Tipisss....tipissss ajaaa....
Chris bangun terlebih dahulu karena ingin ke kamar mandi. Ia membiarkan Nath tidur lebih lama.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Chris keluar kamar membawa kotak kosong es cream di tangannya.
Saat Chris turun beberapa orang menyapanya dan sedang sibuk menyiapkan beberapa makanan. Sam sudah duduk di meja makan sambil menyantap toast dan bacon.
Sam tersenyum jail melihat Chris yang terlihat lebih segar pagi ini."Bagaimana dengan kejutanku? Aku bisa membawakan hal yang kau butuhkan kan?" Tanya Sam.
"Tckkk...kau tahu dia akan datang, tapi kau tidak memberitahuku dan malah membiarkanku merasa frustasi kemarin!" Omel Chris.
"Dia yang melarangku mengatakannya! Dia bilang ingin memberi kejutan padamu!" Jawab Sam.
Chris mendengus. Ia membuka kulkas dan mengambil es cream favoritnya lalu kembali ke kamarnya.
Saat sampai di kamar, Chris tidak menemukan Nath tapi ia mendengar suara gemericik air dari kamar mandi.
Chris mulai menyuap es cream ke dalam mulutnya.
Beberapa saat kemudian, Nath keluar hanya menggunakan handuk. Nath melihat Chris yang dengan lahap memakan es creamnya."Sepagi ini sudah makan es cream?" Tanya Nath.
Chris tersenyum lalu mengulurkan sesendok penuh es cream ke Nath. Nath memakannya.
"Es cream ini membuat perutku lebih baik!" Ucap Chris.
Nath mengusap pelan perut Chris yang berotot.
"Ke dokter saja bagaimana? Kita coba periksa!"
Chris melihat bulir air yang menetes dari rambut Nath yang masih basah berjatuhan ke leher dan tulang selangkanya.
"Tak perlu! Aku sudah memiliki obat yang ampuh sekarang!" Ucap Chris lalu menarik tangan Nath yang berada diperutnya ke kejantanannya.
"Dasar mesum!" Balas Nath lalu mencium pelan bibir Chris.
Chris menarik tubuh Nath hingga jatuh ke pangkuannya. Membuat bagian bawah handuk Nath tersingkap memberikan Chris pemandangan menggoda. Chris meletakkan es creamnya ke meja dan mulai menangkup wajah Nath dan melumat bibir Nath. Chris mencengkeram pinggang Nath, menempelkan pada tubuhnya yang bergairah. Nath bisa merasakan manisnya es cream di mulut Chris yang sedang melumatnya rakus. Chris membuka handuk di tubuh Nath menampangkan tubuh telanjang Nath didepannya. Chris mengecup leher Nath lembut, memberi beberapa tanda kepemilikan disana. Jari Chris perlahan merambat paha Nath yang mulus hingga ke puncak kewanitaannya. Nath menggerak-gerakkan pinggulnya gelisah diatas pangkuan Chris.
Chris menggoda puncak kewanitaannya tanpa ampun. Nath mengalungkan tangannya di leher Chris, menunduk dan menyusupkan kepalanya ke leher Chris yang wangi. Sesekali Nath mengecup dan menghisapnya untuk menyalurkan rasa frustasinya karena godaan Chris.
Chris mengangkat tubuh Nath, mendudukkannya di kursi dan Chris bersimpuh didepannya. Chris meletakkan satu kaki Nath di pundaknya dan mulai menunduk menikmati hidangannya didepan mata.
Chris menjilat, menghisap, dan memainkan lidahnya yang terampil.Nath merintih.
Tanpa sadar ia meremas rambut Chris, menekan kepalanya agar memberikan kenikmatan lebih lagi padanya.
Seolah belum cukup menggoda Nath, Chris memasukkan satu jarinya tanpa aba-aba ke dalam inti Nath, membuat Nath mengeluh nikmat. Nath mencoba mengigit bibir bawahnya menahan desahannya namun godaan Chris dibawah sana begitu menyiksanya.Pinggulnya bergerak gelisah. Jari dan lidah Chris seolah bekerja sama menyiksanya.
Pikiran Nath kosong, ia hanya fokus di bagian tubuhnya yang saat ini digoda Chris habis-habisan.
Chris menyeringai melihat kekasihnya tak berdaya. Ia semakin gencar menggerakkan bibir dan jarinya.
Wajah Nath memerah, pinggulnya bergerak-gerak gelisah. Tanpa sadar ia menangkup payudaranya sendiri. Kepalanya menengadah saat klimaksnya menghantamnya kuat-kuat.
Chris bangun dan melumat bibir Nath rakus. Baru saja Chris hendak melepas celananya, ketukan di pintu menginterupsinya."Selamat pagi tuan, tuan besar menunggu dibawah!" Ucap salah satu pekerja Chris.
"Baiklah!" Jawab Chris ketus.
Nath tersenyum kecil walaupun ia masih menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja Chris berikan, Nath tahu kalau Chris akan frustasi karena gairahnya tidak terpenuhi.
Chris menaikkan kembali celananya lalu mengecup bibir Nath cepat."Ganti pakaianmu dan segera turun kebawah!" Ucap Chris.
Nath mengangguk.
Begitu Chris menutup pintu kamar, Nath bangun dan mengambil pakaiannya di koper. Nath sempat berbelanja beberapa pakaian saat masih di Korea. Ia membubuhkan makeup tipis di wajahnya, mengenakan parfum lalu menyisir rambutnya dan menguncirnya. Nath bergegas turun dan menemui Mr. George.Nath tersenyum begitu Mr. George melihat ke arahnya.
"Nathania? Bukannya sedang di Korea?" Tanya Mr. George
"Kemarin saya baru pulang, sir!" Ucap Nath sopan.
Nath duduk di samping Chris. Chris meletakkan tangannya di atas paha Nath dengan posesif. Mr. George mengobrol dengan Chris namun tatapan Chris yang tak lepas dari kekasihnya membuat Mr. George paham kalau putranya itu merasa sedikit terganggu dengan kedatangannya. Belum lagi dengan respons Chris yang singkat dan terdengar acuh tak acuh.
"Hari ini aku akan kembali ke Boston!" Ucap Mr. George.
"Tiba-tiba dad? Ada apa?" Tanya Chris.
"Tidak ada. Hanya merindukan ibumu!" Ucap Mr. George.
Nath tersenyum. Dibalik wajah tegas dan serius Mr. George ternyata beliau sangat mencintai istrinya.
Setelah berbasa-basi, Mr. George naik ke lantai dua, ke kamarnya untuk menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa nanti sore.
Chris mengajak Nath untuk berjalan-jalan keliling peternakan yang disambut Nath dengan raut wajah gembira. Masih belum terlihat tanda-tanda Raline bangun, jadi Nath hanya pergi berdua dengan Chris.Chris memberhentikan mobilnya di kebun anggur yang sangat luas. Chris bercerita kalau keluarganya memiliki pabrik pembuatan wine sendiri dan dari kebun anggur inilah bahan utama pembuatan wine berasal. Mereka berdua juga mendatangi peternakan yang berada dikawasan yang sama. Nath akhirnya menyadari kalau "farm house" yang dibilang Chris sebelumnya, bukan farm house biasa.
Mobil mereka berhenti didepan hamparan padang rumput hijau yang sangat luas dengan pohon-pohon rindang di sisi kanan dan kiri mereka.
Suasana di sekitar sangat sejuk namun Nath merasa lingkungan sekitar sangat sepi. Tak ada satupun orang yang berlalu-lalang didaerah itu. Entah karena masih wilayah peternakan keluarga Chris, atau memang tak banyak orang yang tinggal disini."Apa disini memang sesepi ini?" Tanya Nath sambil melihat-lihat.
Chris mengangguk.
"Ini masih wilayah Evan's Farm House, jadi tentu saja tak ada satu orang pun yang lewat kecuali pekerja yang tinggal di villa!" Jawab Chris.
Nath tersenyum. Sinar matahari yang bersinar malu-malu karena terhalang rimbunnya pohon menerpa wajah Nath.
Dengan mudah Chris mengangkat tubuh Nath ke pangkuannya."Chris!" Pekik Nath.
"Hmmm?" Jawab Chris sambil mulai mengendus leher Nath. Chris memberikan ciuman-ciuman ringan di sepanjang leher Nath dan tulang selangkanya. Dress putih model kimono yang digunakan Nath mempermudah niat nakal yang ada dipikiran Chris saat ini.
"Hentikan! Jangan disini!" Rintih Nath.
"Tak ada satupun orang yang lewat!" Ucap Chris.
"Tapi...mmhhh!" Ucapan Nath terputus karena Chris melumat bibir Nath. Chris melepaskan tali dress yang digunakan Nath memperlihatkan Nath dalam balutan pakaian dalam berwarna putih. Chris melepaskan ciumannya dan menyusupkan wajahnya ke payudara Nath yang hangat. Nath mencengkeram bahu Chris lalu mengalungkan tangannya di leher Chris yang kokoh. Chris melepaskan kaitan bra Nath yang menutupi pemandangan indah yang menggoda atensi Chris.
"Chris!" Pekik Nath lagi saat Chris tiba-tiba memasukkan puncak payudaranya. Mengulumnya, menggerakkan lidahnya memutar menggoda Nath hingga tubuh Nath bergerak gelisah.
"Kau terasa sangat lezat, honey!" Bisik Chris serak.
Fiuhhhh sedikit panas disiniiii!!
Vote or commentnya please 💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME, NATH!
AcakWarning 21+ Yang anak kicik jangan weudeul... jangan bandel yakkk... belom umurnya adek-adekkuuu...!! soon lah ya sayang.. Di usia 25 tahun, menjadi Head Of Advertising di perusahaan underware ternama di Amerika bukan perkara mudah bagi Nathania. Be...