Part 81 : Christopher

161 5 0
                                    

Keesokan paginya sekitar pukul 07.00 pagi, mereka berempat berangkat ke bandara. Sam dan Raline terus saja menguap saat di dalam mobil dan tak lama kemudian Sam tertidur pulas. Sedangkan Chris memeluk lengan Nath dan menyusupkan kepalanya ke leher Nath yang wangi. Hal ini membuat Chris lebih nyaman karena seperti biasa tiap pagi perutnya terasa bergolak.

Perjalanan dari villa ke bandara yang memakan waktu kurang lebih tiga jam sebenarnya bisa digunakan mereka berempat untuk tidur di mobil. Sayangnya dari mereka berempat hanya Nath yang masih terjaga. Dia mulai melakukan kegiatannya setiap bulan atau setiap mendapatkan uang lebih dari pekerjaannya selain di kantor Chris.
Nath teringat percakapannya berdua saja dengan Raline tadi pagi sambil menunggu para pria selesai bersiap-siap.

"Madam, kau belum menjawab pertanyaanku tentang note "PA" di schedule kemarin!"

"Itu adalah orphanage. Kalau dalam bahasa indonesia artinya Panti Asuhan. Itulah kenapa aku beri notes PA!" Jawab Nath.

"Dan?" Tanya Raline lagi.

Nath tersenyum kecil.

"Itu artinya saat aku mendapatkan uang entah dari pekerjaan diluar kantor, hasilnya akan ku berikan pada panti asuhan. Entah sebagian atau seluruhnya!" Jelas Nath.

"Wow!" Raline kehabisan kata-kata mendengar penuturan Nath.

"Apa panti asuhan ini ada di New York atau di Indonesia?" Tanya Raline lagi.

"Di Indonesia dan di Boston! Ingat, tidak ada yang mengetahuinya selain kau. Bahkan baik Chris maupun Ale tak ada yang mengetahuinya. Aku memberitahumu karena kau yang tau scheduleku selain aku!" Jelas Nath lagi.

Raline mengangguk cepat sambil mengatupkan bibirnya rapat-rapat memberi tanda kalau ia bisa menjaga rahasia.
Kembali ke masa sekarang, Nath mulai mentransfer sejumlah uang ke rekening dua panti asuhan. Nath sudah menjadi donatur tetap di dua panti asuhan itu selama bertahun-tahun. Setelah selesai dan memberikan bukti pada pengurus panti, Nath kembali mematikan ponselnya dan ikut menempelkan kepalanya di kepala Chris dan mulai memejamkan mata. Sekitar 1,5 jam kemudian Nath terbangun karena merasakan geli akibat lehernya yang dikecupi Chris.

"Kenapa?" Tanya Nath agak sedikit serak.

Chris menggeleng.

"Mual?" Tanya Nath lagi.

Akhirnya Chris mengangguk pelan.

"Nanti sampai di bandara kita langsung beli es cream ok?" Bujuk Nath lagi.

Chris kembali mengangguk penuh semangat. Ia kembali mengecup leher Nath berkali-kali. Tangannya menggenggam erat tangan Nath.
Nath membiarkannya dan mencoba kembali tidur. Karena perjalanan ke bandara yang masih sekitar 1 jam lagi.

Sesampainya di bandara, Chris mengecup bibir Nath singkat lalu berlari mencari kedai es cream untuk mengusir rasa mual di perutnya. Nath tersenyum kecil melihat tingkah Chris yang seperti anak kecil. Tidak terlihat pesona Chris sebagai bujangan kaya raya maupun artis Hollywood yang terkenal. Bagi Nath yang terlihat saat ini adalah Chris-nya, kekasihnya, calon suaminya yang sedang kelabakan mencari es cream favoritnya. Sam dan Raline membawa semua koper. Mereka tak membiarkan Nath mendorong satu koper pun mengingat kondisi Nath yang sedang hamil muda. Untungnya saja baik Nath maupun Chris tidak membawa banyak barang jadi Sam dan Raline tidak kesusahan.

Chris langsung memesan 6 cup es cream. Chris duduk setelah memesan es cream dan memanggil Nath saat melihat Nath berjalan beriringan dengan Sam dan Raline. Ia menarik tubuh Nath untuk duduk di pangkuannya. Es cream pesanan Chris datang dan mereka mulai menyantapnya dengan lahap.

Nath hanya menyuap dua sendok karena ia merasa lapar. Nath bangun dari pangkuan Chris dan berjalan ke tempat lain untuk mencari makanan. Nath menawari Raline dan Sam, namun mereka berdua kompak menolak karena ingin menghabiskan es cream yang telah di pesan Chris. Setelah menghabiskan dua cup es cream, dan juga sisa es cream milik Nath yang tidak dihabiskan, Chris berdiri dan mulai mencari kekasihnya. Chris tersenyum saat melihat kekasihnya mengantri di salah satu restaurant sandwich yang populer. Chris langsung menggenggam tangan Nath dan menciumnya.

Beberapa orang yang ada disana mengabadikan moment romantis Chris dan Nath. Walaupun Chris mengenakan topi dan kacamata, tak menampik pesonanya sebagai artis Hollywood menarik atensi orang-orang yang ada disana. Apalagi moment saat Chris tanpa malu menyusupkan wajahnya ke leher Nath, mengecup singkat bibir Nath dan tangannya yang melingkar posesif di pinggang Nath.

Nath memesan 5 sandwich dan 5 minuman. Tak lupa Nath memesan beberapa side dish lain yang tak ayal membuat Chris mengerutkan kening.

"Kita hanya berempat, apa kita bisa menghabiskannya?" Tanya Chris.

"Berlima kalau kau lupa. Akhir-akhir ini nafsu makanku meningkat lebih banyak daripada sebelumnya. Maaf!" Jawab Nath lalu tersenyum malu dan menunduk.

Chris mendongakkan wajah Nath. Menatap langsung ke mata hijau Nath yang indah.

"Tak perlu minta maaf! Aku hanya bertanya kok. Maaf kalau pertanyaanku menyinggung perasaanmu!" Jawab Chris lalu menunduk dan mengecup bibir Nath lagi.

Nath menggeleng. Ia menahan lidahnya untuk berkomentar.

"Dibandingkan aku, kau yang sekarang lebih sensitif tuan!" Batin Nath.

Setelah pesanan mereka siap, Chris yang membawa semua pesanannya. Chris meminta Nath memeluk pinggangnya. Nath menurutinya namun menahan diri karena ingin tertawa kencang melihat sifat clingy Chris sekarang.

"Lengket sekali madam, seperti kembar siam!" Goda Raline saat melihat Chris dan Nath yang mendekat.

Chris memberikan sebagian makanan kepada Sam dan Raline lalu berjalan menggandeng tangan Nath. Karena kali ini Chris yang membayar tiket penerbangannya, Chris memilihkan tiket first class untuk mereka berempat. Raline sempat terbengong sejenak saat tau ia akan naik penerbangan first class.
Sambil menunggu pesawat mereka, mereka berempat duduk di tempat duduk yang memang ditujukan bagi penumpang first class. Terdapat beberapa menu makanan dan wine juga didalam sana, namun Nath lebih memilih menghabiskan sandwich yang ia pesan tadi. Beberapa kali Chris mengusap remahan diujung bibir Nath. Namun saat Nath dengan sengaja mengoleskan mustard di ujung bibirnya, mata Chris berkilat dan menunduk lalu menjilat ujung bibir Nath hingga tak terlihat mustard setetes pun disana.

Sam menatap mereka dengan tatapan jengah dan muak. Sedangkan Raline terlihat terpesona melihat interaksi mereka berdua. Nath menyuapi Chris kentang goreng dan sandwich yang lezat.
Setelah makanan yang ada dimeja habis dan Sam menghabiskan 2 gelas wine yang terlihat lezat, Panggilan boarding untuk penerbangan mereka diumumkan. Chris kembali menggandeng tangan Nath dan berjalan masuk ke dalam pesawat yang mereka naiki.

"Ngomong-ngomong Nathania, apa kau sudah tau kalau kekasihmu ini membeli satu pesawat jet pribadi?" Tanya Sam saat mereka berjalan beriringan.

"Ya aku tau. Saat dia memberitahuku, aku menganggap dia sudah gila! Mana ada orang membeli pesawat jet pribadi tiba-tiba?" Omel Nath sambil mencubit perut Chris yang berotot. Chris meringis namun mengalungkan tangannya di pundak Nath.

"Dan apakah kau sudah tau juga kalo bajingan ini baru-baru ini membeli sebuah yacht?" Tanya Sam lagi.

Seketika Nath menghentikan langkahnya. Raline pun menghentikan langkahnya lalu menatap Chris dengan tatapan melongo.

"Apa?" Bola mata Nath membulat lalu menatap Chris.

Chris langsung menatap Sam dengan tatapan mengerikan yang dibalas Sam dengan tatapan mengejek.

"Christopher!" Desis Nath.

"Honey, kenapa memanggilku Christopher?" Jawab Chris protes.

"Jelaskan apa yang dibilang Sam barusan!" Perintah Nath tegas.

"Nanti. Aku akan menjelaskan nanti saat kita sudah di dalam pesawat, ok?" Balas Chris lalu kembali memeluk pinggang Nath mengajaknya berjalan bersama.

"Brengsek!" Umpat Chris pelan sambil menatap Sam.

Sam hanya menjawabnya dengan tawa mengejek.

KISS ME, NATH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang