Part 64 : Buncit

250 4 0
                                    

"Nathania?" Tanya Chris lagi.

Nath mengigit bibir bawahnya. Terlihat jelas ia agak gugup.

"Roland! Tapi ini hanya persepsi gila Raline saja. Jangan khawatir! Mana mungkin dia tertarik padaku!" Jawab Nath gugup.

Chris meletakkan makanan yang ia bawa di meja.

Chris memutar kursi Nath menghadap ke dirinya.

"Kau pikir dia tidak tertarik padamu? Chris menyentuh bibir bawah Nath.

Nath mengangguk.

"But he did!" Jawab Chris sambil mengangkat tubuh Nath ke atas meja kerja. Melingkarkan kaki nya di pinggang Chris. Nath bisa merasakan Chris yang mulai bergairah.

Chris mengalungkan tangan Nath di pinggangnya. Kepalanya sedikit menunduk dan melumat bibir Nath dalam-dalam. Chris menyesap, mengigit pelan bibir Nath. Nath sedikit merintih saat tangan Chris dengan tiba-tiba menangkup payudaranya, menggoda puncaknya hingga mengeras. Chris melepaskan ciumannya dan mengecup dan menjilat leher Nath yang wangi.

"The punishment begin!" Bisik Chris di telinga Nath.

"Kenapa jadi aku yang dihukum?" Desah Nath sambil menahan tubuhnya ke belakang dengan kedua tangannya karena rangsangan Chris yang mulai menggila.

Chris mengabaikan protes Nath dan mulai melumat bibir Nath dengan rakus. Ciuman Chris yang menuntut membuat Nath kelimpungan. Nath mulai terengah-engah karena Chris tak juga melepaskan bibirnya. Ponsel Chris berdering di kantong celananya. Chris mengabaikannya, namun Nath tidak. Ia mendorong dada Chris memintanya mengangkat panggilan teleponnya. Ciuman mereka berdua terlepas.

"Shit! Mengganggu saja!" Sungut Chris.

Chris merogoh kantongnya Menyentuh bibir bawah Nath yang tampak sedikit membengkak. Nath memejamkan mata mencoba mengatur nafasnya.

"Halo!!" Sentak Chris tanpa melihat siapa yang meneleponnya.

Nath sedikit terkejut mendengar nada suara Chris tapi tersenyum kecil karena jelas Chris kesal karena ada yang mengganggunya yang sedang menyalurkan gairahnya.
Saat mendengar suara ayahnya diseberang sana, suara Chris sedikit melunak.
Ia bergegas keluar dari ruang kerja itu.

Ponsel Nath pun ikut berdering, Raline lagi yang menelepon membuat Nath mencebikkan bibirnya. Gara-gara mulut Raline yang sok tau membuat Nath harus kewalahan menanggapi kecemburuan Chris.

"Hmm?" Tanya Nath malas.

"Hehe maafkan aku madam, Mr. Evans tidak marah kan?" Tanya Raline di seberang sana.

Nath menghela nafas.

"Ada apa?" Tanya Nath lagi.

"Aku hanya ingin memberitahu kalau Hera menghubungiku untuk menanyai perihal keberangkatan kita ke Korea Selatan!" Ucap Raline.

"Bagaimana mungkin? Kenapa harus jauh-jauh kesana?" Tanya Nath lagi.

"Kau kan tau kantor pusat mereka disana, jadi kita harus kesana untuk menjalani pemotretannya!" Ucap Raline.

Nath menghela nafas pelan.

"Baiklah. Bagaimana dengan tiket dan yang lainnya?" Tanya Nath lagi.

"Kalau kau setuju, mereka akan segera mengaturnya" balas Raline.

"Baiklah. Berarti kita tidak bisa hanya cuti sehari." Gumam Nath.

"Kekasihmu kan CEO. Pasti mudah meminta izin. Saat ini yang aku pikirkan adalah belajar bahasa Korea walaupun hanya sedikit. Setidaknya kata-kata sederhana untum bertahan hidup disana!" Cerocos Raline.

"Jangan berlebihan. Disana tak semenakutkan itu kok!" Jawab Nath.

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Raline.

"Aku pernah kesana bertahun-tahun lalu." Jawab Nath.

"Untuk pertandingan bartender saat itu" gumam Nath dalam hati.

"Baiklah, setidaknya aku lebih tenang sekarang. Kalau begitu aku akan segera menghubungi mereka." Balas Raline lalu mematikan panggilan.
Nath menghela nafas. Ia perlu membicarakan hal ini dengan Chris. Nath berjalan keluar ruangan itu sambil membawa ponselnya mencari Chris.

Ternyata Chris sudah tidak menerima panggilan. Malah sekarang ia sedang asyik memakan es cream sambil menonton tv di sofa. Nath menggelengkan kepalanya.
"Everything ok?" Tanya Nath lembut sambil duduk disebelah Chris.

Chris mengangguk tapi wajahnya terlihat sendu. Tiba-tiba Chris meletakkan es creamnya dimeja dan mengangkat tubuh Nath ke pangkuannya. Chris menelusupkan kepalanya ke leher Nath.
Tangannya memeluk pinggang Nath erat-erat.
Nath mengerutkan keningnya melihat kelakuan Chris yang clingy begini.
Nath mengusap lembut rambut Chris. Memberikan pelukan yang kiranya dapat menenangkan suasana hati kekasihnya.

"Ada apa?" Tanya Nath lagi.
"Aku harus ke Irlandia besok. Dad meminta bantuanku untuk mengatasi masalah yang terjadi disana!" Jawab Chris lalu menghela nafas kasar.
"Dan? Kenapa kau terlihat sedih?" Tanya Nath lagi.
"Itu berarti kita harus berpisah, Nathania!" Keluh Chris.
Nath berusaha keras menahan tawanya.
"Sebenarnya Raline tadi memberitahu kalau pemotretanku dengan Hera dilakukan di Korea Selatan. Jadi aku harus terbang kesana! Dan karena jadwal pemotretannya lusa, kurasa besok aku harus berangkat." Ucap Nath.

Chris seketika menarik kepalanya dari leher Nath lalu menatap Nath tajam.
"Kau menyetujuinya?" Tanya Chris.
Nath menangkup wajah Chris.
"Tentu saja. Itu tanggung jawabku." Jawab Nath.
Chris mendengus dan menolehkan kepalanya kearah lain menghindari tatapan Nath kearahnya.
Nath kembali menangkup wajah Chris memaksanya menatap wajahnya.
"Tenang saja! Aku akan sering-sering menghubungimu saat sampai disana," Hibur Nath.
"Tadinya aku sempat berpikir mengajakmu ke Irlandia, ternyata kau malah ke Korea Selatan." Gerutu Chris lagi.

Nath menghela nafas lagi. Susah sekali menangani Chris yang sedang dalam mode rewel begini.
"Aku tak lama kok. Kalau pekerjaanku disana selesai, aku akan menyusulmu kesana bagaimana?" Tawar Nath.
Chris pun tersenyum kecil mendengar tawaran Nath.
"Janji?" Tanya Chris lagi.
"Janji!" Jawab Nath lalu beranjak mengambil es cream di meja namun ditahan oleh Chris yang sedang memeluk pinggangnya. Chris yang mengulurkan tangan untuk mengambil es cream itu lalu memberikannya pada Nath. Nath menyendok dan menyuap ke dalam mulutnya. Mata Nath terpejam merasakan dingin dan manis dari es cream ini. Nath menyendok lagi dan menyuapi Chris.

"Kau benar-benar akan menghabiskan stock es cream didalam sana, tau!" Gumam Nath sambil tersenyum.
"Entahlah! tiba-tiba aku jadi menyukainya. Saat aku membuka kulkas, mataku langsung tertuju padanya dan tidak bisa menahan diri lagi." Ucap Chris.
Nath kembali menyuapi Chris hingga Chris benar-benar menghabiskan satu kotak es cream.
"Sebentar, aku akan keatas mengambil makanan yang aku pesan tadi." Ucap Chris sambil mengangkat tubuh Nath dari pangkuannya.

Sambil menunggu Chris keatas, Nath membuang kotak es cream ke tempat sampah dan mengambil air mineral untuk mereka berdua.
Chris berjalan turun membawa beberapa kantong makanan dipelukannya dan meletakkannya di meja. Nath membuka kantong yang berisi berbagai macam makanan dari mulai chicken wings, potato ball, French fries, boneless chicken dan beberapa macam lagi.

"Kau pesan sebanyak ini memang bisa menghabiskannya?" Tanya Nath.
Chris mengangguk.
"Karena aku tidak akan ada project apapun dalam beberapa bulan kedepan, aku tidak perlu diet lagi. Aku bisa makan sepuasku!" Ucap Chris.
Nath tertawa.
"Sepertinya kau akan terlihat menggemaskan jika sedikit membuncit!" Goda Nath.
"Tidak mungkin, aku kan rajin olahraga!" Balas Chris.
"Kapan? Aku tak pernah melihatnya!" Jawab Nath sambil menyuap chicken wings kedalam mulutnya.
"Denganmu, sweety! Aku banyak berkeringat saat bersamamu!" Jawab Chris sambil mengusap saus yang tertinggal di bibir bawah Nath.

KISS ME, NATH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang