Chris tersenyum mesum. Lalu tanpa memberi kesempatan untuk Nath, Chris menyatukan tubuh mereka berdua.
"Ughh....". Desis Chris parau.
Tubuh Nath menggelinjang hebat.
Chris mengerang keras merasakan kontraksi di kejantanannya. Chris mendorong pinggulnya keatas dengan tempo yang lembut. Tangannya mencengkeram erat pinggul Nath.
Nath mendesah karena merasa penuh. Pinggulnya refleks bergerak mencari kenikmatannya sendiri. Nath sedikit membungkukkan tubuhnya lalu mencium bibir Chris yang menggoda. Dengan liar, Nath menggigit bibir Chris gemas. Tangannya menangkup wajah Chris. Memperdalam ciumannya, Nath menelusupkan lidahnya kedalam bibir Chris. Pinggulnya bergerak semakin cepat. Chris tidak bisa mengendalikan suaranya karena merasa ereksinya seperti di cengkeram.
Nath menunduk mengecupi leher Chris. Pelepasannya terasa begitu dekat. Tangannya menekan bahu Chris, berpegangan karena gerakan pinggulnya semakin tidak beraturan. Lalu dengan dorongan terakhir, Nath pun klimaks. Nath mengigit bahu Chris saat klimaks menghantamnya.
Chris mengangkat tubuh Nath, membaliknya membelakangi Chris.
Lalu Chris menyentakkan tubuhnya tanpa aba-aba membuat kewanitaan Nath berkedut hebat. Chris mendongak penuh kenikmatan. Nath memohon kepada Chris untuk berhenti sebentar karena ia merasa sangat sensitive sekali saat ini, namun Chris tidak menghiraukan. Chris mulai mendorong pinggulnya ingin menjemput kenikmatannya sendiri. Chris menarik tangan kanan Nath untuk berpegangan, dan tangan kirinya mencengkeram pinggul Nath. Nath merasa lemah karena jika posisi mereka begini, maka Chris yang mengontrol semuanya. Peluh mereka berdua menyatu. Gerakan pinggul Chris mulai tidak beraturan tanda puncak Chris yang mulai terlihat. Temponya semakin brutal membuat inti Nath mencengkeramnya erat.
Nath yang menyentuh puncak kewanitaannya membuat Chris menggila.
"Oh...shit...kau". Erang Chris.
Tubuh Nath terdorong ke sandaran sofa, Chris tidak perduli. Dengan nakal, Chris menyentuh payudara Nath dari belakang, memberi rangsangan hebat hingga tubuh Nath bergetar.Temponya tidak melambat justru semakin cepat. Tangan Nath meremas tangan Chris yang berada di dadanya. Nath berusaha mengontrol nafasnya yang memburu, namun gagal. Chris merasa sangat dekat. Pinggulnya semakin bergerak liar.
"Chris...Please...Oh God!!" Erang Nath.
Lalu Chris nenyentak pinggulnya berkali-kali saat klimaks hebat menghantamnya. Chris ambruk dipunggung Nath dengan nafas terengah. Nath merasakan semburat hangat diperutnya. Kaki Nath terasa lemas tak bertulang.
Chris mengecup punggung Nath seolah menenangkan Nath karena percintaan panas mereka barusan.
Chris berbaring sambil memeluk tubuh Nath diatasnya. Sofa yang cukup besar dapat menampung tubuh mereka berdua.
"Ini bahkan masih sore, dan kau sudah melakukan hal ini padaku?". Tuduh Nath.
"Tubuhmu yang menggoda sulit untuk aku tangani sayang". Ucap Chris membela diri.
Tangannya mengelus rambut Nath yang basah karena keringat.
"Kudengar kau tadi mengadakan meeting mendadak dengan bagian penerbitan dan media sosial, apa ada sesuatu terjadi?". Tanya Chris.
"Mr. Anderson tahu semuanya. Jadi aku merevisi ulang. Semoga baik-baik saja". Jawab Nath.
"Tentu saja". Ucap Chris lalu mengecup kening Nath.
"Gendong aku ke kamar mandi!". Perintah Nath kepada Chris.
"Baik yang mulia, dengan senang hati".
Mereka berdua bangun lalu Chris menggendong tubuh Nath yang telanjang. Matanya berkilat-kilat.
"Jangan coba-coba memikirkannya, Sir! Aku akan mandi dan melanjutkan pekerjaanku. Berada diruangan mu membuat kinerjaku melambat!" Ucap Nath.
Chris tertawa. Dia sering tertawa akhir-akhir ini sejak bertemu Nath.
Chris menurunkan Nath. Nath bergegas menyalakan shower untuk membasuh tubuhnya yang terasa lengket.
Chris keluar dari kamar mandi dan memunguti pakaian Nath yang tadi ia lempar. Chris sendiri pun memakai pakaiannya.
Aroma percintaan menguar dari ruangannya membuat Chris tersenyum mesum.
