Part 32 : Bimbang

614 15 0
                                    

Nath baru saja menuangkan shampoo ke telapak tangannya, ada sepasang tangan yang melingkar di pinggang Nath.
"Sudah bangun?". Tanya Nath membalik badannya lalu menatap Chris. Chris mengangguk.
"Menunduklah sedikit". Perintah Nath.
Chris mengikuti perintah Nath dan membiarkan Nath menggosok pelan rambutnya. Tangan Chris dengan jail merambat dari pinggang ke arah payudara Nath.
"Jangan nakal!". Ucap Nath sambil menepis tangan Chris.
"Sulit bagiku untuk tidak bersikap nakal didekatmu!". Jawab Chris.
"Kau bukan hanya nakal tuan, tapi juga mesum!". Nath berdecih.
Chris tertawa pelan. Nath menuang sabun ke telapak tangannya dan menyabuni tubuh Chris dengan sabar. Nath mendorong Chris pelan kearah shower lalu mengusap - usap rambut Chris hingga busanya menghilang.
Chris masih memegang erat pinggang Nath. Ia bersender pada dinding kamar mandi. Nath berjinjit sedikit untuk mengendus rambut Chris.
"Pantas saat pertama kali kita bertemu, aku mencium aroma wangi yang asing darimu. Tadinya kukira parfum, namun aku tak pernah tau ada aroma parfum yang unik begini. Ternyata aroma ini berasal dari shampoo". Ucap Nath.
"Kau suka?". Tanya Chris.
Nath mengangguk lalu mengecup bibir Chris singkat.
"Keluarlah, aku harus mandi dan kembali ke hotel untuk berkemas". Ucap Nath.
"Kau kembali ke New York malam ini?". Tanya Chris mengangkat sebelah alisnya.
"Besok. Tadinya aku tak perlu berkemas karena tidak membawa banyak pakaian, namun karena mendatangi acara Molly mau tidak mau membuatku berbelanja beberapa pakaian. Jadi nanti malam aku harus mulai berkemas karena besok penerbangan ku pagi". Jelas Nath.
"Aku sudah mengupgrade penerbanganmu, jadi kita besok berangkat bersama". Kata Chris sambil mematikan shower.
"Bagaimana bisa?". Tanya Nath lagi.
"Tidak ada yang tidak bisa, Nathania. Sekarang diamlah. Aku akan memandikanmu dengan sabar". Ucap Chris. Mata birunya berkilat.
Chris menyabuni tubuh Nath dengan perlahan. Tangan Chris berlama - lama saat menyabuni payudara Nath.
"Aku tau maksudmu Mr. Evans!". Ucap Nath.
"Apa?". Tanya Chris sambil menampakkan wajah yang pura - pura polos.

Chris masih menelusuri lekuk tubuh Nath. Chris kembali menyalakan shower untuk membilas tubuh Nath yang terkena sabun.
Nath mengusap wajahnya yang terkena air. Baru saja Chris menunduk hendak mencium bibir Nath, terdengar ketukan dan teriakan ibunya.
"Oh..Mom! Kenapa harus datang sekarang sih!". Keluh Chris.
"Sana cepat keluar". Nath mendorong tubuh Chris dan melanjutkan mandinya.
Chris membuka pintu kamarnya dengan handuk dipinggangnya.
Nalisa yang melihatnya membulatkan mata.
"Apa kau mengantarkan Nath ke hotel?". Tanya Nalisa.
"Tidak. Dia sedang mandi sekarang!". Jawab Chris.
"Ups. Sepertinya aku agak mengganggu. Kalau begitu setelah selesai mandi segera antarkan dia ke hotel. Dia harus beristirahat karena besok penerbangannya pagi". Ucap Nalisa lalu pergi meninggalkan Chris.
Nath keluar kamar mandi mengenakan hanya handuk. Ia mengambil pakaiannya yang berserakan lalu masuk kembali kekamar mandi.
Setelah selesai berpakaian, Nath keluar dan tidak melihat siapa - siapa di kamar. Nath keluar dan melihat Nalisa sedang mengobrol berdua dengan Chris.

Nath bergabung dengan duduk disebelah Chris.
Setelah beberapa menit mengobrol Nalisa meminta izin kepada Nath untuk beristirahat. Nath juga berpamitan untuk pulang. Nalisa memeluk tubuh Nath. Tangannya membelai wajah Nath yang cantik sambil tersenyum.
"Ayo aku antar!". Ucap Chris mengulurkan tangan.
Nath menyambutnya sambil tersenyum manis sekali.
Sesampainya di hotel, Chris ikut masuk kedalam kamar Nath. Nath membiarkannya daripada Chris merajuk.

Tidak ada yang mengenali Chris karena Chris menggunakan masker, topi dan kacamata.
Mereka berdua masuk sambil bergandengan tangan.
Chris merebahkan tubuhnya saat sampai di kamar Nath. Nath hanya menggelengkan kepala dan mulai mengepak pakaiannya. Ia mengambil baju yang akan ia kenakan besok lalu meletakkan di dalam tas susunan paling atas agar mudah mengambilnya. Chris memperhatikan Nath yang terlihat sibuk.
Nath membuka kulkas dan mengambil air mineral untuknya dan Chris. Chris menerima air itu saat Nath mengulurkannya, namun Chris juga menarik tangan Nath hingga ia terduduk di pangkuannya.
"Kau sibuk sekali sejak tadi, membuatku merasa diabaikan!". Ucap Chris. Mulutnya mengkerut lucu.
Nath mengusap pipi Chris yang sudah mulai terasa akan tumbuh bulu - bulu halus.
"Memangnya apa yang ingin kau lakukan?". Bisik Nath tepat ditelinga Chris.
Chris mencium bibir Nath dengan brutal. Lidahnya menelusuri rongga mulut Nath hingga Nath agak sedikit kewalahan.

Chris menarik baju Nath keatas, melepaskannya dan melemparkannya kesamping. Ia juga melepas lalu melemparkan pakaian dalam Nath. Chris menatap payudara Nath yang telanjang lalu menunduk mulai menggodanya. Chris membelai, menyentuh puncaknya membuat Nath mendesah pelan. Lalu tanpa aba-aba Chris menggigit pelan puncaknya membuat Nath menggelinjang dipangkuannya sambil mengerang nikmat. Kedua tangannya mencengkeram rambut Chris.
Chris melanjutkan siksaannya, ia juga mengigit pelan payudaran Nath yang satunya. Setelah puas, Chris kembali mengecup leher Nath memberi beberapa tanda kepemilikan disana.
Nath mengerang, lalu dengan kekuatan penuh Nath mendorong Chris hingga telentang Nath melepaskan kaos Chris. Tangannya menelusuri dada Chris yang berbulu. Nath mengecup pelan. Lidahnya yang lembut menjilat setiap bagian tubuh Chris. Dengan cekatan Nath melepas celana Chris, jari-jarinya menelusuri inti Chris yang menggembung didalam celana dalamnya.

Nath membebaskan kejantanan Chris. Kejantanannya mengacung tegang. Nath menggenggamnya lembut. Menarik turunkan tangannya menggoda Chris yang menggeram. Pinggulnya bergerak gelisah. Lalu tanpa aba-aba, Nath menjilat kejantanan Chris. Nath lalu memasukkannya kedalam rongga mulutnya yang hangat. Nath menghisap keras.
"Sial!". Desah Chris.
Ia mencengkeram rambut Nath dan menggerakkan pinggulnya lebih dalam seolah ingin Nath menghisap lebih keras. Nath melepas kulumannya lalu menjilat puncak kejantanannya hingga Chris mendongakkan kepalanya penuh kenikmatan.
"Nathania....!". Desah Chris keras.
Nath kembali memasukkan inti Chris kedalam mulutnya, menghisapnya tanpa ampun. Nath menarik turunkan kepalanya. Gerakannya semakin cepat dan tak terkontrol membuat Chris kelojitan dibawahnya.
"Nathania, kau harus melepasnya kalau tidak ingin...ughhhh". Chris tidak menyelesaikan kalimatnya karena merasa puncaknya mendekat.
Nath tidak menghiraukannya. Ia menggerakkan kepalanya semakin cepat. Sesekali lidahnya menggoda ujung kejantanan Chris. Tubuh Chris mengejang memancarkan cairannya didalam mulut Nath. Nath menelannya sambil menatap Chris dengan tatapan menggoda.
Nafas Chris terengah-engah. Nath naik keatas tubuh Chris. Chris mengusap bibir bawah Nath. Menggoda Chris, Nath memasukkan jari Chris kedalam mulutnya menghisapnya cukup keras.
"Sejak kapan kau senakal ini?". Tanya Chris.
"Sejak bertemu denganmu". Jawab Nath lalu merebahkan diri diatas tubuh Chris.
Chris menelusuri punggung Nath yang telanjang. Ia sedang mengatur nafas setelah klimaks yang baru saja menghantamnya tadi. Pikiran Chris berkelana. Dalam hati Chris membatin ingin mengatakan kepada Nath perihal malam itu. Chris ingin jujur, namun takut Nath akan benci padanya lalu meninggalkannya jika tau kalau pria yang waktu itu adalah dirinya.

KISS ME, NATH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang