Part 17 : Taxi

831 17 0
                                    

Nathan mengantarkan Nath saat waktu menunjukkan pukul 8 malam.
Tadinya Nathan mengajak Nath ke club, namun Nath menolak karena ia ingin beristirahat. Nathan menunjukkan wajah kecewa namun ia tak ingin memaksa. Ia tak ingin membuat Nath tak nyaman dengannya.
Baru saja Nath membuka pintu kamarnya, Ale menelpon.
"Halo! Apa kau sudah pulang?". Tanya Ale.
"Ya. Baru saja aku akan membuka pintu".
"Bisa ke bar sebentar?". Mohon Ale.
"Ada apa?". Nada Nath berubah kahawatir.
"Kesini saja. Aku akan menjelaskannya disini". Jawab Ale lalu menutup telepon
Nath bergegas keluar apartemennya lalu mencegat taxi dan meminta sopir untuk mengebut ke bar nya.
Sesampainya di bar, Nath bergegas masuk dan melihat Chris sedang menggoyang-goyangkan minumannya.
"Dia sudah minum banyak sekali. Aku berusaha memintanya pergi namun dia tak mau".
"Lalu kenapa kau memanggilku?". Kernyit Nath.
Nath mengangkat bahu.
"Well hanya kau yang ada dipikiran ku saat melihatnya meracau".
Nath berdecak.
"Sir, apa kau sendirian kesini? Mana Sam?". Tanya Nath sambil menepuk-nepuk bahu Chris.
Chris menoleh lalu tersenyum memperlihatkan giginya yang terbaris rapi.
"Ahh si cantik yang menyebalkan!". Ucap Chris.
"Pardon?". Jawab Nath.
Chris meracau tidak jelas karena terhalang suara dentuman musik yang keras.
"Ayo kuantar kau pulang". Kata Nath lalu mengangkat tubuh Chris menyampirkan tangannya dipundaknya.
Nath berpamitan kepada Ale lalu segera keluar dari sana.
Susah payah Nath mencegat taxi sambil membopong tubuh Chris yang cukup berat.
Setelah mendapatkan taxi dan berhasil masuk, Nath bertanya alamat Chris. Awalnya Chris meracau dengan tidak memberitahu namun akhirnya setelah dibujuk Nath berulang kali Chris pun memberitahu alamatnya.
Nath menggerutu.
"Kemana sih sopir yang biasa mengantar-jemputmu? Kenapa membiarkanmu ke bar sendirian?".
"Dia sedang menemani istrinya yang akan melahirkan. Bahkan sopirku mempunyai istri". Bibir Chris mencebik lucu.
"Lalu Sam?". Tanya Nath lagi.
"Jangan tanyakan dia. Aku pun tak tahu dia kemana saja di malam hari". Ucap Chris.
Chris menggenggam tangan Nath dengan erat. Bahkan saat Nath berusaha melepaskannya, Chris tak mau dan makin menggenggamnya erat lalu meletakkannya di dada.
Perjalanan dari bar ke rumah Chris sekitar 50 menit.
Beberapa penjaga yang berada didepan gerbang melihat taxi langsung menghentikan taxi tersebut. Sopir membuka kaca, begitupun dengan Nath yang juga membuka kaca.
Penjaga disana menengok ke kursi penumpang dan melihat Chris tertidur dengan menggenggam erat tangan Nath. Mereka pun mengizinkan taxi masuk walaupun bertanya-tanya tentang wanita yang bersama bos nya itu.
Perjalanan dari gerbang menuju ke rumah inti, Nath disuguhkan dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi.
"Saking gedenya nih halaman, dari depan sampai depan pintu kayaknya berat badan bisa turun 2kg langsung". Batin Nath.
Mereka pun sampai dirumah inti, Nath dibantu sopir mengeluarkan tubuh Chris dari taxi. Setelah membayar, sopir taxi segera pergi dari sana. Nath memapah tubuh Chris dengan sedikit kepayahan.
Pintu terkunci. Sambil terengah-engah, Nath menepuk pelan pipi Chris menanyakan password pintunya. Chris kembali meracau tidak jelas. Nath mencoba meletakkan telapak tangan chris di gagang pintu dan akhirnya pintu pun terbuka. Nath membawa Chris masuk kedalam namun ia tidak tahu dimana kamar Chris. Tidak ada satupun orang disana yang bisa Nath tanyai.
Akhirnya Nath mencoba lagi menepuk pipi Chris pelan menanyakan dimana kamarnya. Chris kembali meracau tidak jelas. Akhirnya Nath membawa Chris ke salah satu kamar dan membaringkan Chris di kasur. Nath kembali berdiri namun tangannya ditarik Chris sehingga tubuhnya menimpa Chris. Chris memiringkan tubuhnya sambil memeluk tubuh Nath dengan erat.
Wangi musky dari tubuh Chris menggoda indra penciuman Nath. Jantungnya berdebar kencang. Nath menarik nafas berusaha menetralkan detak jantungnya yang menggila.
Chris mendongakkan wajah Nath lalu mencium bibirnya lembut.
Nath mengerenyitkan kening.
"Curiga aku dia gak teler sebenernya". Batin Nath.
Chris kembali memejamkan mata.
Nath berusaha melepaskan dari pelukan Chris namun hasilnya nihil. Tubuh Chris menempel erat seolah tidak memberi kesempatan Nath untuk bergerak.
Setelah dirasa nafas Chris teratur tandanya ia telah tertidur, dengan perlahan Nath memindahkan tangan Chris dipinggangnya. Nath bangun dengan perlahan berusaha tidak bersuara.
Baru saja membuka pintu, tubuh Nath ditekan Chris dari belakang membuat Nath terkejut. Chris menggumam serak di telinga Nath.
"Mau melarikan diri?". Suara Chris terdengar menggoda.
"Aku harus pulang". Jawab Nath.
"Siapa yang mengizinkan?". Tanya Chris lagi. Chris membalikkan tubuh Nath menghadapnya.
"Kau bersama siapa tadi sore?". Tanya Chris. Matanya menatap Nath dengan penuh intimidasi.
"Tadi? Ah..Nathan". Jawab Nath.
"Kekasih?". Tanya Chris lagi. Nadanya berubah posesif. Cengkeraman tangannya dipinggang Nath semakin erat.
"Tidak. Hanya teman". Jawab Nath lagi.
"Aku tidak suka melihatmu dengan pria lain". Kata Chris jujur.
"Kenapa?". Tanya Nath
"Entahlah. Cemburu mungkin! Atau karena aku merasa hubungan kita lebih dari sebatas bos dan karyawan". Jawab Chris jujur.
"Tapi kita memang hanya bos dan karyawan yang kebetulan pernah melakukan kontak fisik". Jawab Nath lagi.
Chris menunduk ingin mencium bibir Nath.
Nath mencegat dengan menutup bibirnya dengan telapak tangannya.
"Jangan!". Nath memperingati.
Chris mengangkat sebelah alisnya.
"Setelah menciumku, kau selalu memintaku melupakannya. Jadi lebih baik tidak usah. Karena percuma aku tidak akan lupa". Jawab Nath jujur.
Chris tersenyum.
Dengan lembut ia menurunkan tangan Nath yang menutupi bibirnya.
"Kali ini tidak". Jawab Chris.
Lalu ia mencium Nath pelan. Bibirnya dengan sabar menjelajahi bibir Nath. Dengan pelan ia mengigit bibir bawah Nath menggoda Nath, membuat Nath terengah-engah. Ia mulai kepayahan bernafas karena ciuman Chris yang tadinya lembut berubah menjadi brutal. Chris mengangkat tubuh Nath melingkarkan kedua kaki Nath dipinggangnya. Ia menggendong tubuh Nath lalu membuka pintu, membawa Nath ke kamarnya. Nath melepaskan ciumannya. Ia menunduk lalu mencium leher Chris lembut sehingga membuat Chris menggeram. Sambil berjalan, Chris yang memeluk pinggang Nath semakin merapatkan tubuhnya. Nath mendongakkan kepalanya. Dengan lembut ia menyentuh dagu Chris. Menyentuh bibir bawah Chris dengan sensual.
"Sial!". Geram Chris.
Chris sampai dikamarnya lalu dengan tidak sabar menutup pintu dibelakangnya dengan kaki.
Ia merebahkan tubuh Nath di kasur. Nath bangun dan tanpa sadar duduk dengan posisi yang menggairahkan. Mata biru Chris yang indah berkilat-kilat.
Nath mengigit bibir bawahnya tanda ia sedikit gugup. Nath tentu tahu apa yang akan terjadi diantara mereka berdua malam ini. Nath tidak punya pilihan. Seandainya punya pun, Nath tidak ingin berhenti. Ia menginginkan ini.
Chris menindih tubuh Nath. Ia menunduk lalu mencium Nath tanpa ampun. Ia tidak ingin mundur lagi. Ia tidak ragu lagi. Ia menginginkan Nath.
"Tolong jangan tolak aku, Nathania!". Ucap Chris serak.

KISS ME, NATH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang