66

285 46 7
                                    

At kontrakan jihan.

Jihan dan renald sedang asik bermain handphone mereka masing-masing. Mereka berdua adalah orang yang tidak mau berusaha untuk mencari pekerjaan. Maka dari itu mereka hanya manganggur.

TOK.. TOK..

"Siapa sih yang malem-malem begini ngetok?" Tanya renald.

"Mana aku tau. Coba gih kamu cek" jawab jihan.

"Gak males berdiri aku. Kamu aja sana" ucap renald.

"Isss dasar suami males" ucap jihan dan langsung berdiri dan mengecek lewat sela-sela jendela.

"SAYANG.. SAYANG" panggil jihan dengan sedikit lantang dan seperti ketakutan.

"Apaan sihh elah? Ribut kamu ahhh aku lagi push rank ini" ucap renald. Jihan pun berbalik arah dan mendekat ke arah suaminya.

"Ihhh itu ibu yang punya kontrakan dateng" ucap jihan.

"HAAAA SERIUS KAMU?" Tanya renald yang langsung berdiri dan terkejut.

"Iya.. terus gimana ini? Kita belum ada duitnya" ucap jihan.

"Udahh kamu ladenin aja nanti bilang aja aku lagi sakit sekarat" ucap renald.

"Ya udah cepetan kamu rebahan deh , bikin seakan-akan kamu sakit ya" ucap jihan.

TOK.. TOK..

"Permisi.. JIHANNNN" panggil ibu yang mempunyai kontrakan itu.

TOK.. TOKK

"JIHANNNN.." panggil kembali ibu itu.

"Iya iya bentar .." balas jihan.

CEKLEK.

"Ehh ibu.. mau apa ya buk kesini? Masuk dulu buk" ucap jihan sambil tersenyum.

"Ga usah banyak basa-basi kamu ya sama saya. Bayar dulu kontrakan. Udah dua bulan ga bayar-bayar. Ini udah mau masuk tiga bulan. GIMANA SI KALIAN?" Ucap ibu itu.

"Ekhmmm.. gini buk jadi suami saya lagi sakit buk. Udah mau sekarat dia .. makannya duitnya kepake buat berobat.. iya kan sayang?" Tanya jihan yang langsung menghadap kebelakang. Renald pun merespon dengan menganggukkan kepalanya.

"Tuh buk liat.. mukanya pucet banget sampe keringet dingin. Kasih saya kesempatan satu bulan lagi buk bayar. Saya janji kalau udah dapet duit saya lunasin itu juga." Ucap jihan.

"Halah.. bohong pasti kamu kan? Udah ga usah banyak ngomong kamu. Mana cepet bayar sekarang!" Ucap ibu itu sudah diselimuti dengan emosinya.

"HUKKKK HUKKK"

Renald yang berpura-pura batuk untuk membuktikan bahwa dia memang terlihat seperti sedang sakit parah.

"Tuhh tuh buk liat kan suami saya? Udah sakit parah buk dia. Ayolah buk kasih saya kesempatan oke?" Tanya jihan yang bermohon.

"Ya udah. Pokoknya sampe satu bulan kedepan kalian gak bayar. Kalian saya usir dari sini" ucap ibu itu.

"Iya buk siap. Makasih banyak" ucap jihan dan langsung menutup pintu itu. Jihan pun langsung mendekat ke hadapan suaminya.

"Gimana yang akting aku? Bagus kan?" Tanya renald.

"Bagus banget sayang. Ibunya sampe percaya ke kita berdua" ucap jihan.

"Emmm kalau dipikir-pikir.. bocah kecil itu gak ada gunanya juga ya yang. Kita mesti cari cara biar dia kita balikin dan kita harus dapet hartanya khalifa" ucap renald. Jihan pun termenung dan memikirkan sesuatu.

Tiba-tiba..

"Emmm aku ada ide sayang!" Ucap jihan.

"Apa ide kamu?" Tanya renald penasaran.

"Gimana kalau kita teror aja keluarganya khalifa?" Tanya jihan.

"Teror gimana maksud kamu?" Tanya renald.

"Ya kirim aja foto eden disini terus pake tulisan di fotonya kayak ngancem gitu dengan embel-embel mereka harus kasih duit. Udah deh abis itu kita kaya lagi" ucap jihan.

"Emmm ide bagus tuh" ucap renald.

Jihan dan renald memiliki rencana yang begitu buruknya. Mereka berdua selalu mencari cara agar mereka memilik uang yang banyak tanpa harus bekerja keras.

...



.





.




TBC

LANJUTT???

OCCURSUM (KHALIFA & FABIOLA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang