Saat jam menunjukkan pukul 16.30, Chris sudah berada di depan ruangan Nath. Ia mengetuk pelan pintu ruangan Nath. Nath yang sedang fokus tidak mendengarkan hingga akhirnya Chris masuk kedalam.
Nath yang merasa diperhatikan mau tidak mau akhirnya mendongak dan melihat Chris bersedekap didepan mejanya.
"Ada apa?". Tanya Nath.
"Sudah saatnya pulang". Jawab Chris.
Nath melihat jam tangannya.
"Mr. Evans, masih kurang 30 menit lagi. Ah iya mumpung kau disini aku ingin membicarakan sesuatu". Ucap Nath.
"Apa?".
Lalu Nath menceritakan permintaan yang dibicarakan Raline tadi.
Raut wajah Chris mengeras. Matanya menatap tajam Nath.
"Kau pikir aku rela menjadikanmu bahan fantasi pria diluar sana?". Tanya Chris.
"Maksudnya?".
"Nathania, jika kau menjadi model kita. Kau akan menggunakan semua produk yang akan kita produksi. Dan percayalah, bahkan ada banyak bikini yang terlihat vulgar. Itu semua menampakkan bentuk tubuhmu. Tidak, aku tidak setuju. Tubuhmu milikku. Tidak ada yang boleh menikmatinya selain aku". Jelas Chris posesif.
Nath tersenyum pelan. Chris mode cemburu amat sangat menggemaskan.
Nath berdiri dari kursinya lalu berjalan dan memutar kursi Chris agar menghadapnya.
Nath menyenderkan tubuhnya dimeja sambil bersedekap.
"Chris, aku tidak akan menggunakan semua bikini atau pakaian dalam itu. Dan modelnya bukan hanya aku. Aku hanya diminta menggunakan pakaian yang diharapkan laku keras. Dan tentu saja aku akan memilih yang tidak sevulgar itu". Jawab Nath.
"Tapi..". Chris menjawab ragu.
"Percayalah. Semuanya akan baik-baik saja". Bujuk Nath.
Chris terdiam sesaat lalu menatap mata hijau Nath yang indah.
"Baiklah. Tapi sebelum kau tampilkan didepan fotographer, kau harus menampilkan didepanku dulu. Biar aku yang menilai itu layak atau tidak, bagaimana?". Tawar Chris.
Nath mengangguk lalu menunduk dan menangkup wajah Chris lalu mengecup bibirnya pelan.
Mereka berdua makan di restaurant mewah. Chris dan Nath makan diruangan khusus yang sangat private.
"Wine nya enak sekali. Sepertinya aku akan mabuk malam ini". Kata Nath setelah minum seteguk wine yang dituangkan pelayan.
"Mabuklah. Sikapmu sangat unik saat mabuk. Aku menyukainya". Jawab Chris.
"Unik?". Tanya Nath mengerenyitkan kening.
"Ya. Kau sedikit melantur, tidak muntah dan suka membuka pakaianmu tanpa ku buka. Jadi aku bisa menikmatinya". Jawab Chris. Matanya yang biru bersinar jail.
"Mesum sekali kamu!". Jawab Nath sambil mencubit perut Chris.
Mereka berdua makan dengan tenang. Sekali-kali mengobrol dan Nath yang sudah agak sedikit mabuk jadi lebih sering tertawa.
Merasa tubuhnya agak sedikit panas, Nath melepaskan blazernya. Nath juga menguncir rambutnya asal.
"Kau menggodaku, Nathania?". Tanya Chris. Matanya berkilat-kilat melihat perilaku Nath.
"Aku merasa sedikit kepanasan". Jawab Nath.
Chris menggandeng tangan Nath, mengajaknya keluar dari restaurant itu.
Saat di mobil, Chris meminta sopirnya mengantarkan ke apartement Nath, karena jarak restaurant ke apartement lebih dekat daripada kerumah Chris.
Nath menyenderkan tubuhnya ke pundak Chris. Chris menggenggam tangan Nath dipangkuannya.
"Ingin tahu suatu dongeng Mr. Evans? Salah satu dongeng yang hanya aku yang tahu". Ungkap Nath.
"Apa?". Chris menoleh dan menatap Nath penasaran.
"Selama ini aku berusaha menjaga keperawanan ku karena nenekku dulu pernah berkata kalau keperawanan seorang wanita adalah mahkota. Nenekku memintaku berjanji agar tidak kehilangannya karena itu adalah hak suamiku kelak. Aku selalu menjaganya selama ini. Setiap mantan kekasihku memintanya, aku tidak pernah memberikannya. Aku tidak mengaku sebagai perawan tentu saja, aku hanya bilang kalau aku belum siap melakukannya. Dan akhirnya mereka memutuskan meninggalkanku karena aku tidak bisa memenuhi apa yang mereka mau. Apa aku menyesal? Tidak tentu saja. Aku bangga saat itu karena bisa menjaga janjiku kepada nenek. Lalu malam itu, malam perayaan saat tim ku berhasil menyelesaikan deadline Mr. Anderson. Aku mentraktir mereka semua untuk minum. Akhirnya mereka memesan ruangan VIP. Tadinya aku tidak mau mabuk, karena toleransi ku terhadap alkohol termasuk rendah. Tapi karena mengikuti mereka, akhirnya aku minum cukup banyak malam itu. Aku mabuk tentu saja, lalu aku pergi ke toilet. Aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku. Aku membasuh wajahku bahkan mencoba membasahi leherku namun tak berhasil. Tubuhku merasa amat sangat panas. Jadi aku memutuskan pulang. Aku tidak fokus sepertinya, karena kukira yang kumasuki adalah taxi. Sepertinya bukan. Aku mengingat ada pria didalam taxi itu. Pria bermata biru yang paling indah yang pernah aku lihat. Aku tidak ingat lagi setelah itu. Aku hanya mengingat kilasan kalau ia berada diatas ku, menggerayangi ku, menciumku. Lalu keesokan paginya aku terbangun sendirian, tanpa ada dia di sampingku. Aku melihat ada noda darah diranjang, 3 buah kondom bekas dilantai dan beberapa tanda merah yang tertinggal disekujur tubuhku. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku berusaha keras mengingat wajahnya namun tidak bisa. Aku hanya merasa amat sangat pusing saat itu. Aku hanya menyayangkan, kenapa ia meninggalkanku begitu saja. Aku merasa apa seburuk itu? Atau aku kurang memuaskan. Aku tidak akan meminta pertanggungjawabannya tentu saja, aku hanya ingin tahu dia siapa. Setelah beberapa hari pasca kejadian di hotel itu, aku baru sadar kalau sepertinya ada yang memberi obat perangsang di minumanku. Itulah kenapa aku merasa kepanasan dan mungkin melakukan hal tidak senonoh pada pria itu yang akhirnya membuatku mengingkari janji pada nenekm Lalu kau datang dengan segala pesonamu yang sukar untuk aku tolak. Dan akhirnya kita melakukan hal itu, bercinta maksudku. Aku tidak bisa menolak karena menurutku tidak ada lagi yang harus aku jaga untuk suamiku kelak. Hanya saja saat kita sudah menjalin hubungan sejauh ini, aku menyayangkan bukan kau orang yang pertama kali mendapatkan keperawananku. Dan kulihat kau tidak keberatan saat tahu kau bukan yang pertama. Jadi setidaknya hal itu membuatku lebih percaya diri. Dongeng selesai Mr. Evans. Dongeng ini rahasia kita berdua. Ssstttt!!!". Nath selesai bercerita lalu meletakkan jari telunjuknya dibibirnya.
Chris menggigit bagian dalam bibirnya. Ia semakin bimbang setelah mendengar cerita Nath.
Mata Nath masih terpejam, rambutnya jatuh menutupi sebelah matanya. Chris menyampirkan rambut Nath kebelakang telinganya.
Perjalanan yang memakan waktu 20 menit akhirnya selesai. Chris meminta sopirnya pulang karena ia akan menginap di apartement Nath. Chris berpesan agar esok sopirnya kesini jam 07.30 untuk mengantarkan setelannya. Sopir Chris mengangguk.
Chris menggendong tubuh Nath hingga kedepan kamarnya. Chris meletakkan telapak tangan Nath agar pintu dapat dibuka.
Setelah masuk kedalam, Chris merebahkan tubuh Nath di ranjang. Nath terduduk namun matanya masih terpejam. Ia membuka rok, sepatu dan atasannya hingga menyisakan pakaian dalam saja. Nath kembali tidur memeluk bantalnya. Setelah menyelimuti tubuh kekasihnya, Chris masuk kedalam kamar mandi. Ia membasuh wajahnya dengan kasar lalu duduk di kursi santai sambil menatap wajah kekasihnya yang tertidur pulas.

KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME, NATH!
RandomWarning 21+ Yang anak kicik jangan weudeul... jangan bandel yakkk... belom umurnya adek-adekkuuu...!! soon lah ya sayang.. Di usia 25 tahun, menjadi Head Of Advertising di perusahaan underware ternama di Amerika bukan perkara mudah bagi Nathania. Be...