Anthony mulai menggerakkan pinggul Ale pelan. Ale meringis pelan saat merasakan jengkitan rasa sakit di bawah sana. Namun ia tak berhenti menggerakkan pinggulnya. Ale merasa sakit dan nikmat yang ia rasakan secara bersamaan.
"Perlahan, cantik. Kau akan kesakitan!" Ucap Anthony serak.
Ale tak perduli. Ia ingin lebih. Pinggulnya bergerak semakin kencang membuat kejantanan Anthony menyentuh titik ternikmatnya. Ale menunduk dan menyesap bibir bawah Anthony. Ia menyusupkan lidahnya masuk. Menjelajah mulut Anthony yang hangat. Anthony mengerang kencang. Ia meremas pinggul Ale yang bergerak liar di pangkuannya.
Anthony menghentakkan pinggulnya ke atas membuat Ale merintih kencang. Gerakan pinggul Ale semakin menggila saat puncak kenikmatannya mendekat. Anthony pun merasakan hal yang sama. Anthony mengusap bibir bawah Ale lalu Ale menghisapnya dengan intens. Ale merasakan kejantanan Anthony yang berkedut di dalamnya lalu mereka berdua meledak bersama. Ale terengah-engah lalu ambruk di dada Anthony. Anthony memeluk tubuh Ale yang berkeringat lalu mengecup dahinya. Dengan perlahan ia mengusap punggung Ale yang mulus.
"I want more!" Bisik Ale dileher Anthony. Ia mengusap dada bidang Anthony.
Anthony tertawa keras.
"Kalau begitu angkat bokong cantikmu dari pangkuanku agar aku bisa membawamu ke hotel! Tapi jangan harap untuk tidur malam ini, cantik!" Janji Anthony.
Ale terkikik lalu melepaskan tubuh mereka. Ia meringis pelan saat merasa sengatan perih di kewanitaannya namun Ale tetap pindah ke kursi sebelah Anthony. Anthony segera mengancingkan kemejanya dan mengancingkan celananya. Sedangkan Ale memakai kembali underware dan bra-nya dan menurunkan dress-nya. Ia juga menaikkan tali dress-nya yang di turunkan Anthony tadi.
Setelah selesai, Anthony segera tancap gas ke hotel.Mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk bercinta sesampainya di hotel. Anthony baru melepaskan Ale saat waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi.
Anthony telah terlelap di sebelah Ale. Ale yang tidak bisa tidur memilih bangun dari ranjang dan berendam di bathup. Pikirannya berkelana mengenai kejadian yang dia alami."Mr. Harrison!" Gumam Ale pelan.
Bisa-bisanya Ale berakhir di ranjang pria itu. Ale menyadarkan kepalanya ke pinggiran bathup. Membiarkan air hangat meregangkan syaraf-syarafnya. Setelah beberapa menit berendam, Ale bangun dari bathup dan membilas tubuhnya di bawah shower. Ia berkaca dan melihat banyak tanda merah yang di tinggalkan Anthony di seluruh tubuhnya.
Ale mengambil kemeja Anthony di kursi lalu mengenakannya sebagai piyama. Ia berbaring di sebelah Anthony menatap wajah Anthony yang tampan dan damai. Ale menghela nafas dan ikut memejamkan mata.
Sekitar pukul 08.00 pagi, Anthony terbangun. Ia melihat Ale yang tertidur di sebelahnya mengenakan kemejanya. Anthony tersenyum manis lalu menarik tubuh Ale menempel padanya. Ale bergerak lalu mengerjapkan matanya pelan.
"Sudah bangun, hmm?" Bisik Anthony serak.
Ale mengangguk samar.
"Kita harus bicara!" Ucap Anthony.
Ale bangun dan duduk bersandar pada headboard kasur.
"Maafkan aku Mr. Harrison jika membuatmu tidak nyaman. Aku...mmmmp!" Ucapan Ale terputus karena Anthony sudah melumat bibirnya.
"Anthony. Call me Anthony!" Bisik Anthony.
Ale diam saja namun menatap mata Anthony yang berwarna biru cerah yang indah.
"Bagaimana bisa kau dalam pengaruh obat perangsang?" Tanya Anthony sambil mengusap bibir bawah Ale.
Anthony memindahkan tubuhnya ke atas tubuh Ale. Ia menunduk dan mulai mengecup pipi dan leher Ale.
Ale mengigit bibirnya berusaha tidak tergoda dengan tindakan Anthony.
![](https://img.wattpad.com/cover/233283004-288-k310173.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME, NATH!
AcakWarning 21+ Yang anak kicik jangan weudeul... jangan bandel yakkk... belom umurnya adek-adekkuuu...!! soon lah ya sayang.. Di usia 25 tahun, menjadi Head Of Advertising di perusahaan underware ternama di Amerika bukan perkara mudah bagi Nathania. Be...