Chris memikirkan perkataan Sam tadi. Terlalu cepat bukan kalau memikirkan cinta? Mereka berdua baru saja menjalin hubungan. Harusnya mereka menjalani dengan perlahan-lahan bukan?
Nath kembali fokus pada pekerjaannya. Pintunya kembali diketuk, Raline masuk. Wajahnya menunjukkan raut wajah khawatir.
"Mr. Anderson mencarimu!".
"Ada masalah?". Tanya Nath.
"Sepertinya dia tahu kalau foto itu bukan foto Nicole asli". Ucap Raline sambil menggigit kukunya.
"Bagaimana bisa?". Tanya Nath lagi.
Raline menggeleng.
Nath bergegas pergi menemui Mr. Anderson.
Chris mengirim pesan untuk mengajak makan siang bersama nanti. Nath membalas pesan dari Chris.
"Maybe next time. Sepertinya ada masalah mengenai proyek Mr. Anderson. Sekarang aku sedang menuju kesana!".
Chris mengerenyit saat melihat pesan dari Nath.
Baru saja Chris hendak pergi, pintu ruangannya diketuk.
Divisi bagian bahan baku ingin mengadakan meeting. Chris mengumpat pelan. Namun ia tidak bisa menolak. Ia hanya harus menyelesaikan meeting ini dengan cepat dan segera menemui Nath bersama dengan Mr. Anderson.
Nath mengetuk pintu ruangan Mr. Anderson. Lalu membuka pintu dan melihat Mr. Anderson berdiri membelakangi mereka.
Mr. Anderson melempar beberapa foto keatas meja. Foto yang menampakkan wajah Nath.
"Aku tidak menyangka kalau akan ditipu olehmu Nathania. Kau bilang Nicole yang menjadi model ternyata kau".
Nath menghela nafas pelan.
"Di tengah pemotretan, Nicole jatuh pingsan dan pada akhirnya kita tetap melanjutkan dengan saat yang menjadi modelnya".
"Kau pikir ini akan berhasil? Siapa kau bisa menandingi super model seperti Nicole hah?". Bentak Mr. Anderson.
Nath menatap foto itu. Dia merasa janggal karena foto itu harusnya hanya tim mereka yang tau. Kenapa bisa sampai di tangan Mr. Anderson.
"Saya minta maaf, Sir! Saya tidak bermaksud apa-apa. Saya hanya ingin proyek ini berjalan sebagaimana mestinya!". Jawab Nath.
"Hah. Ingin kuberitahu sesuatu?. Hal yang dimulai dengan kebohongan, tidak akan pernah bisa berjalan lancar. Kau telah membohongi publik kalau kau terbitkan hal sialan ini". Umpat Mr. Anderson.
Otak Nath berfikir cepat.Setelah Mr. Anderson mengusir mereka, Nath mengetuk-ngetuk kukunya ke layar ponsel.
Dengan bergegas ia mencari kontak. Lalu menelepon.
"Brian? Kau belum mulai mencetak majalahnya kan?". Tanya Nath.
"Baru akan kukerjakan". Jawab Brian.
"Hentikan. Jangan cetak. Ada revisi. Tunggu aku disana". Jawab Nath lalu mengakhiri panggilan.
"Apa yang akan kau lakukan, madam?" Tanya Raline.
"Hal yang harusnya ku lakukan sejak awal". Jawab Nath.
Sesampainya di ruangannya, Nath bergegas menelepon bagian media sosial, percetakan, dan divisi terkait lainnya untuk bertemu di ruang meeting.
Nath mengatakan perihal revisi yang ia inginkan terhadap majalah dan media sosial.
"Kau merevisi di detik-detik terakhir begini Nathania?". Tanya Brian.
"Apa boleh buat? Dari awal sebenarnya aku kurang setuju dengan pembohongan publik ini. Dan hari ini Mr. Anderson mengetahuinya entah darimana. Jadi mau tidak mau kita harus mengubah plan kita". Jelas Nath panjang lebar.
Semua yang diruangan meeting mengangguk. Lalu setelah selesai meeting, mereka bergegas melakukan pekerjaan mereka masing-masing.
Nath pun kembali keruangannya. Baru saja ia menyenderkan tubuhnya yang lelah, teleponnya berbunyi.
"Ya?". Jawab Nath.
"Sudah datang? Bisa ke ruanganku sebentar?" Tanya Chris.
"Baiklah". Jawab Nath lalu beranjak keruangan Chris.
Nath mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk oleh Chris.
Chris mengunci pintunya membuat Nath mengangkat sebelah alis.
"Ada apa, Sir?". Tanya Nath sambil duduk di sofa.
Chris berjalan kearahnya memutar tubuh Nath membelakanginya lalu memijat pundak Nath pelan.
"Ohh..yes...". Gumam Nath menikmati pijatan Chris yang membuatnya nyaman.
"Kau kaku sekali. Lelah ya?'. Tanya Chris.
Nath mengangguk. Tangannya masih memijat pundak Nath lalu bergeser ke lengannya. Dengan sengaja Chris menyenggol payudara Nath membuat Nath seketika membuka mata. Ia menoleh kebelakang dan melihat wajah Chris yang seolah tidak berdosa.
Chris meminta Nath untuk berbaring agar Chris bisa memijat kaki Nath.
Nath menuruti dan memang benar Chris memijat kaki Nath perlahan. Pijatan Chris membuat perlahan-lahan Nath mengantuk dan tertidur. Chris tersenyum namun tetap melanjutkan pijatannya.
Sesampainya di paha Nath, Chris berhenti. Ia menelan ludah menatap rok Nath yang tersingkap memperlihatkan pahanya yang mulus.
Nath terbangun saat jari jari Chris berputar - putar di pahanya. Nath tersenyum lalu bangun dan mencium Chris di bibir.
"Upah pijatan tadi". Ucap Nath.
"Hanya ciuman? Kurang kalau kau mau tahu!".
"Kurang? Kau mulai serakah, Sir!".
Chris mengangguk lalu membalas Nath dengan menciumnya keras dan rakus.
Nath meletakkan tangannya di bahu Chris. Berpegangan karena kepalanya mulai pusing merasakan ciuman Chris yang memabukkan.
Dengan kekuatan mencengangkan Chris mengangkat tubuh Nath ke pangkuannya. Ia kembali mencium Nath dengan rakus.
"Pakaianmu hari ini sangat tidak mendukung. Aku ingin menyusuri bibirku dilehermu".
"Tanda yang kau beri cukup banyak, Sir. Kali ini aku yang akan berpetualang!". Bisik Nath seperti janji.
Nath mencium Chris lagi. Tangannya menangkup wajah Chris memperdalam ciuman mereka. Dengan lincah jarinya yang membuka kancing kemeja Chris. Menampakkan tubuh Chris yang mengagumkan. Nath mengecup leher Chris, ciumannya turun hingga ke dada, menggoda Chris hingga ke ambang batas kewarasannya. Kedua tangannya mencengkeram erat pinggang Nath, merapatkan tubuh mereka.Menekankan tubuh Nath ke pusat gairahnya. Chris mendongak nikmat saat lidah Nath bermain di putingnya.
Chris menyingkap rok Nath hingga ke pinggang memperlihatkan boy shortnya yang dipakai Nath.
Matanya birunya berkilat sarat akan gairah.
"Aku tidak pernah melihat boy shortku akan sesexy ini". Ucap Chris.
Nath berbisik di telinga Chris.
"Apa kita harus pindah? Aku tidak ingin suaraku terdengar keluar".
"Tidak. Aku sudah menyalakan sistem kedap suara saat ini!". Jawab Chris.
"Ada hal seperti itu di ruangan ini?". Nath mengerenyitkan alis.
Chris mengangguk.
"Jadi bisakah kau mulai membuka pakaian sialan ini sebelum aku merobeknya?". Tanya Chris lagi.
Nath melepas blazernya dibantu Chris. Chris pun mengangkat bokongnya sedikit melepas celananya menurunkannya hingga ke kaki.
Bola mata Chris melebar saat melihat Nath hanya dalam balutan pakaian dalamnya.
Sesuai yang diinginkannya tadi, Chris menyusuri leher Nath yang masih terlihat jejak tanda cintanya.Tangannya melepas bra Nath melemparkannya ke samping. Nath menekan tubuhnya ke Chris berpegangan pada bahunya. Chris menangkup payudara Nath menggoda puncaknya membuat Nath mendesah dan mendongakkan kepala. Pinggulnya bergerak gelisah membuat kejantanan Chris terasa membengkak. Chris mengerang. Dengan tidak sabaran ia membuka boy short yang dipakai Nath dan melemparkan kesamping. Jarinya menekan Nath tepat di puncak kewanitaannya membuat Nath mendesah keras. Nath menggigit bibir berusaha menahan desahannya.
"Tidak perlu menahan suaramu. Tidak akan ada yang mendengar!". Ucap Chris serak.
Pinggul Nath kembali bergerak gelisah merasakan jari Chris yang berputar - putar nikmat di puncaknya. Semakin lama gerakan pinggulnya semakin tidak beraturan. Nath menangkup wajah Chris saat merasakan klimaksnya mendekat. Lalu Nath pun meledak. Nafasnya terengah-engah.

KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME, NATH!
De TodoWarning 21+ Yang anak kicik jangan weudeul... jangan bandel yakkk... belom umurnya adek-adekkuuu...!! soon lah ya sayang.. Di usia 25 tahun, menjadi Head Of Advertising di perusahaan underware ternama di Amerika bukan perkara mudah bagi Nathania. Be...