Part 77 : Bayi Besar

314 4 0
                                    

Pekerja Chris yang ditugaskan membeli beberapa testpack telah kembali membawa beberapa buah testpack. Nath naik ke kamarnya, mencoba menguji benar tidak ia telah hamil.
Chris menunggu di luar kamar mandi sambil harap-harap cemas.

Beberapa menit kemudian Nath keluar dengan 4 testpack di tangannya. Nath menatap Chris dengan tatapan berkaca-kaca.
Nath memberikan testpack nya kepada Chris dan Chris melihat semua testpack yang dipegang Nath positif. Spontan Chris mengangkat tubuh Nath dan memeluknya erat. Chris menyusupkan kepalanya di leher Nath. Nath memeluk erat leher Chris. Nath meneteskan air mata bahagianya di pundak Chris.

"Aku akan jadi ayah kan?" Ucap Chris.

Nath mengangguk.

"The real Daddy!" Nath tersenyum. Chris mencium bibir Nath lembut.

"Terima kasih..terima kasih, honey!" Ucap Chris.

Nath terharu melihat antusiasme Chris.

"Kita beri tau mom ya? Atau kita ke dokter saja dulu! Ayo!" Ucap Chris lalu menggandeng tangan Nath turun ke lantai bawah dan meminta salah satu pekerjanya mengantar mereka berdua ke dokter.

Sesampainya mereka di dokter, memang betul terbukti Nath sedang hamil 1,5 bulan. Mata Chris berkaca-kaca melihat titik yang ditunjuk dokter di layar. Ia menangkup wajah Nath, menatapnya bahagia.
Nath pun tak kuasa membendung air matanya. Mereka berdua pulang dengan senyum yang terpancar dari wajah mereka masing-masing. Beberapa kali Chris mengecup puncak kepala Nath yang bersandar di dadanya. Tangannya menggenggam erat tangan Nath di pangkuannya.
Chris tak sabar untuk segera sampai di villa dan menyampaikan berita bahagia ini ke ibunya.
Kedatangan mereka ditunggu oleh Raline, Sam, dan beberapa pekerja lainnya.

Raline melihat rona bahagia dari wajah pasangan yang berbahagia itu. Namun untuk memastikan Raline tetap bertanya pada Nath.

"Madam?"

Nath mengangguk lalu memeluk Raline.

"Positif. Aku hamil!" Ucap Nath dengan berkaca-kaca.

Sam terkekeh bangga lalu menepuk pelan bahu Chris.
"Wow bro! Congrats!"

Chris ikut tersenyum.
Mereka berdua masuk dan segera mengabari Nalisa. Nalisa berteriak kegirangan mendengar berita baik itu. Senyum tak lepas-lepas dari wajah semua orang yang mendengar berita kehamilan Nath.

"Segera pulang ya? Pernikahan kalian kita percepat saja!" Ucap Nalisa.

Nath dan Chris tertawa mendengar antusiasme Nalisa. Setelah mengakhiri obrolan dengan Nalisa, Nath menoleh ke arah Raline menatap Raline dengan pandangan penuh penyesalan.

"Maaf tidak bisa extend disini lama-lama!" Ucap Nath.

"Madam, santai saja! Masih ada hari esok. Kita bisa keliling sepuas kita besok. Tapi ingat jangan lelah-lelah!" Jawab Raline.

Nath mengangguk.
Chris kembali masuk ke ruang keluarga setelah mengambil es creamnya dari dapur lalu duduk disebelah Nath sambil mencium pipi Nath.
Raline menatap interaksi mereka berdua dengan tatapan kagum.

"Madam, apa keberatan kalau aku menanyakan sesuatu?" Tanya Raline.

Nath menggeleng.

"Bagaimana awal mula kalian menjalin hubungan? Maksudku kau adalah satu-satunya wanita di kantor kita yang sangat acuh di saat wanita lain heboh perihal pergantian Mr. George!"

"Acuh?" Tanya Chris menatap Nath.

Nath berdeham pelan.

"Ya Mr. Evans, saat semua karyawan wanita heboh karena berusaha berpenampilan semaksimal mungkin saat perkenalan hari itu, Nath malah berdandan seadanya dan sangat santai. Bukan berarti dia tidak cantik. Dia cantik sekali tentu saja. Hanya saja dia sangat apa adanya hari itu dan tiba-tiba foto kalian liburan bertebaran di internet dan sekarang kalian menikah dan Nath hamil pula! Ya ampun, aku saja kadang-kadang lupa kalau Nath kekasihmu. Tau-tau sekarang dia hamil!" Cerocos Raline.

Nath merapatkan bibirnya mengutuk Raline yang banyak bicara.
Chris tersenyum smirk dan menoleh ke arah Nath.

"Berdandan seadanya ya?" Tanya Chris sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Aku memang tidak berniat menggaet mu hari itu. Apalagi grup kantor yang heboh saat itu. Astaga! Bahkan baru saja aku tinggal sebentar notifikasi grup langsung mencapai ratusan!" Decih Nath.

Baru saja Chris akan menjawab Nath, ponsel Nath berdering memperlihatkan Ale yang meneleponnya.

"Nath? Really? Pregnant?" Tanya Ale.

"Ya! 1,5 bulan. Tadi aku barusan periksa ke dokter!" Jawab Nath.

"Sial! Si Chris tokcer juga!" Goda Ale.

"Ale!!!" Pekik Nath. Mulut Ale memang kadang-kadang suka ceplos-ceplos.

Ale terkikik mendengar suara Nath.

"Keadaanmu bagaimana? Merasa mual atau ngidam mungkin?" Tanya Ale lagi.

"Nope. Chris yang merasakannya! Dia yang tiba-tiba menjadi penggila es cream, dia juga yang setiap pagi bermasalah perutnya. Aku kasihan tapi aku bersyukur bukan aku yang merasakan perasaan tidak nyaman itu!" Nath tertawa sambil menatap ke arah Chris yang sedang menyuap es cream kesayangannya.

"Aku turut bahagia kau tau! Sudah dulu ya. Aku harus kembali bekerja. Bye bumil!" Ucap Ale setelah tertawa.

"Terima kasih, you're my other half! Bye!" Jawab Nath lalu mengakhiri panggilannya.

"Other half?" Dengus Chris.

"Ayolah! Masa kepada Ale saja kau cemburu?" Jawab Nath.

"Tcihhh, siapa yang cemburu!" Jawab Chris ketus.

Chris naik ke kamarnya sambil berjalan cepat membawa es creamnya di dada. Raline menatap sikap Chris dan tertawa terkikik.

"Sepertinya saat bayimu lahir kau akan terbiasa madam! Kau sudah memilik satu bayi besar saat ini!" Gurau Raline.

Nath tertawa lalu berjalan pelan keatas menemui bayi besarnya.
Nath membuka pintu kamar Chris dan melihat Chris yang duduk menatap jendela. Dengan lembut Nath menyentuh wajah Chris yang terlihat semakin lebat cambangnya.

"Masih marah, hmmm?" Tanya Nath.

Chris menghela nafas. Kepalanya menggeleng pelan.

"Hei, dengarkan aku. Ale adalah sahabatku. Tak perlu iri kepadanya karena kau sudah memiliki aku seutuhnya. Masih butuh validasi lagi? Aku sedang mengandung anakmu lho!" Ucap Nath lagi.

Chris menarik Nath duduk di pangkuannya.

"Maafkan aku yang sensitif!" Jawab Chris.

"Bukankah aku yang harusnya sensitif sebagai ibu hamil? Kenapa jadi dia?" Batin Nath.

"Apa kita sudah bisa merasakan gerakannya?" Tanya Chris sambil menyentuh perut Nath yang masih rata.

Nath tertawa.

"Tentu saja belum! Mau bercukur? Cambang dan kumismu semakin panjang!" Ucap Nath.

"Kau tidak suka?" Tanya Chris. Matanya yang biru terang dan indah menatap Nath.

"Suka. Tapi tidak selebat ini! Lagipula aku suka sensasi kumis tipis dan cambangmu di kulitku!" Ucap Nath.

"Geli?" Tanya Chris sambil mengangkat sebelah alisnya menggoda Nath yang pipinya terlihat merona merah.

Nath mengangguk.

"Baiklah! Ayo!" Ucap Chris menepuk pelan bokong Nath agar turun dari pangkuannya dan masuk ke kamar mandi.

Chris mengangkat tubuh Nath duduk di meja wastafel memasrahkan dirinya pada calon istrinya yang cantik.
Dengan telaten Nath mulai mengoleskan foam bercukur ke wajah Chris lalu mencukur kumis dan cambang Chris dengan lembut. Rambut-rambut halus Nath yang jatuh ke dahinya membuat Chris gatal ingin menyentuh dan menyingkirkannya. Setelah selesai Nath membasuh wajah Chris dengan handuk yang telah ia basahi sebelumnya.

Selesai bercukur, Chris terlihat jauh lebih muda dari usianya. Nath mengecup singkat bibir Chris yang menggoda.
Chris tersenyum menampakan giginya yang putih dan berbaris rapi.

KISS ME, NATH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang