Keesokan harinya Chris terbangun lebih dulu. Ia melihat Nath yang tidur membelakanginya. Ia menarik tubuh Nath ke pelukannya lalu menyusupkan kepalanya ke leher Nath membiarkan aroma tubuh Nath yang wangi menggoda hidungnya. Perutnya mulai bergolak lagi namun Chris berusaha menahannya dan menghirup dalam-dalam aroma kekasihnya mengalihkannya dari rasa tidak nyaman di perutnya.
Chris menyadari tubuhnya yang masih telanjang karena Nath yang semalam menggodanya. Chris jadi tersenyum mengingatnya. Kekasihnya yang cantik ini memang sangat pengertian.
Chris kembali memejamkan matanya membiarkan dirinya dan Nath tidur lebih lama.Alarm di ponsel Nath berdering membangunkan Nath. Nath mengerjapkan matanya pelan. Keningnya mengerenyit saat melihat sinar matahari pagi menyapanya malu-malu. Untungnya alarmnya tak membuat Chris terbangun. Nath menyingkirkan dengan lembut tangan Chris yang membelit pinggangnya erat. Ia menunduk lalu mengecup kening Chris dan bangkit dari ranjang menuju kamar mandi. Nath ada janji dengan Raline untuk mengajaknya keliling di daerah sana sebelum mereka kembali ke Los Angeles besok.
Chris tiba-tiba terbangun karena merasa mual yang hebat. Dia bergegas berlari ke kamar mandi mengabaikan kondisi tubuhnya yang telanjang, lalu muntah di wastafel. Chris memuntahkan cairan asam. Nath yang baru saja selesai mandi dan mengenakan handuk terkejut melihat Chris yang muntah-muntah. Dengan lembut Nath menepuk punggung Chris merasa kasihan melihat kekasihnya yang terlihat pucat. Setelah selesai dan berkumur dengan obat kumur, Chris berjalan keluar kamar mandi dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Nath segera mengenakan pakaiannya dengan cepat dan turun kebawah mengambil es cream favorit Chris berharap itu dapat mengurangi rasa mual Chris. Sam bilang kalau Chris selalu menolak minum obat saat sedang mengalami ini setiap pagi.
Saat kembali ke kamar, Nath melihat Chris yang merebahkan tubuhnya di ranjang. Tangan kanannya menutup matanya.
"Hei, mau makan es cream agar merasa lebih baik?" Tanya Nath.
Chris menurunkan tangannya. Ia menatap Nath yang sedang menatapnya dengan tatapan khawatir.
"Kau ke bawah untuk mengambil ini?" Tanya Chris.
Nath mengangguk.
"Lain kali jangan! kamar kita di lantai tiga. Kau harus rela bolak-balik hanya demi sekotak es cream?" Omel Chris.
"Sekotak es cream ini bisa membuatmu jauh lebih baik. Ini makanlah!" Ucap Nath sambil memberikan sesendok penuh es cream kepada Chris.
Chris memakannya lalu memejamkan matanya. Perlahan rona wajahnya berubah lebih terang tidak sepucat tadi.
Chris mengambil kotak es cream di pangkuan Nath lalu memakan sendiri es creamnya.
Pintu kamar mereka diketuk. Chris menutupi ketelanjangannya dengan selimut saat Nath berdiri dan berjalan ke arah pintu."Sorry kalau bangun gara-gara ketukan aku, madam!" Ucap Raline yang berdiri di depan pintu dengan tatapan menyesal.
"Nggak kok. Aku udah bangun dari tadi. Udah mandi malahan!" Jawab Nath.
Raline langsung tersenyum cerah.
"Bisa kita pergi sekarang?" Tanya Raline.
"Bisa tunggu Chris mandi sebentar? Sambil menunggu Chris, kita bisa sarapan dulu!" Ucap Nath.
Raline mengangguk penuh semangat lalu berlalu dari kamar Nath berjalan dengan langkah yang ringan menuju meja makan.
Nath kembali menutup pintu."Aku tunggu di bawah ya!" Ucap Nath sambil mengecup bibir Chris yang manis dan dingin.
Chris mengangguk penuh semangat lalu berjalan ke kamar mandi tanpa memperdulikan tubuhnya yang tidak mengenakan satu helai pakaian pun.
Nath hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Nath turun sambil membawa tas kecil dan ponselnya. Nath kembali menatap interaksi Raline dan Sam di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME, NATH!
RandomWarning 21+ Yang anak kicik jangan weudeul... jangan bandel yakkk... belom umurnya adek-adekkuuu...!! soon lah ya sayang.. Di usia 25 tahun, menjadi Head Of Advertising di perusahaan underware ternama di Amerika bukan perkara mudah bagi Nathania. Be...