Setelah beberapa menit, Nath keluar dari kamar mandi dan sudah berganti pakaian. Ia mengeringkan rambutnya dengan handuk. Karena masih sedikit basah, Nath memilih mengikat rambutnya. Ia akan mengeringkannya di ruangannya nanti.
Nath keluar dari ruangan itu dalam keadaan segar, wangi dan cantik tentu saja.
"Aku kembali keruangan ku dulu. Jangan panggil aku kalau bukan hal yang penting". Ucap Nath lalu menunduk dan mencium cepat bibir Chris.
Chris mengangguk. Senyum bodoh mengembang diwajahnya karena merasa puas.
Nath menyandarkan tubuhnya yang lelah ke kursi nyamannya.
Nath menggeleng - gelengkan kepala mengingat kelakuannya barusan.
Padahal baru beberapa hari ia bertemu bos nya. Bisa - bisanya sekarang ia jadi penghangat ranjang bos nya itu. Bahkan prinsipnya yang tidak menjalin hubungan dengan rekan kantor sirna sudah.
Nath tersenyum saat mengingat wajah Chris diatasnya. Bola mata Chris yang biru terang akan sedikit menggelap saat ia mencapai puncak.
Nath mengetuk kepalanya dengan pulpen. Sekarang pikirannya sudah terkontaminasi hal mesum.
Nath kembali fokus ke pekerjaannya sambil menunggu satu majalah yang akan diberikan Brian padanya.
Baru saja Nath memejamkan mata sebentar saat pintu ruangannya diketuk. Brian yang mengetuk masuk kedalam dan menyerahkan sampel majalah yang telah mereka sepakati. Nath membolak - balikkan halaman majalah. Pipinya sedikit merona melihat fotonya yang sexy terpampang dimajalah. Namun ia tidak bisa mundur lagi. Setidaknya ia sudah melakukan hal yang benar saat ini. Nath mengangguk dan Brian pun pamit untuk mulai mencetak majalah dalam skala besar.
Nath menghela nafas melihat fotonya. Tidak seburuk itu sepertinya menurut Nath. Roland sangat profesional dalam mengambil angle yang tepat.
Nath meletakkan majalah itu ditumpukan kertas yang lain. Ia kembali fokus pada pekerjaannya yang sempat tertunda akibat ulah Chris yang mesum.
Sebuah pesan masuk dari Max.
"Sudah membeli kado?".
Nath mengerenyitkan dahi, lalu melihat kalender di mejanya. Bola matanya membulat.
"Oh shit....aku lupa kalau besok ulang tahun Ale". Nath mengumpat.
Nath menengok jam. Sudah menunjukkan pukul 17.15. Ia bisa pulang sekarang dan mampir untuk membelikan kado untuk Ale.
Nath bergegas membereskan barang-barangnya dan bergegas keluar dari ruangannya dengan sedikit berlari. Ia bahkan lupa untuk mengeringkan rambut.
Sambil setengah berlari, beberapa kenalannya menyapa. Nath pun menjawabnya dengan sopan.
Begitu sampai didepan gedung, berbarengan dengan taxi berhenti. Nath bergegas masuk saat penumpang taxi itu turun. Nath meminta sopir mengantarnya ke mall terdekat.
Sopir mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya.
Sesampainya di mall, Nath berkeliling mencari kado untuk Ale. Ia masuk ke beberapa toko pakaian, tas, jam tangan, sepatu namun tidak ada yang pas menurutnya.
Nath berhenti di toko yang menjual pakaian dalam perusahaannya.
Nath tersenyum saat mendapat ide bagus.
Nath berkutat dengan ponselnya selama beberapa menit lalu tersenyum. Setelah itu, Nath berjalan - jalan mengelilingi mall hingga bosan dan memilih pulang. Ia ingin makan lalu beristirahat di apartemennya yang nyaman.
Baru saja turun dari taxi, ponsel Nath berdering. Chris meneleponnya.
"Kau kemana? Kenapa ruanganmu kosong?". Tanya Chris.
"Tentu saja pulang, Sir!". Jawab Nath.
"Tanpaku? Kau tadi berangkat denganku, sudah tentu pulang juga harus denganku!". Jawab Chris ngotot.
"Aturan darimana itu? Lagipula aku tadi mampir ke mall mencari kado untuk Ale".
Chris mengakhiri panggilannya.
Nath tersenyum sambil menatap ponselnya. Pasti Chris sedang merajuk.
Nath akan memikirkan cara untuk membujuk Chris yang pemarah dan suka ngambek itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/233283004-288-k310173.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME, NATH!
De TodoWarning 21+ Yang anak kicik jangan weudeul... jangan bandel yakkk... belom umurnya adek-adekkuuu...!! soon lah ya sayang.. Di usia 25 tahun, menjadi Head Of Advertising di perusahaan underware ternama di Amerika bukan perkara mudah bagi Nathania. Be...