Setelah semua sesi pemotretan selesai, Nath masuk kedalam ruang makeup untuk berganti pakaian. Nath baru menemui Raline beberapa menit kemudian sambil berpamitan ke beberapa kru disana. Nath sempat diajak ngobrol oleh salah satu staff disana selama beberapa saat.
Raline menghampiri Nath saat staff tadi pergi meninggalkan Nath.
Raline menyerahkan ponsel Nath."Kekasihmu yang hot tadi menelepon, video call lebih tepatnya. Dan sayangnya dia melihat kau saat berpose cukup mesra tadi. Lalu dia memintamu segera meneleponnya jika sudah selesai. Menurutku dia marah, madam!" Ucap Raline sedikit gugup.
Nath menghela nafas. Membujuk Chris yang sedang tantrum jauh lebih sulit dibandingkan membujuk Tobby.
Nath mencoba menelepon Chris. Namun tak ada jawaban. Nath mencoba menelepon panggilan video. Hingga 2 kali tak ada jawaban.
Nath mencoba menelepon lagi, hingga dering ke tiga baru Chris mengangkatnya. Wajahnya agak sedikit pucat."Kenapa? Kok mukanya pucat sekali" Tanya Nath.
Chris cemberut.
"Masih ingat telepon aku?"
Nath menahan senyumnya.
"Cemburu? Kan aku hanya profesional, sayang!" Bujuk Nath.
"Memang harus peluk-peluk pinggang segala? Harus meletakkan tanganmu di lehernya? Harus wajahnya berdekatan seperti itu?" Cerocos Chris.
"Jadi harusnya aku cium saja kalau begitu?" Goda Nath.
"Jangan macam-macam Nathania!" Sembur Chris.
Nath tertawa lepas mendengar respon Chris yang terdengar lucu.
"Jangan marah-marah! Kenapa wajahmu pucat? Sakit?" Tanya Nath.
Chris menggelengkan kepalanya cepat.
"Perutku sedang berulah! Sebentar aku ambil obat dulu! Jangan di matikan ya!" Ucap Chris lalu beranjak dan lari keluar kamarnya. Nath bisa melihat Chris hanya mengenakan boxernya.
Chris kembali membawa kotak es cream di dadanya.
Nath mengangkat alisnya."Itu obatmu?" Tanya Nath.
Chris mengangguk antusias sambil menyuap es cream ke dalam mulutnya.
"Kenapa tiba-tiba ada partner pria?" Tanya Chris tiba-tiba.
Nath terdiam sebentar. Tidak mungkin Nath mengatakan kalau terpaksa menjalani pemotretan dengan Simon agar project ini bisa selesai lebih cepat.
"Memang ada kok! Aku saja yang lupa tidak memberitahumu!" Ucap Nath.
Chris manggut-manggut.
"Sudah habis berapa kotak?" Tanya Nath.
Chris mengangkat bahunya.
"Aku matikan ya? Nanti aku telepon lagi. Aku mau pergi makan siang dulu!" Ucap Nath lembut.
Chris mengangguk.
"I love you, gorgeous!" Ucap Nath.
Chris tersenyum manis menampakkan giginya yang rapi
"I love you more, honey!"
Nath menghela nafas dalam-dalam setelah menutup panggilan teleponnya.
"Apa Mr. Evans masih marah?" Tanya Raline.
"Untungnya tidak. Dia tidak tau kalau lusa aku akan menemuinya! Jadi aku berusaha menutupinya agar dia tidak curiga" Ucap Nath.
Raline mengangguk lalu menarik tangan Nath dan mengajak Nath makan siang.
Karena ini hari terakhir mereka di Seoul, Raline ingin berkeliling dan makan sepuasnya.
Nath mengikuti Raline kemana pun Raline mau. Setelah mengisi perut di salah satu restaurant ayam tadi, Raline meminta Kim Suk Jin mengantarnya ke beberapa tempat yang Raline mau. Nath sempat membeli oleh-oleh untuk kekasihnya dan sahabatnya, Ale.
Sayangnya seolah energi Raline tak ada habisnya, Nath merasa sedikit kepayahan mengikuti Raline. Ia duduk di anak tangga saat Raline berlarian kesana kemari. Kim Suk Jin duduk di samping Nath, sesekali dia tersenyum melihat Raline yang sedang berfoto sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME, NATH!
DiversosWarning 21+ Yang anak kicik jangan weudeul... jangan bandel yakkk... belom umurnya adek-adekkuuu...!! soon lah ya sayang.. Di usia 25 tahun, menjadi Head Of Advertising di perusahaan underware ternama di Amerika bukan perkara mudah bagi Nathania. Be...