Part 69 : Video Call

166 4 0
                                    

Nath memulai menyentuh intinya dengan gerakan memutar.
Nafasnya terdengar lebih cepat di telinga Chris. Chris melihat ke arah supermaket tempat Sam membeli es cream.
"Nathania, hold on!" Bisik Chris.
"Why?" Tanya Nath.
"Aku merasa sangat frustasi sekarang! Aku ingin melihatmu! Sial, kenapa Sam lama sekali!" Umpat Chris sambil menggaruk rambutnya frustasi.
Nath tertawa mendengar nada tidak sabar Chris yang menurutnya lucu.

Pintu mobil dibuka, terlihat Sam agak kesulitan membawa belanjaan Chris.
"Brengsek! Kenapa kau lama sekali?" Teriak Chris begitu Sam duduk di sebelah sopir.
"Kau yang brengsek! Berbelanja makanan sebanyak itu!" Omel Sam.
Nath menahan tawanya mendengar perdebatan mereka.
"Aku tutup dulu teleponnya ya? Aku mau makan dulu. Nanti beritahu kalau sudah sampai di villa! I'm waiting!" Ucap Nath lalu mengakhiri panggilan teleponnya.

Chris menggerutu sepanjang perjalanan. Villa tempat Chris tinggal untuk sementara waktu memang cukup jauh dari perkotaan. Namun hamparan padang hijau nan asri memanjakan mata. Bangunan villa 4 lantai yang amat sangat luas itu adalah milik ayah Chris. Setiap setahun sekali keluarga mereka akan berlibur disana selama beberapa hari untuk healing dan mengistirahatkan tubuh yang lelah karena pekerjaan. Villa itu di apit peternakan ayam, bebek, domba, kuda, babi dan sapi. Ada juga perkebunan yang mengelilingi daerah itu yaitu apel, strawberry, anggur dan tanaman lainnya. Lahan dengan luas ratusan hektar itu memang menjadi daya tarik tersendiri karena lingkungan yang hijau dan indah.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam, Chris keluar dari mobil membawa kopernya dan masuk ke dalam villa. Para pekerja berkumpul di depan pintu villa untuk menyambut Chris. Sam juga membawa kopernya sendiri dan meminta tolong untuk membawa belanjaan Chris kepada beberapa orang yang dengan sigap membantu Sam.
Chris yang sudah hafal denah villa yang rumit itu segera naik ke lantai tiga, berjalan cepat menuju kamar pribadinya.

Chris segera mengunci kamarnya, tak lupa ia memakai airpodsnya dan merebahkan tubuhnya lalu menekan tombol video call. Tak lama Nath mengangkatnya. Chris lihat Nath masih menggunakan lingerie hitam yang sangat menggoda tadi.
Nath tersenyum menggoda saat melihat Chris yang sedang menatap tubuhnya dengan intens.
"Aku ingin melihat semuanya!" Perintah Chris.

Lampu di sekitar Nath terlihat temaram membuat kulit Nath terlihat bersinar indah di terbangun cahaya kekuningan.
"Disana masih terang benderang, Chris!" Tegur Nath.
"Memangnya kenapa?" Tanya Chris.
Chris melepaskan t-shirtnya, memamerkan perutnya yang berotot. Dengan mudahnya ia melepas ikat pinggangnya, membuka kancing celananya lalu dengan satu gerakan cepat ia menurunkan celananya bersamaan dengan boxernya membebaskan ereksinya yang mengacung keras.

Chris menunjukkan ke arah Nath.
Nath melongo melihat Chris yang sudah setegang itu.
"Ya ampun! Bagaimana bisa?" Tanya Nath.
"Sejak tadi. Biarkan aku melihat seluruhnya Nathania!" Pinta Chris lagi.
Nath segera mengambil airpodsnya. Nath menumpuk 2 bantal untuk menyenderkan ponselnya. Ia mundur hingga menyentuh headboard ranjang. Membiarkan Chris yang terlihat tidak sabar menatap ke arah tubuhnya.

Chris menunggu Nath sambil mulai memberikan sentuhan lembut di ereksinya. Chris membelai ereksinya keatas dan kebawah hingga ereksinya menegang sempurna.
Jantung Nath berdebar karena ini baru pertama kalinya ia melakukan video call s*x begini.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Chris. Nafasnya terdengar lebih berat dari sebelumnya. Gerakan yang ia lakukan di ereksinya terlihat lebih cepat dari sebelumnya.
"Ini pertama kalinya aku melakukan ini!" Ucap Nath jujur.
"Dan kau hanya akan melakukan hal-hal baru denganku. Tidak dengan bajingan lain!" Jawab Chris dengan nada posesif.

Chris terlihat tidak malu menunjukkan tubuh telanjangnya didepan Nath. Lagipula kenapa harus malu? Dengan tubuh yang terlihat terpahat sempurna begitu, bahkan jika Nath yang memilikinya, ia akan dengan bangga memamerkan kepada kekasihnya.
"Sentuh tubuhmu, Nathania!" Perintah Chris.
Nath menarik nafas panjang. Ia mulai melepas ikatan rambutnya membiarkan tergerai lembut di pinggangnya. Tatapan Nath tak lepas dari wajah Chris ia mulai menggerakkan jari telunjuknya dengan lembut ke arah puncak payudaranya. Nath mulai menangkup payudaranya sendiri merasakan puncaknya yang mulai mengeras di sela-sela jarinya. Nath melihat gerakan Chris di ereksinya semakin tegas tak lagi lembut seperti tadi. Beberapa kali Nath bisa mendengar suara Chris yang menggeram.

Jari Nath semakin turun hingga ke intinya yang sudah terasa lembab. Pengalaman ini membuatnya basah dan bersemangat. Melihat Chris yang sedang menggerakkan tangannya, Nath ingin berada disana menggantikan tangan Chris dengan tangannya sendiri. Nath ingin membuat Chris tak berdaya karena sentuhannya.
Masih dengan menggunakan hari telunjuknya, Nath menggerakkan jarinya dengan gerakan memutar di puncak kewanitaannya. Nath mengerang karena merasa puncaknya menegang. Chris menggerakan tangannya semakin cepat saat melihat inti Nath yang merekah dihadapannya. Chris ingin sekali menunduk dan menjilatnya secara langsung. Gerakan tangan Nath semakin tak beraturan.

"Berbalik! Menungginglah!" Perintah Chris. Nath menurutinya.
"F*ck!!!!" Geram Chris saat melihat bagian belakang tubuh Nath terekspos sempurna. Nath menungging di hadapan Chris dan masih menyentuh puncaknya. Pinggulnya bergerak-gerak gelisah.
"Berbalik, Nathania! Tatap aku lagi!" Ucap Chris.
Nath kembali membalikkan badannya. Kakinya mengangkang lebar di hadapan Chris, memberikan Chris pemandangan menggoda. Tatapannya tak lepas dari wajah Chris yang terlihat berkeringat.
"Datanglah bersamaku, Nathania!"
Suara Chris yang serak membuat Nath semakin gencar menggerakkan jarinya. Ia mengejang dan akhirnya membiarkan orgasme hebat menggulungnya.

Disaat yang sama Nath melihat Chris menyemburkan benihnya sambil menggeram. Nafas mereka berdua terengah-engah. Tubuh mereka sama-sama terasa lelah karena orgasme yang intens barusan. Nath mengambil ponselnya mendekatkan wajahnya ke layar ponsel.
Wajahnya terlihat memerah. Chris tersenyum melihatnya.
"Apa masih lama?" Rajuk Chris.
Nath tertawa kecil.
"Aku bahkan belum memulainya! Apa Irlandia indah?" Tanya Nath.
Chris memakai kaos dan boxernya lalu membuka tirai menampakan hamparan padang hijau yang indah. Chris mengubah pengaturan panggilan menjadi kamera belakang hingga Nath bisa melihat pemandangan indah di depan matanya.

"Ya ampun indah sekali! Aku tidak sabar segera kesana!" Ucap Nath penuh antusias.
"Aku juga. Oh jangan lupakan dia juga!" Jawab Chris sambil mengarahkan ponselnya ke boxernya yang terlihat menggembung.
"Dasar mesum!" Gerutu Nath.
Chris tertawa kecil.
"Kenapa kau terpikir membeli lingerie?" Tanya Chris.
"Lingerie ini dipajang paling depan, melihat desainnya yang unik aku kira lingerie ini bisa membuatmu menggila. Dan dugaanku benar!" Jawab Nath.
"Dasar nakal!" Gumam Chris.
"Sana mandi! Baru datang bukannya mandi malah masturbasi!" Omel Nath.
Chris tertawa lalu mengakhiri panggilan teleponnya.

Nath juga merebahkan tubuhnya, mulai memejamkan matanya. Karena di Seoul sekarang sudah jam 01.00 malam jadi ia harus segera tidur karena esok ia harus mulai melakukan pemotretan. Nath mengirim pesan kepada Chris kalau ia mengantuk. Ia meletakkan ponselnya kembali lalu membiarkan dirinya terlelap.

KISS ME, NATH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang