Part 71 : Pesawat Jet Pribadi

140 4 0
                                    

Nath mematikan panggilan video Chris karena Raline dan Kim Suk Jin telah menghabiskan semua makanan yang ada di meja. Chris juga bersiap-siap untuk meeting dengan ayahnya dan para pemilik peternakan di daerah sana.
Kim Suk Jin mengajak Nath dan Raline ke beberapa tempat. Raline yang terlihat sangat excited karena baru pertama kali kesana. Sedangkan Nath tidak terlalu bersemangat karena merasa agak khawatir dengan kondisi Chris.
"Raline, agendaku besok dan lusa masih pemotretan lagi dengan Hera kan? Coba minta mereka gabung menjadi satu hari kalau bisa!" Ucap Nath saat mereka sedang duduk menunggu Kim Suk Jin membelikan minuman untuk mereka.
"Aku ingin segera ke Irlandia menemui Chris. Sepertinya dia kurang sehat, hanya saja dia berusaha terlihat tidak apa-apa didepanku!" Jawab Nath.
Raline mengangguk.
"Tapi jangan katakan alasannya. Aku tidak ingin dianggap tidak profesional. Coba tanyakan dulu saja, soalnya tadi aku hanya melakukan pemotretan 1-2 jam saja. Andaikan jadwal besok dan lusa bisa digabung kan kita jadi tidak buang-buang waktu!" Ungkap Nath.
Raline kembali mengangguk.
"Tapi kau tidak masalah kan kalau kita langsung ke Irlandia setelah dari sini? Kalau kau keberatan tidak apa-apa, aku akan mengatur tiketmu pulang saja! Biar aku yang kesana sendirian" Tanya Nath.
"Kau gila madam? Tentu saja aku memilih ke Irlandia bersamamu. Kapan lagi aku bisa liburan gratis". Jawab Raline berseri-seri.

Nath tersenyum melihat ekspresi Raline.
Kim Suk Jin pun datang membawa minuman untuk mereka berdua. Karena sudah puas berkeliling, Nath mengajak Raline kembali ke hotel. Raline menyetujuinya karena ia juga merasa lelah.
Begitu Nath keluar dari kamar mandi, ponsel Nath berdering. Nath melihat Chris yang menelepon. Nath menyalakan mode speaker karena akan berganti pakaian.
"Honey?" Tanya Chris.
"Ya sayang, ada apa?" Tanya Nath sambil melepas bathrobenya.
"Kenapa suaramu jauh sekali?" Tanya Chris.
"Aku menyalakan mode speaker karena aku sedang berganti pakaian!" Jawab Nath mulai memakai celana dalamnya.
Chris diam sepersekian detik lalu panggilannya berubah menjadi panggilan video.
Nath tertawa keras melihat kelakuan kekasihnya yang mesum. Nath segera mengenakan bathrobenya kembali lalu mengangkat panggilan video dari Chris.
Chris menatap Nath seksama.
"Katanya kau sedang berganti pakaian?" Tanya Chris.
"Memang betul!" Jawab Nath.
"Itu buktinya kau masih berpakaian!" Bibir Chris mengerucut lucu.
"Kau ingin melihatku berganti pakaian?" Tanya Nath lagi.
Chris mengangguk cepat. Nath tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Tapi Nath menuruti permintaan Chris. Ia menyenderkan ponselnya ke tembok. Lalu dengan perlahan ia melepas bathrobenya, menyisakan tubuhnya yang hanya mengenakan celana dalam. Lalu Nath berjalan pelan ke ranjang mengambil piyamanya lalu mulai memakainya di hadapan Chris.
Setelah selesai, Nath mengambil ponselnya dan merebahkan tubuhnya ke kasur.
"Andai panggilan video ini ada mode slow motion!" Gerutu Chris.
"Chris!!!" Pekik Nath.
Tingkah Chris semakin hari semakin aneh saja menurut Nath.
"Aku merindukanmu!" Ucap Chris.
"Aku juga!" Jawab Nath.
"Bagaimana pemotretan tadi? Lancar kan?" Tanya Chris.
Nath mengangguk. Ia tidak menyebutkan perlakuan beberapa orang di studio tadi terhadapnya karena tidak ingin membuat Chris khawatir.
"Bagaimana keadaanmu? Apa sudah lebih baik? Ku dengar suaramu jauh lebih baik dibanding tadi pagi!" Tanya Nath.
"Aku baik-baik saja kok. Malahan tadi aku sempat berbelanja sebentar!" Ucap Chris.
"Berbelanja apa? Tumben belanja sendiri?" Tanya Nath.
"Karena uang yang aku keluarkan cukup dalam jadi harus aku sendiri yang belanja, tidak bisa diwakilkan kepada siapapun!" Jawab Chris.
"Memang kau belanja apa sih?" Tanya Nath mengerutkan kening.
"Pesawat jet pribadi! Aku mengatakan pada Sam kalau aku ingin memiliki pesawat jet pribadi, dan saat dia menemukannya tadi aku mentransfer sejumlah uang kepada penjualnya!" Jawab Chris santai.

Mulut Nath menganga mendengar penuturan Chris yang tidak masuk akal. Ditambah lagi ekspresi Chris yang terlihat santai dan biasa saja.
Nath menarik napas dalam-dalam.
"Kenapa tiba-tiba membeli pesawat jet pribadi?" Tanya Nath lagi.
"Ingin saja. Sudah sejak beberapa bulan yang lalu temanku menawariku pesawat jet pribadinya, namun saat itu aku merasa belum membutuhkannya!" Jawab Chris sambil mengangkat bahu.
"Lalu apa sekarang aku membutuhkannya?" Tanya Nath lagi masih berusaha menenangkan dirinya.
"Kurasa ya! Kita berdua bisa menaikinya jika ingin ke suatu tempat!" Jawab Chris.
Nath kembali menarik nafas dalam-dalam.
"Bukankah itu terdengar seperti impulsive buying? Kau tidak benar-benar membutuhkannya Chris!" Tegur Nath lembut.
Ia berusaha menahan dirinya untuk tidak menyembur kekasihnya yang gila.
"Tidak kok! Lagipula aku membelinya harga teman jadi lebih murah, jadi temanku memberikanku diskon yang sangat besar!" Ucap Chris bangga.
"Memang berapa harganya?" Tanya Nath lagi.
"$19 juta!" Jawab Chris dengan nada santai.
Nath kembali menganga.
"$19 juta kau bilang murah? Apa kau sudah gila?" Sembur Nath pada akhirnya.
"Jangan marah-marah. Aku hanya mengambil sebagian kecil uang kita!" Ucap Chris.
"Uangmu! Bukan uang kita!" Balas Nath.
"Uangku adalah uangmu juga, honey! Kau pun boleh membeli apapun yang kau mau!" Ucap Chris.
"Kau tau bukan itu maksudku!" Nath menggeram.
"Iya aku tahu. Sudah jangan membahas hal yang bisa membuatmu marah!" Bujuk Chris lagi.
Nath menghela nafas lagi. Ini adalah resiko jika memiliki kekasih bajingan kaya raya.
"Kau sudah makan malam?" Tanya Chris.
Nath menggeleng.
"Tadi aku sudah banyak makan saat jalan-jalan dengan Raline. Malah sekarang aku merasa kalau perutku membuncit karena banyak makan selama disini!" Nath cemberut.

Chris tertawa.
"Kau akan tetap cantik walaupun buncit!" Balas Chris.
Nath mencebikkan bibirnya lucu.
Sebuah pesan masuk dari Nalisa. Menanyakan apa Nath sibuk? Kalau tidak Nalisa ingin meneleponnya.
"Aku tutup dulu teleponnya ya? Mom ingin berbicara denganku!" Ucap Nath lembut.
"Tckkk...belum apa-apa mom sudah memonopolimu!" Gerutu Chris.
"Dia ingin membicarakan tentang pernikahan kita!" Hibur Nath.
"Baiklah! Kalau selesai, segera telepon aku ya! Bye, honey. I love you!" Ucap Chris.
"I love you too, husband!" Goda Nath. Ia pun mengakhiri panggilan Chris.
Chris tersenyum lebar mendengar jawaban Nath.
Nath menelepon Nalisa langsung.
"Halo dear, kata Chris kau sedang di Korea?" Tanya Nalisa.
"Betul mom, ada pemotretan yang mengharuskanku terbang kemari!" Jawab Nath.
"Kalian ini bagaimana? Mau menikah kok masih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Yang satu ke Irlandia, yang satu ke Korea. Lalu kapan aku menimang cucu dari kalian kalau kalian berjauhan terus!" Omel Nalisa dengan nada sayang.
Nath tertawa.
"Mom kita baru saja berpisah 2 hari. Lagipula mom kan tau bagaimana Chris kalau bersama denganku!" Ucap Nath.
Nalisa mau tak mau ikut tertawa karena memahami ucapan Nath mengingat sudah dua kali dia memergoki putranya sedang mencumbu Nath.
"Setelah ini, aku akan mengirimkan beberapa contoh gaun untukmu dan juga dekorasi pesta pernikahan kalian ya! Kau boleh pilih yang kau suka. Saat kalian kembali dan gaunnya sudah selesai, kalian bisa fitting bersama nanti!" Ucap Nalisa antusias.
"Baik mom!" Jawab Nath.
Mereka berdua pun mengobrol hingga kurang lebih 30 menit. Nalisa mengakhiri panggilannya karena hendak ada janji temu dengan seseorang. Nath pun meletakkan ponselnya dan memesan makanan di hotel karena merasa sedikit lapar. Nath mencoba menelepon Raline, namun tidak ada jawaban. Nath pikir sepertinya Raline tertidur karena kelelahan.

KISS ME, NATH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang