Nath segera masuk kekamar mandi karena merasa gerah. Setelah berganti pakaian, Nath merebahkan tubuhnya yang lelah ke kasurnya yang nyaman.
Nath ingin tidur lebih awal sebelum besok saat perilisan ia memiliki stamina yang bagus.
Nath mengganti nada dering ponselnya menjadi silent karena ia malas kalau harus terbangun karena ada panggilan telepon. Bahkan Nath melupakan rasa laparnya karena tertidur. Sekitar jam 06.30 Nath bangun dan bergegas mandi. Karena hari ini ia mengendarai motornya, Nath mengenakan pakaian yang nyaman. Seperti biasa ia membawa paper bag berisi setelan kerjanya.
Seperti biasa, Nath datang paling awal. Ia bergegas ke toilet untuk berganti pakaian. Setelah selesai, ia duduk di ruangannya sambil sesekali menyesap kopinya yang nikmat.
Nath melihat Chris melewati ruangannya. Saat akan melambaikan tangan untuk menyapa, Nath melihat Chris tampak acuh hingga membuatnya mengurungkan niat.
Dahi Nath mengerenyit.
"Sebenarnya apa yang membuatnya marah?". Gumam Nath.
Nath menggelengkan kepala mengusir pikiran aneh yang mulai masuk ke kepalanya.
Teleponnya berdering, divisi media sosial mengatakan akan meng-upload foto dan videonya sekarang. Mereka mengajak Nath berkumpul di ruangan untuk memantau bersama.
Nath mengiyakan dan segera beranjak dari kursinya. Majalah pun sejak kemarin sudah dikirim ke berbagai tempat. Harusnya hari ini mereka mulai menjualnya.
Nath menghembuskan nafas ketika foto dan video di upload. Nath gugup karena untuk pertama kalinya ia menunjukkan fotonya yang hampir telanjang didepan banyak orang.
Dalam sekejap banyak orang yang menyukai dan berkomentar. Bahkan tanpa diduga Nath ponselnya tak henti - hentinya bergetar menandakan notifikasi yang masuk ke direct message nya. Raline dan yang lain berjingkrak - jingkrak di belakang.
Saat ada suara ketukan dipintu, salah seorang bagian penjualan mengatakan kalau total 500 pcs yang di launchingkan habis tak bersisa. Bahkan mereka banyak menolak permintaan dari pasar. Mereka sedang menghubungi bagian produksi apa bisa memperbanyak karena tingginya permintaan. Setelah orang itu pergi, Raline kembali berjingkrak - jingkrak dan memeluk Nath. Nath bersedekap dan tersenyum puas.
Nath kembali ke ruangannya. Ia membuka media sosialnya yang tadinya ia senyapkan. Followersnya meningkat 100%. Nath lagi - lagi tersenyum.
Ada beberapa pesan masuk.
"Congrats!!! Aku baru tahu kalau kau bisa seliar itu!". -Ale
"Nice pic! Damn ur so sexy!". -Nathan
Dan pesan lain yang Nath abaikan.
Nath bergegas pergi keruangan Chris ingin mengatakan tentang berita baik ini.
Sesampainya di meja receptionist, Adeline mengatakan kalau Chris kedatangan tamu. Akhirnya Nath kembali turun ke ruangannya.
"Busy?". Nath mengirim pesan kepada Chris.
"Why?". Jawab Chris singkat.
Nath cemberut.
"Hanya ingin mengatakan kalau penjualan kita meningkat pesat".
"Aku sudah tau. Aku kan bos". Jawab Chris.
Nath semakin cemberut. Mood Chris sangat tidak bisa ditebak.
Nath kembali melihat foto dan video yang diupload. Nath tersenyum. Roland memang luar biasa. Bagaimana bisa ia membuat Nath terlihat begitu menawan di foto.
Telepon Nath berdering, Raline yang meneleponnya.
"Apa nanti malam sepulang dari kantor ada acara madam?". Tanya Raline.
"Tidak kurasa. Ada apa?". Tanya Nath.
"Mr. Anderson mengajak kita bertemu. Sepertinya ada hal yang penting". Jawab Raline.
"Hal penting apalagi?". Tanya Nath lagi.
"Entahlah. Tapi mana mungkin aku bisa menolak". Jawab Raline.
"Dimana?". Tanya Nath lagi.
"Lizette's Bistro". Jawab Raline.
"Baiklah". Jawab Nath lalu mengakhiri panggilan.
Waktu berlalu cepat, Raline dan Melissa sudah siap didepan pintu ruangan Nath, saat nath keluar.
Tadinya Nath akan menggunakan celana jeans-nya , tapi ia merasa tidak sopan karena ini pertemuan formal. Jadilah ia tetap menggunakan setelannya. Sepulang dari meeting dengan Mr. Anderson, ia akan naik taxi saja.
"Kira - kira dia mau membicarakan apa?". Tanya Melissa.
Raline mengangkat bahu dan Nath menggeleng.
Perjalanan dari kantor ke Lizette's Bistro memakan waktu kurang lebih 40 menit.
Mereka sampai disana saat matahari mulai agak terbenam.
Mr. Anderson sudah agak mabuk saat mereka tiba. Dengan sopan Nath dan yang lain duduk. Mr. Anderson mulai meracau tentang antusiasme pasar yang meningkat perihal launching hari ini.
Wajah Raline dan Melissa mulai memerah tanda mereka pun mabuk. Mereka berdua izin kekamar mandi untuk mencuci wajah merek. Hanya Nath yang paling sadar diantara mereka semua karena ia tidak menyentuh minuman alkohol sama sekali.
Mr. Anderson mendekati Nath dan duduk persis disebelahnya. Dengan nada menggoda Mr. Anderson mulai menggoda Nath. Nath merasa muak mendengar rayuan Mr. Anderson. Lalu dengan kurang ajarnya Mr. Anderson meletakkan tangannya yang gemuk ke paha Nath yang agak tersingkap karena posisi duduknya.
Masih berusaha bersikap sopan, Nath menyingkirkan tangan Mr. Anderson namun dengan gigihnya Mr. Anderson kembali meletakkan tangannya dipaha Nath bahkan sedikit meremasnya. Nath tak tahan lagi. Ia berdiri tiba-tiba.
"Tidak perlu jual mahal. Kau bahkan berfoto hampir telanjang disitu. Dan sekarang berpura - pura menolakku? Aku hanya penasaran bagaimana bentuk tubuhmu tanpa apapun". Ejek Mr. Anderson.
Nath memutar bola matanya, lalu dengan kekuatan penuh meninju wajah bulat Mr. Anderson yang memuakkan. Mr Anderson ambruk tapi Nath tidak peduli. Nath mengambil tas nya hendak meninggalkan tempat sialan itu, saat ia melihat Chris berdiri disana menatapnya penuh kemarahan. Chris mendekati Mr. Anderson lalu ikut meninju wajah Mr. Anderson. Setelah selesai, ia menggandeng tangan Nath keluar dari restaurant itu.Chris membuka pintu mobilnya, menyuruh Nath masuk dengan kasar.
"Apa kau harus bersikap murahan begitu?". Bentak Chris. Nadanya penuh kemarahan.
Tuduhan Chris serasa menampar wajah Nath. Bahkan ucapan Chris terasa lebih menyakitkan.
Nath menarik tangannya kasar.
"Murahan katamu? Apa aku terlihat begitu dimatamu, murahan? Apa karena aku berpose untuk produk kita membuatku dianggap murahan? Apa karena bajingan itu menggoda dan merayuku tadi aku dianggap murahan? Apa karena setelan kerjaku hari ini aku dianggap murahan? Atau karena hubungan kita? Padahal baru beberapa hari kita kenal namun kita selalu berakhir diranjang, itu yang membuatmu menganggapku murahan?". Emosi Nath meledak.Suaranya bergetar karena ia berusaha menahan isak tangisnya.
Chris mengerjap. Emosinya menguap entah kemana saat melihat air mata Nath menetes.
"Nathania... Maksudku...". Chris berusaha menyentuh tangan Nath untuk menenangkannya. Nath menepisnya kasar.
"Jangan sentuh aku Mr. Evans atau kau akan merasa jijik". Ucap Nath. Ia keluar dari mobil Chris memasuki taxi yang ada dibelakang mobil Chris. Tangis Nath meledak didalam taxi. Sambil sesengukan, Nath mengirim pesan kepada Raline untuk segera pulang lalu mematikan ponselnya.
Ia meminta sopir taxi mengebut, ia ingin datang ke suatu tempat. Tempat yang selalu ia datangi kalau ia sedih.
Chris mengusap rambutnya kasar. Mengutuk ucapannya tadi kepada Nathania. Padahal bukan itu maksudnya, ia hanya merasa marah melihat bajingan itu menyentuh tubuh Nath.
Chris mencoba menghubungi Nath namun nihil. Nath mematikan ponselnya. Chris mengumpat. Ia meminta sopirnya mengantarkan ke Apartement Nath.
![](https://img.wattpad.com/cover/233283004-288-k310173.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME, NATH!
De TodoWarning 21+ Yang anak kicik jangan weudeul... jangan bandel yakkk... belom umurnya adek-adekkuuu...!! soon lah ya sayang.. Di usia 25 tahun, menjadi Head Of Advertising di perusahaan underware ternama di Amerika bukan perkara mudah bagi Nathania. Be...