Part 36 : Berbahagia (Private 21+)

366 6 0
                                    

Chris meremas pelan bokong Nath. Nath mengigit bibir bawahnya berusaha fokus.
"Fokus pada kesalahanmu. Aku akan fokus pada hukumanmu". Ucap Chris serak.
Dengan lembut jarinya menelusuri paha Nath hingga keatas. Chris menaikkan rok Nath hingga ke pinggang. Nath mengepalkan tangannya diatas meja saat merasakan hembusan nafas Chris yang hangat di bagian belakang tubuhnya. Chris mengangkat rok Nath hingga kepinggangnya membuat tubuh belakang Nath terexpose didepan Chris. Mata Chris menyala menatap penuh hasrat.
"Berbalik, sayang!". Perintah Chris. Nath menuruti permintaan Chris dan membalikkan badannya. Chris mengangkat tubuh Nath ke atas meja pribadinya. Chris menunduk sambil melepas celana dalam Nath. Jarinya mulai membelai inti Nath membuat Nath memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya berusaha keras menahan desahannya.
"Apa yang kau...enghhh!!".
"Menghukummu, honey!". Jawab Chris.
Chris memasukkan satu jarinya merasakan inti Nath mencengkeram jarinya erat.

Nath mencengkeram pinggiran meja dengan erat. Kepalanya mendongak, pinggulnya bergerak gelisah merasakan rangsangan Chris. Seolah tak ingin berhenti menyiksa Nath, Chris menunduk dan menjilat puncak kewanitaan Nath. Nath menjerit pelan. Tangannya refleks mencengkeram kepala Chris yang berada ditengah-tengah pahanya. Pinggul Nath bergerak semakin tak beraturan karena gerakan Chris di antara pahanya semakin tak beraturan. Saat klimaks Nath sudah amat sangat mendekat, gerakan Chris berhenti membuat Nath seketika membuka mata menatap Chris protes. Chris tersenyum jail. Ia mengusap bibirnya dengan jarinya menatap Nath dengan intens.
Chris menurunkan tubuh Nath dari atas meja lalu membaliknya membelakangi Chris.
Nath menanti Chris memenuhinya. Gemerisik gasper dan resleting celana terdengar mendebarkan ditelinga Nath.

Chris menggoda Nath dengan menggesekkan kejantanannya ke inti Nath.
Nath mengerang karena tidak sabar.
"Please!". Mohon Nath.
Perlahan Chris memasukkan kejantanannya merasakan inti Nath yang mencengkeram erat.
"Sial..bagaimana bisa kau masih seketat ini!". Chris mencengkeram pantat Nath dan mendongakkan kepala.
Pinggulnya menghentak lebih cepat hingga gerakan mereka mengeluarkan suara yang menggairahkan bagi siapapun yang mendengar.
Nath menggigit bibirnya karena baru sadar kalau suaranya bisa terdengar hingga keluar dan ia merasa malu.
Chris membungkuk. Ia menolehkan kepala Nath menciumnya keras.
"Jangan tahan suaramu! Aku sudah menyalakan smart room system". Ucap Chris sambil menggemertakkan gigi.
"Dasar mes...um". Jawab Nath terputus-putus.
Nath mendesah keras. Klimaksnya terasa diujung tanduk.
Inti Nath berkedut hebat saat klimaks menghantamnya seakan menghisap kejantanan Chris didalam sana. Gerakan Chris semakin tak terkendali, Chris mencengkeram erat bokong Nath dengan kedua tangannya, kepalanya mendongak karena inti Nath yang berkedut masih menghisap didalam sana lalu dorongan terakhir ia pun memancar deras menyusul klimaks Nath. Chris ambruk menimpa tubuh Nath. Nafasnya terengah-engah. Dengan sisa tenaganya, Chris mengangkat tubuh Nath mendudukkan dipangkuannya dan duduk di kursi kebesarannya.
Nath masih mengontrol nafasnya. Chris tersenyum merasakan kehangatan Nath dipelukannya.
"Apa kau tidak lelah? Kita melakukannya hampir seharian kemarin, dan sekarang kau melakukannya lagi". Keluh Nath.
"Sulit bagiku melawan godaanmu, Nathania!". Jawab Chris.
"Aku tidak pernah menggodamu!". Elak Nath menatap Chris mengerutkan kening.

"Semua gestur tubuhmu menggodaku Nath. Semua yang kau lakukan membuatku terangsang. Kau tersenyum aku terangsang, kau mengigit bibir bawahnya aku terangsang, kau mendongakkan kepala sambil menutup matamu aku terangsang, semua hal yang kau lakukan membuatku tak bisa berhenti melakukannya Nathania". Jelas Chris.
"Itu memang otakmu saja yang mesum, Mr. Evans!". Omel Nath.
Ia beranjak dari pangkuan Chris dan menurunkan roknya. Mengambil celana dalamnya lalu membawanya kedalam kamar mandi.
Nath ingin mandi karena merasa lengket di sekujur tubuhnya, namun ia tidak membawa pakaian ganti. Nath pun memutuskan membasuh wajahnya dan intinya sampai bersih. Sebelum keluar kamar mandi, sekali lagi Nath berkaca untuk memeriksa tampilannya agar tidak terlihat oleh karyawan yang lain kalau ia baru saja selesai bercinta dengan bos nya yang sexy.

Saat ia keluar, Chris sudah duduk dikursi dengan penampilannya yang sangat rapi seperti tidak terjadi pergulatan menggairahkan diantara mereka barusan.
"Mana majalah yang kau berikan padaku tadi. Aku ingin tahu bagaimana bisa berubah!".
"Itu hanya akal-akalanku saja agar kau keruanganku. Aku merasa bosan jadi aku ingin menyantap camilanku!". Jawab Chris. Matanya bersinar jail.
Nath cemberut. Ia menunduk lalu menangkup dagu Chris dengan satu tangan.
"Jangan lakukan itu lagi, Mr. Evans. Jika kau lakukan itu lagi, aku yang akan menghukummu!". Ancam Nath.
"Kalau hukumannya seperti yang aku lakukan tadi, aku tidak akan menolak!". Jawab Chris.
"Jangan harap!". Decih Nath.
Ia mengecup bibir Chris lalu berjalan keluar dari ruangan Chris.
Nath menyenderkan tubuhnya yang lelah kekursi kerjanya yang nyaman. Memiliki Chris sebagai kekasih sungguh menguras energinya.
"Kau sudah menanyakan pada Mr. Evans?". Tanya Raline tiba-tiba sudah ada didepan mejanya.
Nath bahkan tidak mendengar Raline masuk.
Nath merutuki kebodohannya. Godaan Chris membuatnya lupa menanyakan kembali perihal permintaan Nath menjadi model.
"Belum. Di mejanya ada banyak berkas". Elak Nath.
"Lalu apa yang kau lakukan diruang kerja Mr. Evans begitu lama?". Tanya Raline mengangkat sebelah alisnya.
Otak Nath berfikir cepat.
"Ada desain majalah yang salah. Jadi aku diminta merevisi". Jawab Nath lalu berdiri dan membuka kulkas untuk mengambil minuman.
Raline menahan senyumannya. Ia memperhatikan penampilan Nath. Rok Nath terlihat kusut seperti bekas digulung dalam waktu yang cukup lama. Sepertinya temannya ini menghabiskan waktu yang menggairahkan bersama bos di ruangan. Raline tidak berkomentar apa-apa namun ia tau apa yang terjadi.
"Ku harap kau segera memberi keputusan Nath. Aku yakin ini akan memberikan impact yang besar pada perusahaan". Ucap Raline jujur. Raline pun pamit dan keluar dari ruangan Nath.
Sebuah notifikasi masuk membuat ponsel Nath bersuara.
"Makan malam bersama nanti?".
Nath tersenyum lali membalas "ok".

Chris tersenyum saat Nath membalas pesannya bersamaan dengan masuknya Sam keruangannya.
Sam mengangkat sebelah alisnya.
"Kau habis bercinta diruanganmu?". Tanya Sam blak-blakan.
"Sialan! Bagaimana kau tahu?". Chris mengerenyitkan kening.
"Entahlah. Hanya prasangka saja. Karena begitu aku masuk aura ruanganmu seperti habis melakukan pertempuran habis-habisan". Jawab Sam mengejek.
"Aku akan makan malam dengan Nathania, tolong pesankan satu tempat dengan tingkat privasi yang tinggi. Aku tidak ingin ada gangguan tidak penting".
"Baiklah. Aku akan memesankannya untukmu. Aku pergi dulu, nanti aku beritahu dimana tempatnya!". Jawab Sam lagi.
"Kau mau pergi lagi?". Tanya Chris.
Sam mengangguk dan melambaikan tangan lalu keluar dari ruangan Chris.
Sam berhenti sejenak didepan ruangan Nath dan melihat Nath yang menyender dan memejamkan mata dikursinya.

Sam mengetuk pelan pintu ruangan Nath lalu masuk kedalam. Nath membuka matanya dan melihat Sam.
"Sepertinya Chris membuatmu kelelahan". Ucap Sam.
Wajah Nath memerah karena malu.
"It's ok. Tidak perlu malu. Kalian berdua sudah dewasa. Hanya saja selama bertahun-tahun menjadi managernya, ini pertama kali aku melihat sisi lain seorang Chris Evans. Aku tidak akan bilang ini hal yang mudah bagi kalian berdua, tapi berbahagialah dengan bajingan satu itu". Lanjut Sam lalu berlalu dari ruangan Nath.

KISS ME, NATH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang