Keesokan Harinya, Freya mengantar Shani Pergi Ke toko Pernak-pernik, dimana Nenek Mago berada. Tapi setibanya mereka di sana, Toko tersebut sudah tidak ada, berganti Menjadi sebuah lahan kosong dengan ilalang yang tumbuh. Shani menatap terkejut pada apa yang dia lihat. Dirinya tidak akan salah datang, Dia masih ingat setiap detail dari toko tersebut.
"Kenapa bisa begini.." Ucap Shani.
"Mungkin ada sesuatu yang menjadi alasannya untuk membantu Kita." Ucap Freya.
Shani Nampak Terdiam.
"Cici Tau, Mitos yang mengatakan Siapapun yang pernah bertemu dengan Nenek Mago, Maka dia Telah diberikan keberuntungan yang besar." Ucap Freya.
Shani tetap diam menunduk, Tidak menjawab Ucapan Freya sama sekali.
"Seumur hidupku, Aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya. Aku pikir Cici Sangat beruntung." Kembali Freya berucap, Tapi Shani masih tetap diam sembari menunduk.
"Dia mungkin menyukai Cici, Karena—"
"Frey?" Potong Shani tanpa Menoleh.
"Hm?" Freya menoleh ke arah Shani.
"Laper.." Shani menoleh pada Freya, Sembari Mengusap perutnya, Ditambah dengan Puppy eyes Lucu Yang dia Tampilkan.
Freya tidak bisa berkata-kata, Seumur hidupnya, Dia baru melihat kalau Puppy eyes Shani sangat Lucu. Shani terus merengek layaknya anak kecil pada Orang tuanya. Freya tersenyum sembari menggelengkan kepala.
"Baiklah, Bayi besar yang Cantik. Kita Cari makan.." Ucap Freya.
Shani Bersorak kegirangan, Dia bahkan Sampai lupa tujuan mereka datang ke sini. Memang, Freya dan Shani tidak sempat Sarapan, Dan hanya mengganjal perut dengan Roti bakar saja. Bukan berarti Mereka tidak punya makanan Pokok, Shani yang memaksa Freya Untuk segera mengantarnya Ketempat Nenek Mago, Jadilah Mereka kelaparan Sekarang. Saling bergandengan Memasuki Sebuah Resto di pinggir jalan, Manik mata Shani tidak sengaja melihat Feni dan Gita, Yang tengah duduk di pojokan.
"Kalian ada di sini juga?" Shani Menarik Freya menghampiri Mereka.
"Pacaran Mulu Ci.." Ucap Feni.
"Siapa yang pacaran.." Shani menarik kursi dan duduk di dekat Feni. "Aku sama Freya tadi Ke Toko Pernak-pernik Nenek Mago, Tapi saat kami Datang, Toko tersebut sudah tidak ada, Dan hanya ada lahan kosong Saja." Ucap Shani.
"Nenek Mago memang suka bepergian, Jadi tidak heran jika Tokonya sekarang tidak ada." Ucap Feni.
"Bagaimana, Dengan Rencana Kita pergi ke Petilasan Eyang Semar?" Tanya Shani.
"Aku tidak ikut, Aku harus mengembangkan Proyek Humanoid Ku." Ucap Feni.
"Aku juga tidak, Proyek Robot masih berjalan, Aku perlu memodifikasinya Secara Sempurna." Ucap Freya.
Shani menatap Freya Cemberut, "Cici Bisa pergi dengan Kak Gita." Ucap Freya.
"Yaudah..." Ucap Shani ketus.
"Ambekan, Kayak anak kecil.." Ucap Feni Sembari mencolek dagu Shani.
"Apa mereka ada Pergerakan?" Ucap Gita Tiba-tiba.
"7 Pangeran neraka?" Tanya Feni, Gita mengangguk.
"Tidak untuk saat ini, Aku tidak tau apa yang mereka rencanakan. Tapi kita juga tidak bisa selalu bersantai." Ucap Feni.
"Pasukan Robot dan Humanoid yang kita kembangkan Hampir mencapai Sempurna. Selanjutnya, Tergantung apa yang akan terjadi. Negara ini akan menjadi Medan Perang." Ucap Freya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRESHAN : Ragnarok ( BOOK 3 )
Teen FictionBOOK KE 3 DARI SERI HOLDERS Setelah satu tahun, Sejak Shani dan Freya kembali Dari Antartika, Freya memutuskan untuk mengubah penampilannya menjadi seorang pria. hal tersebut bertujuan, agar tidak ada orang yang mengenalinya. Mengacu pada kabar yang...