Part 35 : Aneh

678 8 0
                                        

Nath tertidur pulas setelah habis-habisan melayani nafsu Chris yang seolah tidak ada kata lelah.
Chris mengecup bibir Nath pelan lalu ikut memejamkan mata setelah menyetel alarm untuk mereka berdua. Tak lupa Chris mengirim pesan pada sopirnya agar datang ke hotel besok pagi untuk mengantarkan mereka ke bandara.
Chris memeluk pinggang Nath posesif lalu ikut tertidur.
Nath terbangun saat alarm terdengar memekakkan telinga. Chris bahkan tak bergerak sedikitpun. Nath menyingkirkan tangan Chris dari pinggangnya pelan lalu bergegas ke kamar mandi. Langkah Nath sempat terhenti karena merasa ngilu di intinya. Nath menoleh kearah Chris dan mendengus.

"Dia liar sekali semalam".
Nath melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi dan membersihkan diri.
Setelah selesai mandi dan masih menggunakan bathrobe Nath mengeringkan rambutnya yang basah lalh Nath mengganti pakaiannya. Saat keluar dari kamar mandi, Chris masih belum terlihat tanda-tanda akan bangun.
Nath duduk disebelah Chris. Mengusap pelan keningnya dan membangunkannya.
Chris bergerak pelan namun masih tetap belum membuka mata. Nath menggoyang-goyangkan hidung Chris yang mancung sambil memanggil nama Chris. Chris mengerjap menatap wanitanya yang cantik.
"Cepat bangun dan bersihkan dirimu. Kita akan ketinggalan pesawat nanti!". Ucap Nath lalu beranjak dari ranjang.

Chris menarik tangan Nath hingga tubuh Nath terjatuh diatasnya. Matanya yang sayu karena baru bangun tidur menatap Nath dengan antusias. Chris mengendus leher Nath. Aroma sabun yang wangi menguar dari tubuh Nath. Saat Chris akan mencium bibir Nath, Nath menutupi bibir Chris dengan telapak tangannya.
"Jangan! Kau tidak akan berhenti. Jadi sebelum kau membuat kita terlambat, lebih baik segera bangun dan masuk kamar mandi sana!". Perintah Nath.
"Aku sudah bangun. Semuanya bangun! Nih kalau tidak percaya". Jawab Chris sambil menarik tangan Nath dan meletakkan di kejantanannya yang mengeras.
Nath mencubit perut Chris pelan lalu segera bangun dari ranjang dan duduk di kursi untuk membubuhkan makeup tipis diwajahnya. Chris bangkit dari ranjang, berjalan kearah Nath membungkuk sedikit dan mengecup pipi Nath cepat.

Nath tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah Chris yang kekanak-kanakan.
Nath menyandarkan kepalanya ke bahu Chris saat diperjalanan menuju bandara.
Chris tidak mau melepas genggamannya di tangan Nath. Bahkan saat didalam mobil pun Chris tetap menggenggam tangan Nath.
Tak perlu menunggu waktu lama, Chris dan Nath pun bersiap untuk memasuki gate mereka dan kembali ke Los Angeles.
Setibanya di Kantor, Nath tadinya memilih untuk berangkat sendiri dibandingkan bersama Chris. Namun Chris menolaknya. Toh semua orang tau kalau mereka menjalin hubungan. Untuk apa ditutupi lagi.
Mereka berdua pun memasuki kantor. Beberapa orang yang sudah datang menatap penasaran ke arah mereka. Ke arah Nath lebih tepatnya. Nath berbelok keruangannya. Sebenarnya Chris ingin mencium kekasihnya, namun ditahannya karena banyak karyawan yang sudah mulai berdatangan. Chris tidak ingin Nath merasa tidak nyaman.
Raline yang datang tidak lama setelah Nath, segera mengetuk pintu ruangan Nath pelan.
Nath menyuruhnya masuk. Raline berdiri bersedekap didepan Nath.
"Ada apa ?". Tanya Nath setelah Raline hanya diam tak mengatakan apapun.
"Kau berhutang satu penjelasan padaku madam!". Raline menatap Nath tajam.
"Semua terjadi begitu saja Raline, bahkan aku tidak tahu harus memulai darimana!". Ungkap Nath jujur.
Nath dapat melihat jelas beberapa karyawan berdiri didepan ruangannya seolah ingin tahu apa yang terjadi didalam.

Nath menghela nafas.
"Sepertinya kau harus mempersiapkan diri menjadi pusat perhatian!". Kata Raline.
Nath mengangguk dan menarik nafas dalam-dalam.
Nath mengalami hari yang cukup berat hingga makan siang tiba. Tiba-tiba ia merasa diawasi kemanapun ia pergi. Saat ia lewat beberapa orang berbisik-bisik dan terlihat jelas kalau sedang membicarakannya. Dan bosnya itu yang tak menghubunginya sama sekali hingga kini mau tidak mau membuat Nath cemberut.
Nath membuka satu berkas yang berada di mejanya. Berkas itu berisi permintaan Nath menjadi model lagi di peluncuran pakaian dalam koleksi terbaru musim semi.
Nath menekan tombol dial untuk menelepon Raline memintanya segera keruangannya.
Nath menyerahkan berkas yang ia baca tadi kepada Raline.
"Apa ini?". Tanya Nath.
"Kau tahu kan pereleasan kemarin sukses besar hanya dalam hitungan menit? Jadi beberapa divisi setuju untuk mendapukmu kembali. Bukankah ini seperti satu tepuk tiga nyamuk?". Tanya Raline.
"Itu karena Nicole Raline. Kau tahu kan bagaiman popularitasnya?". Ungkap Nath.
"Bukan madam. Itu karenamu. Yang kau gunakan habis terlebih dahulu dibandingkan yang digunakan Nicole. Apa kau tahu sekarang kita mulai kewalahan memproduksi permintaan pasar yang membludak. Dan menurutku dengan popularitasmu kini, tak menampik bawa pereleasan selanjutnya akan sukses besar juga". Ungkap Raline jujur.
"Tapi kau kan tahu aku tidak melihat itu di kamera. Bahkan aku merasa tidak enak karena Roland harus beberapa kali mengarahkan aku. Tidak seperti Nicole yang dasarnya memang sudah profesional!". Jawab Nath.
"Omong kosong. Kau terlihat sangat bagus dikamera. Bahkan hampir semua orang di ruangan saat itu tidak bisa mengalihkan pandangannya darimu".
Nath terlihat memikirkannya namun ia belum mengambil keputusan. Ia akan coba berdiskusi dengan Chris.
Setelah Raline keluar, Nath mengirim pesan kepada Chris.
"Sibuk?".
"Tidak terlalu. Kenapa?". Balas Chris.
"Aku akan keruanganmu sebentar".
Nath berjalan keluar ruangannya membawa berkas itu ditangan. Saat pintu lift terbuka dan Nath berjalan keluar. Adeline mengajak Nath keruangan Chris. Tanpa memberitahu kedatangan Nath, Adeline membuka pintu dan mempersilahkan Nath masuk.

Nath menatap bingung kearah pintu yang ditutup.
"Ada apa?". Tanya Chris saat duduk di mejanya.
"Tumben ia tidak memberitahukan kedatanganku dulu padamu". Gumam Nath sambil mengangkat bahu.
Chris menyalakan mode smart lock ruangannya. Ia tersenyum miring karena mempunyai niat mesum saat melihat kekasihnya yang cantik muncul diruangannya. Entah kenapa Nath selalu terlihat begitu menggoda didepannya.
Nath meletakkan berkas tadi dihadapan Chris. Chris mengesampingkan dulu berkas yang dibawa Nath dan membuka berkas lain.
"Kau ingat terakhir kali memberikanku dokumen untuk menandatangani desain majalah kita?". Tanya Chris.
Nath mengangguk.
"Coba kau lihat desainnya. Kenapa aku merasa kalau desainnya terlalu sederhana!". Ungkap Chris.

Chris mundur sedikit saat Nath mencondongkan tubuhnya mencoba melihat desain yang dibicarakan Chris. Chris menarik pinggang Nath agar lebih mudah melihat desain itu. Tanpa sadar Nath agak membungkukkan badan saat membolak-balikkan halaman demi halaman majalah tersebut. Chris tersenyum puas karena kekasihnya masuk kedalam jebakannya.
Ia membelai kaki Nath. Tangannya yang nakal perlahan semakin naik. Nath yang menyadari Chris yang menggodanya menepis tangan Chris dari kakinya namun Chris tidak perduli. Sekali lagi ia menyusuri kaki Nath yang jenjang. Nath hendak membalikkan badan namun ditahan oleh Chris.
"Fokus saja pada pekerjaanmu Nathania!. Aku sedang menentukan hukuman apa yang pantas untukmu!". Ucap Chris serak.
"Hukuman? Kenapa jadi aku yang salah?". Tanya Nath mengerutkan kening.
"Siapa kepala divisinya? Sebelum sampai ke tanganku harusnya melewatimu dulu kan mana tahu ada yang perlu direvisi!". Cecar Chris.
"Ya tentu saja. Tapi entah kenapa majalah ini berbeda dengan yang diberikan kepadaku". Jawab Nath sambil mengerutkan kening.
"Bagaimana mungkin itu terjadi Nathania?". Chris menaikkan rok Nath hingga kepinggang.
"Menurutmu hukuman apa yang pantas untukmu?" Tanya Chris.
"Entahlah, sir! Aku tidak ingin mendapatkan hukuman karena aku benar. Bukan ini desain majalah sebelumnya!". Jawab Nath.
"Hukumanmu bertambah karena kau membangkang nona!". Ucap Chris sambil mencengkeram bokong Nath yang sintal.
Nath mengigit bibir bawahnya karena merasa bulu kuduknya meremang.

KISS ME, NATH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang