"Frey, Kenapa kita gak menunggu hujan reda saja?" Ucap Shani.

Setelah pertemuan berakhir, Mereka berpisah mengurus hal masing-masing. Freya dan Shani berjalan di tengah hujan. Tidak lain dan tidak bukan, Tujuan mereka tentu saja Untuk mencari Obyek yang hilang.

"Kita tidak akan menemukannya dengan Cara itu." Ucap Freya.

Angin berhembus kencang, Menerbangkan Sebagian kecil embun yang membasahi pakaian. "Hujannya semakin deras, Kita berteduh dulu. Di dekat sini Ada kedai Kopi Favoritku." Ajak Shani. Freya mengangguk, Dia mengikuti langkah Shani masuk kedalam kedai.

Kedai kopi ini adalah tempat favorit Shani untuk beristirahat dan mencari inspirasi untuk setiap buku-bukunya.
Di dalam kedai kopi tersebut, Mereka berdua duduk di dekat jendela, tempat yang bagus untuk memandangi tetesan hujan yang jatuh dengan tatapan yang Penuh ketakjuban. Hujan selalu membawa membawa kembali pada kenangan masa lalu yang menyakitkan ataupun Hal bahagia. membuat Siapapun akan merasa kalau hujan, Adalah teman yang sempurna untuk mengukir sebuah Cerita.

"hujannya deras sekali ya?" Ucap Shani. Freya mengangguk pelan. Jauh di dalam lubuk hatinya, William masih ada, Tapi mungkin, Sekarang Dia Menemukan sebuah Cinta yang baru, Cinta yang tepat di depan Matanya. Shani dan Freya mulai berbicara tentang banyak hal, Jauh di luar Konteks takdir yang tengah mereka jalani. Percakapan mereka mengalir begitu saja, seperti aliran air yang tenang. Kencan yang menyenangkan.

FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang