Nath kembali tertidur setelah Chris menguras energinya.
Chris menutupi tubuh telanjang Nath lalu bergegas ke kamar mandi.
Saat shower mengguyur kepalanya, Chris membayangkan tentang yang ia dan Nath lakukan semalam.
Percintaan mereka berdua begitu menggebu-gebu. Bahkan Chris pun hingga merasa gila akan tubuh Nath.
Chris berusaha mengendalikan pikiran dan tubuhnya yang kembali bergairah karena memikirkan Nath. Chris harus membiarkan Nath istirahat karena esok mereka berdua harus bekerja.
Setelah selesai membersihkan tubuh, Chris mengambil kaos dan celana pendek lalu masuk kedalam selimut berbaring di sebelah tubuh telanjang Nath.
Chris menelan ludah. Ia melihat tanda yang ia tinggalkan bertebaran di tubuh Nath. Chris pun keluar dari selimut karena ia tidak bisa berhenti berfikir untuk menggerayangi tubuh Nath. Chris memunguti pakaian mereka yang berserakan lalu memasukkan ke keranjang pakaian kotor. Chris pun keluar dari kamar lalu beranjak ke dapur untuk mengambil air minum. Chris pun menyalakan tv untuk mengusir rasa bosan. Ia menengok jam dan ternyata masih jam 05.30. Chris berbaring di sofa dan berfikir akan membangunkan Nath pukul 06.30 nanti.
Nath terbangun jam 06.00 karena alarm ponselnya yang memekakkan telinga. Nath segera mematikannya dan bangun dengan nyeri di sekujur tubuhnya.
Nath beranjak dari kasur masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari keringat dan cairan mereka berdua.
Saat Nath berkaca, ia mendengus.
"Tanda yang kemarin belum sepenuhnya hilang, ditambahin lagi tanda baru mana banyak banget astaga".
Setelah selesai membersihkan diri, Nath keluar menggunakan handuk yang membungkus tubuhnya dibawah lengannya.
Ia menoleh mencari pakaiannya yang berserakan namun tidak menemukan satupun. Nath menggigit bibir lalu berfikir cepat.
"Aku akan meminjam pakaian Chris saja, masa aku pakai handuk terus". Gumam Nath lalu membuka lemari mencari pakaian yang kiranya bisa ia kenakan.
Nath mengambil kaos hitam, celana training dan satu boy short. Nath bergegas menggunakannya lalu membungkus rambutnya dengan handuk. Melihat sprei yang acak-acakan, Nath membuka lemari lagi mencari sprei bersih lalu menggantinya. Setelah bersih dan rapi, Nath membawa sprei kotor dan memasukkan ke keranjang kotor. Ia mengambil ponselnya dan turun kebawah berniat untuk mencari Chris.
Saat menuruni tangga, Nath melihat Chris tertidur di sofa. Nath tersenyum. Ia membuka lemari es mencari makanan yang bisa ia makan. Nath menuang jus jeruk kedalam gelas. Lalu melihat beberapa bahan yang bisa ia gunakan untuk sarapan bersama dengan Chris.
Saat mengoles mentega ke roti, sepasang tangan kekar melingkar di pinggangnya yang ramping.
"Sudah bangun?". Tanya Chris sambil mengendus lehernya yang wangi.
Nath membalikkan tubuhnya.
"Hmmm, aku meminjam pakaianmu. Dan oh ya, boy shortmu juga". Ucap Nath sambil menurunkan karet celana training ya memperlihatkan pada Chris.
Mata Chris berkilat-kilat.
"Aku yang memasukkan pakaianmu ke keranjang kotor". Jawab Chris.
Nath berdecih.
"Nanti antarkan aku pulang dulu. Mana mungkin aku bekerja memakai pakaian ini. Lagipula aku harus mengambil pakaian dalamku. Mungkin aku bisa memakai boy shortmu, tapi kau tidak mempunyai bra disini jadi kau harus mengantarku pulang dulu". Ucap Nath lagi.
Chris mengangguk. Ia melepaskan pelukannya membiarkan Nath membuat sarapan untuk mereka berdua.
10 menit kemudian Nath selesai membuat toast untuk mereka berdua.
"Maaf aku hanya membuat ini. Karena kita tidak punya banyak waktu lagi". Kata Nath dengan nada menyesal.
"Ini enak kok!". Jawab Chris sambil menyuap toast besar-besar masuk kedalam mulutnya.
Nath tersenyum lalu meminum jus jeruknya.
Chris mengantar Nath pulang kerumah, sesekali Chris menggenggam tangan Nath lalu mengecupnya membuat kupu-kupu di perut Nath terasa berterbangan.
Sesampainya di apartement, Nath bergegas kekamarnya mengambil setelan pakaian kerjanya dan memakainya secepat kilat. Ia memilih memakai turtleneck karena banyak tanda yang ditinggalkan Chris disepanjang lehernya. Ia memadupadankan turtleneck abu-abunya dengan blazer hitam dan rok hitam selutut. Sepatu heels 5cm semakin mempercantik tampilan Nath.
Nath memilih mengurai rambutnya untuk antisipasi jika ada yang tidak sengaja melihat tanda cinta dari Chris.
Setelah siap, Nath pun mengambil tasnya dan menemui Chris yang menunggunya di ruang tamu.
"Ayo!". Ajak Nath.
Chris memperhatikan tampilan Nath lalu mengangguk.
Saat lampu merah, Nath mengigit bibir menahan diri ingin bertanya Chris perihal hubungan mereka saat ini.
Chris memang mengatakan kalau hubungan mereka bukan one night stand tapi Chris juga tidak memperjelas apakah mereka sepasang kekasih sekarang.
Nath menghela nafas karena hal itu.
"What's wrong ?". Tanya Chris sambil menangkup wajah Nath menolehkan kearahnya.
"What are we?". Tanya Nath pelan sambil menunduk. Bibirnya berkedut lucu. Hal ini membuat Chris gemas hingga Chris tidak bisa menahan diri untuk mendongakkan wajah nath dan mengecup bibir Nath yang pink.
"Lover". Jawab Chris singkat lalu menjalankan mobilnya karena lampu sudah berubah hijau.
Lagi-lagi Chris menggenggam tangan Nath dengan posesif. Nath tersenyum lalu menyenderkan tubuhnya yang sedikit lelah.
Nath meminta Chris untuk berhenti di depan apotek sebentar. Nath turun dan segera membeli pil pencegah kehamilan.
Chris memilih untuk tidak berkomentar apapun.
Nath meminta Chris untuk tidak menurunkannya didepan kantor karena Nath tidak suka menjadi bahan perhatian seluruh karyawan. Nath menarik leher Chris lalu mengecup bibir Chris cepat.
"Laters, baby!". Ucap Nath lalu segera keluar dari mobil Chris. Ia berjalan menuju coffee shop favoritnya.
Chris tersenyum mendengar kata-kata Nath.
Nath tiba dikantor agak siang, itulah kenapa sudah banyak karyawan lain yang berada didalam kantor.
Nath memasuki ruangannya. Hatinya berbunga-bunga mengingat perlakuan manis Chris. Sebelum lupa, Nath segera meminum pil nya.
Berbarengan dengan itu, kepala Raline melongok kedalam ruangan.
"Kau minum obat apa?". Tanya Raline mengerenyitkan kening.
"Vitamin". Jawab Nath singkat.
Raline mengangguk lalu berlalu dari situ.
Sam memasuki ruangan Chris.
Ia ingin segera menanyakan kepada Chris perihal pesan yang ia kirim semalam.
"Aku memiliki kekasih". Bunyi pesan singkat Chris semalam.
Begitu memasuki ruangan Chris, Sam langsung memberondong Chris dengan banyaknya pertanyaan.
"Siapa dia?"
"Aku mengenalnya?"
"Sialan! Jawab pesanku!".
"Sekarang katakan siapa wanita itu?". Tanya Sam tegas.
"Nath, siapa lagi menurutmu?". Jawab Chris dengan entengnya.
Sam mengusap rambutnya. Giginya bergemeletuk mendegar penuturan Chris.
"Jadi kalian menjalin hubungan?". Tanya Sam lagi untuk memastikan pengdemgarannya.
"Ya!". Jawab Chris singkat.
"Sejak kapan?". Tanya Sam lagi.
"Kemarin".
"Bagaimana bisa?".
"Bagaimana lagi Sam, kita berdua sama sama dewasa bukankah wajah jika saling tertarik?". Tanya Chris mengangkat sebelah alisnya.
"Kau sudah berkata kau mencintainya?". Tanya Sam lagi.
"Oh astaga. Aku benci percakapan ini. Kita belum sejauh itu".
Sam menghela nafas.
"Tunggu saja. Kau akan menyesal jika bertahan dengan egomu". Ucap Sam lalu meninggalkan ruangan.
Chris mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME, NATH!
DiversosWarning 21+ Yang anak kicik jangan weudeul... jangan bandel yakkk... belom umurnya adek-adekkuuu...!! soon lah ya sayang.. Di usia 25 tahun, menjadi Head Of Advertising di perusahaan underware ternama di Amerika bukan perkara mudah bagi Nathania. Be...