Chapter 27 : Perebutan Dua lebah Mendapatkan sarang madu

426 68 18
                                    

Sudah dua hari, Sejak Shani dan Freya pergi ke piramid Gunung Padang, Dan menghadapi Mamoon. Aria berkata akan menyelidiki dimana 7 pangeran Neraka berada. Dia akan menginformasikan perkembangannya melalui Eye Lost. Selama itu juga, Shani dan Freya tidak berhenti untuk mencari Obyek yang hilang lainnya.

"Aku sedikit ragu, Jika mamoon telah kita kalahkan." Ucap Shani. "Semuanya terasa sangat mudah."

"Mungkin memang begitu, Tapi untuk sekarang, Anggap saja kita telah mengalahkannya." Ucap Freya.

"Frey?" Ucap Shani.

"Hm?" Balas Freya.

"Hari ini bagaimana kalau kita pergi ke teather. Kita sudah lama tidak ke sana. Aku sedikit rindu tempat itu." Ucap Shani.

"Aku baru ingat kalau Di sana, Terdapat mitos tentang member ke Tujuh belas." Ucap Freya.

"Mitos tersebut telah tersebar di kalangan para Fans maupun para member. Tapi kamu tau sendiri, Sosok itu tidak pernah ada." Ucap Shani.

"Mungkin saja dia menyembunyikan keberadaannya." Ucap Freya.

"Bisa begitu?" Tanya Shani.

"Beberapa mahkluk gaib, memiliki keistimewaan menyembunyikan aura mereka. Bahkan untuk anak indigo sekalipun, Tidak akan bisa menyadarinya." Ucap Freya.

"Lalu bagaimana dengan Holders Seperti kita?" Tanya Shani.

"Sebuah pengecualian. Kita adalah mahkluk tertinggi dibawah tuhan." Ucap Freya.

"Berbicara tentang Holders, Sejujurnya aku sangat penasaran dengan wajah Aria." Ucap Shani.

"Aria Fenithriana, Disana terdapat kata Feni. Tapi orang yang memiliki nama Feni tidak hanya satu." Ucap Freya.

"Kamu benar, Pertama kali mendengar namanya, Aku juga sedikit Curiga. Tapi jika di pikirkan lagi, Tipe Suara Serta panjang rambut juga berbeda." Ucap Shani.

Tidak lama terdengar suara bel dari pintu. Freya beranjak dari tempatnya dan membukakan Pintu. Di lihatnya, Gracia yang tersenyum manis padanya.

"Hai." Ucap Gracia.

Freya hanya memasang wajah datar, Tanpa ekspresi. "Ada yang bisa kubantu?" Tanya Freya.

"Aku gak tau kalau kamu di sini juga." Ucap Gracia. Sejujurnya dia sedikit gondok di dalam hatinya. Menurutnya, Jika laki-laki dan perempuan berada di satu ruangan yang sama, Pasti ada sesuatu yang mereka lakukan. Gracia terbakar cemburu, Ketika membayangkan Kejadian mesra yang mereka lakukan.

"Jika tidak ada urusan, Kau boleh pergi. Kami sedang sibuk." Ucap Freya. Dia ingin menutup pintu, Tapi Gracia mencegahnya.

"Aku juga ada perlu, Dengan Ci Shani." Ucap Gracia cemberut.

"Terserah saja." Freya membiarkan Gracia masuk sendiri.

"Siapa?" Tanya Shani.

"Temanmu." Ucap Freya.

Melihat Gracia di sana, Shani Hampir saja keceplosan dengan menyebut nama Freya.

"Gre, Tumben ke sini." Ucap Shani.

"Gak boleh ya." Ucap Gracia sedikit Jutek.

"Boleh kok." Ucap Shani.
"Mau minum apa?" Tanya Shani.

"Gak usah, Aku gak lama kok." Ucap Gracia. Dia Melihat Freya yang tenang duduk di sofa sembari menonton Televisi. Entah kenapa, Gracia memiliki niat buruk, Dan Ingin membuat Shani Cemburu. Gracia sengaja duduk di samping Freya sembari menyandarkan kepalanya pada bahu bidang Freya.

Shani yang melihat hal tersebut, Sedikit mencengkram Gelas di tangannya. Tapi dia ingat, Kalau Freya bukan orang yang suka dengan hal tersebut. Shani tersenyum jahat, Ketika membayangkan Ekspresi Gracia yang terkejut, Jika mengetahui Sosok Ferrel yang sebenarnya.

"Boleh ku usir dia?" Tanya Freya. Dia berbicara dengan Shani melalui telepati.

"Biarkan Saja, aku Ingin tau apa yang akan dia lakukan. Aku saja kamu tolak, Apalagi gadis manja kayak dia." Ucap Shani.

Shani mengikuti irama permainan Gracia, Jika gadis itu ingin membuat Shani kesal, Maka Shani juga bisa melakukan hal yang lebih dari itu. Shani membawa sepiring Strawberry yang sudah di potong-potong. Dia meletakkannya di atas meja di depan freya, kemudian duduk manis di sampingnya. Gracia menatap tidak suka pada Shani. Dia melingkarkan lengannya pada Lengan Freya.

"Ingin melakukan sesuatu yang menarik?" Ucap Shani melalui telepati.

"Sesuatu apa?" Tanya Freya.

"Kamu Ikutin aku aja." Ucap Shani.

"Baiklah." Ucap Freya.

Shani menusuk sepotong strawberry dan mengarahkannya pada mulut Freya.

"Sayang, Buka mulutnya." Ucap Shani.

Melihat adegan romantis tersebut, Gracia semakin terbakar kecemburuan.

"Aku tunggu di kamar ya." Ucap Shani, Dia beranjak tapi sebelum itu Sempat mencium pipi Freya. Gracia membulatkan mata mendengar ucapan Shani.

Tunggu di kamar? Gracia membayangkan hal yang tidak ingin dia Lihat atau dengar. Gracia mengeratkan tangannya untuk mencegah Freya pergi, Tapi Freya dengan paksa melepaskannya.

"Mau ngapain di kamar?" Tanya Gracia.

"Bukan urusanmu." Ucap Freya. Dia beranjak berdiri, lalu menyusul Shani. Gracia hanya bisa melihat kepergian Freya tanpa bisa mencegahnya. Gracia meremas jemarinya kuat-kuat. Kedatangannya kesini, Tadinya ingin memberikan undangan ulang tahunnya pada Shani. Gracia tidak tau kalau Ferrel atau Freya juga ada di sini. Gracia memanfaatkan kehadiran Ferrel atau Freya, Untuk membuat hubungannya dengan Shani renggang, Tapi sekarang, Malah dia yang terbakar.

Tidak lama Gracia mendengar suara desahan Shani dari dalam kamar.

"Sayang pelan-pelan masukinnya. Buka dulu baju kamu."

Mendengar suara erotis Shani, Sekujur tubuh Gracia menjadi panas Dingin.

"Ah..Sayang jangan kuat-kuat, Gracia masih di luar."

Nyatanya Suara tersebut, sengaja di ciptakan Shani, Untuk melihat reaksi Gracia. Dia dan Freya tidak melakukan apapun di dalam Kamar. Freya hanya Melihat Shani yang Terus bersuara, Seakan-akan mereka tengah melakukan Percumbuan. Shani terus menciptakan suara desahan dengan sendirinya. Gracia yang tidak kuat lagi, mendengar Desahan Shani, Membanting kertas undangan yang dia bawa, Ke atas meja. Gadis tersebut membanting pintu apartemen dan pergi dari Unit itu.

Mendengar Suara pintu yang di tutup secara kasar, Shani tau kalau Gracia telah pergi. Dia tertawa terbahak-bahak. Freya sendiri, Hanya geleng-geleng kepala.

"Lama kelamaan dia akan semakin membenci Ci Shani karena ini." Ucap Freya.

"Siapa suruh dia mancing aku." Ucap Shani. Mereka berdua keluar dari kamar, Dan tidak menemukan siapapun di ruang tamu, Selain kertas undangan ulang tahun yang tergeletak di atas meja. Shani mengambil Undangan tersebut, Dan membacanya.

"Jadi malam ini dia ulang tahun? Dia mengundang kita ke sana." Ucap Shani.

"Aku pikir dia merencanakan sesuatu." Ucap Freya.

"Siapa tau, Nanti dia memasukan obat perangsang di minuman kamu, lalu dengan sengaja membawa kamu ke kamar dan memperkosa kamu." Ucap Shani dengan jahil.

"Hal seperti itu tidak akan mempan padaku." Ucap Freya.

"Tapi kalau Terjadi, kamu ikuti saja permainan dia. Lihat apa yang akan dia lakukan." Ucap Shani.

"Sejak kapan Cici menjadi jahil seperti ini?" Ucap Freya menatap Shani.

"Sejak aku tau, Kalau kamu bisa menjadi ganteng kalau potong pendek." Ucap Shani terkekeh.

Freya menghela nafas pelan sembari geleng-geleng kepala. Dia tidak tau kalau Shani ternyata memiliki sisi yang Aneh juga. Dia pikir Seorang Shani Indira, Yang di juluki 'Si paling sempurna' Akan tetap bersikap anggun. Melihat sisi lainnya hari ini, Nampaknya Freya harus berfikir dua kali sebelum menilainya.

FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang