Setelah berbelanja kado untuk Molly, Nath membeli baju untuk ia kenakan nanti malam. Setelah selesai berbelanja, Nath pergi ke bar. Mata Andrea membulat melihat bos nya datang.
"Bukannya kapan lalu kau datang? Sekarang datang lagi?". Tanya Andrea.
"Ya. Aku ada pekerjaan disini jadi sekalian mampir. Kau sudah sehat?".
Andrea mengangguk.
Nath memberikan makanan yang ia bawa untuk karyawannya. Andrea tersenyum senang.
Namun sayangnya Nath hanya sebentar di bar. Ia akan bersiap - siap untuk pergi ke acara ulang tahun Molly nanti malam. Tadi sebelum berpisah, Molly memberinya alamat tempat tinggalnya selama di Boston. Lewat pertemuan singkat mereka, Molly bercerita kalau sebenarnya ia tinggal di Chicago. Namun di ulang tahunnya kali ini, ia ingin merayakan dengan semua keluarganya di Boston. Molly juga berkata kalau keluarganya belum tau ia datang sejak kemarin karena ia tiba di Boston menjelang tengah malam. Jadi ia memilih tinggal di hotel ini.
Sebelum pergi ke tempat Molly, Nath ingin mencari makanan di sekitaran bar. Sambil berjalan, Nath melihat restaurant ramen dan akhirnya masuk lalu memesan makanan. Sambil menunggu makanannya, Nath memainkan ponselnya. Entah berapa ratus panggilan Chris ia abaikan. Pesan dari Chris juga semua Nath abaikan.
Mejanya diketuk, dan ia melihat seorang pria dengan mata hazel tersenyum padanya.
"Kau kan bartender di Nathale?". Tanya pria itu.
Melihat Nath yang hanya menatapnya dengan penuh tanda tanya, membuat pria itu tertawa.
"Astaga. Untuk pertama kalinya ada wanita yang melupakan namaku".
"Aku Luke. Yang kau buatkan minuman "Adios Bastard" beberapa hari yang lalu!". Jelas pria itu lagi.
"Astaga! Sorry aku lupa". Nath meminta maaf.
"Seperti yang aku bilang, kau wanita yang unik. Boleh aku bergabung?". Tanya Luke.
"Tentu saja". Jawab Nath sopan.
Nath meletakkan ponselnya terbalik. Luke memandang wajah Nath yang cantik. Nath mengangkat sebelah alisnya saat merasa diperhatikan Luke.
Nath bersedekap lalu bersender ke kursi.
"Apa kau akan menatapku terus begitu?". Tanya Nath.
"Oh ya. Bahkan aku bisa melakukan ini ber jam-jam". Jawab Luke menampilkan senyumnya yang nakal.
Nath menggelengkan kepalanya.
Pesanan mereka berdua datang. Mereka berdua makan dengan tenang.
"Kau bilang kau hanya sebentar di Boston? Kenapa aku tidak melihatmu lagi di bar?". Tanya Luke.
"Aku baru tiba semalam. Nanti malam aku akan menghadiri acara ulang tahun temanku!". Jawab Nath.
"Mau aku antar?". Tawar Luke.
"Tidak usah terima kasih". Tolak Nath sopan.
Mereka berdua pun kembali makan dalam diam. Luke hendak meminta nomor telepon Nath, namun ia urungkan. Ia melihat Nath masih bersikap defensif terhadapnya. Jadi Luke berusaha menjaga Nath mengobrol agar Nath merasa nyaman didekatnya.
Setelah makan dan berpamitan dengan Luke, Nath memutuskan ke hotel dulu untuk mandi dan berganti pakaian sebelum pergi ke rumah Molly. Ia mengenakan gaun hijau dengan detail tali dipinggang yang mempertegas bentuk pinggangnya yang ramping. Gaun hijau sepanjang mata kaki ini memiliki belahan panjang hingga ke paha. Nath mengenakan jaket jeans untuk melengkapi tampilannya.
Perjalanan dari hotel ke tempat Molly hanya memakan waktu 20 menit menggunakan taxi. Saat Nath tiba, Nath melihat rumah yang sangat megah berdiri didepannya. Nath menekan bel menunggu gerbang dibuka. Ponsel Nath berdering, Nath melihat kalau Ale menelepon.
"Kau di Boston lagi?". Tanya Ale.
"Ya. Menghadiri pesta ulang tahun temanku!". Jawab Nath beralasan.
"Kapan pulang hmm?". Tanya Ale lagi.
"Senin pagi mungkin. Aku akan mengambil penerbangan paling pagi".
"Baiklah. Oh ya kemarin aku melihat bos mu yang hot itu kemari semalam. Ia celingukkan seperti mencari seseorang, tapi dia tidak mengatakan apapun lalu pergi. Apa sesuatu terjadi diantara kalian?". Selidik Ale.
"Nanti ku ceritakan". Jawab Nath lalu mengakhiri panggilan.
Gerbang dibuka, Tobby dibaliknya ditemani oleh seorang wanita dewasa dengan pakaian maid yang khas.
Nath langsung berjongkok menyamakan tingginya dengan Tobby.
"Hai Tobby!". Sapa Nath lembut.
Tobby tersenyum manis sekali lalu mengulurkan tangan tanda ingin digendong. Bola matanya yang berwarna biru cerah terlihat bersinar indah.
Nath dengan senang hati langsung menggendong Tobby. Wanita yang bersama tadi menawarkan untuk membawa barang bawaan Nath. Dan dengan senang hati nath memberikannya.
Nath masuk ke rumah mewah itu. Mengagumi interiornya.
Tobby menyurukkan kepalanya ke leher Nath.
"Bagaimana kau tahu aku datang?". Nath bertanya sambil berjalan.
"Dia yang melihat anda monitor pengawas, nona!". Jelas wanita tadi. Nath tersenyum.
"Apa kau mengantuk?". Tanya Nath. Tobby menggeleng.
Wanita itu mengantarkan Nath masuk. Dekorasi pesta sudah terpasang dengan megah dan indahnya.
"Betty!". Suara wanita terdengar memanggil dari ruang tengah, saat Nath memasuki pintu depan.
"Ya nyonya?". Sahut wanita di sebelah Nath.
Wanita yang menyambut Nath tadi ternyata bernama Betty.
Betty mempersilahkan Nath untuk duduk. Nath mengangguk menanggapi.
Betty berjalan cepat meninggalkan Nath dengan Tobby yang masih digendongannya.
"Kau darimana?". Tanya wanita yang memanggil Betty.
"Saya mengantar Tuan Tobby untuk membuka gerbang. Ada tamu yang datang, nyonya". Jawab Betty.
"Tamu? Sekarang?".
Betty mengangguk.
"Nathania?". Mata Nath yang tadinya menatap lukisan menoleh begitu mendengar namanya disebut.
"Nalisa? Oh my God!". Nath berseru.
Nalisa tersenyum bahagia saat melihat Nath. Nalisa berjalan cepat lalu mengecup kedua pipi nath. Ia meminta Tobby yang berada di gendongan Nath. Namun Tobby menolak. Ia mempererat pelukannya di leher Nath.
"Sudahlah tidak apa - apa. Sejak kemarin dia begini". Jawab Nath.
"Kemarin?". Tanya Nalisa.
Nath mengangguk dan menceritakan pertemuannya dengan Tobby dan Molly di hotel.
Mereka berbincang-bincang hingga Tobby ketiduran. Betty mengulurkan tangan kepada Nath untuk menidurkan Tobby di kamar.
Nath mencoba melepaskan gendongan Tobby. Namun sekali lagi Tobby menolak. Ia menyatukan kedua tangannya dileher Nath.
"Ini pertama kalinya Tobby mau digendong oleh orang yang bukan dari keluarga". Ucap Nalisa.
"Bagaimana kalau aku yang meletakkannya di tempat tidur? Kalau kau tidak keberatan tentunya. Aku takut dia merasa kurang nyaman dan bebas jika digendongan". Ucap Nath.
"Tentu saja. Ayo aku antar kekamarnya". Ucap Nalisa lalu berdiri. Nath berjalan mengekor dibelakang Nalisa.
"Suatu kebetulan melihatmu dirumah ini Nathania!". Ucap Nalisa penuh kebahagiaan.
Nath tersenyum menanggapi.
Nalisa mencoba membuka pintu, namun terkunci. Nalisa dan Nath berpandangan. Lalu mereka berdua tersenyum.
Nalisa pun mengajak Nath menuju kamar yang lain yang terdekat dari kamar Tobby.
Saat Nalisa membuka kamar itu, nuansa abu-abu, hitam dan putih menghiasi dekorasi kamar tersebut.
"Ini kamar anakku. Sementara biarkan Tobby tidur disini. Kalau sedang pulang, biasanya Tobby akan tidur dengannya dibandingkan dengan orang tuanya".
Nath mengangguk lalu dengan lembut melepaskan pelukan Tobby dilehernya.
Sekali lagi Tobby menolak, ia memperetat tangannya di leher Nath.
"Bagaimana kalau kita berbaring bersama?". Bujuk Nath.
Tobby mengangguk lalu melepaskan tangannya. Nath meletakkan tubuh Tobby, lalu ikut berbaring disebelah Tobby. Seolah takut Nath akan pergi, Tobby langsung berbaring miring memeluk lengan Nath erat - erat.
Nalisa tertawa melihat kelakuan Tobby.
"Maaf ya Nathania! Biasanya Tobby tidak begini". Ucap Nalisa dengan nada bersalah.
"Tidak masalah, Nalisa! Dia lucu sekali!". Jawab Nath lalu menoel pipi Tobby yang bulat.
Beberapa saat, Nalisa menemani Nath hingga ketukan di pintu membuat mereka berhenti mengobrol.
Betty membuka pintu lalu menanyakan perihal makanan yang akan disajikan.
Nalisa berpamitan sebentar lalu meninggalkan Nath di kamar itu. Perlahan namun pasti, rasa kantuk mulai menyerang Nath. Ia pun memejamkan mata ikut tidur bersama Tobby.
Nalisa kembali kekamar untuk mengajak Nath turun dan makan namun mengurungkan niat saat melihat Nath sudah tertidur. Nalisa kembali menutup pintu dan membiarkan Nath tidur sebentar.
Nath terbangun karena getaran ponselnya. Dengan lembut, ia mencoba melepaskan pelukan Tobby dan untungnya berhasil karena Tobby sudah tertidur lelap.
Nath melihat pesan dari Raline.
"Jangan mau, please!!". Ucap Raline di pesan sambil menautkan sebuah situs.
Nath membuka dan melihat postingan foto dia dan Nicole di komentari oleh salah satu perusahaan kosmetik. Ia bilang kalau ingin menjadikan model di foto sebagai brand ambasadornya.
"Bukan aku, Nicole yang dia mau!". Jawab Nath lalu beranjak keluar dari kamar menuju ke lantai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME, NATH!
De TodoWarning 21+ Yang anak kicik jangan weudeul... jangan bandel yakkk... belom umurnya adek-adekkuuu...!! soon lah ya sayang.. Di usia 25 tahun, menjadi Head Of Advertising di perusahaan underware ternama di Amerika bukan perkara mudah bagi Nathania. Be...