65

215 49 9
                                    

Sekarang eden tinggal seorang diri. Renald lupa tidak mengunci kembali pintu kamar eden. Eden dengan gampangnya keluar kamar dan langsung melihat seluruh isi rumah itu.

Tiba-tiba saja dirinya melihat sesuatu yang sering ia lihat yaitu handphone. Eden pun langsung meraihnya.

"Ini kan yang biasanya daddy sama oma pake" ucap eden setelah memegang handphone itu.

"Emmm coba ahh eden buka.." ucapnya.

Ternyata yang dipegang eden adalah handphone milik jihan dan paling mengejutkan handphone tersebut tidak memakai kata sandi.

Dengan sangat pintarnya eden membuka handphone itu dan langsung menekan logo telepon menandakan ia akan melepon seseorang.

...

At rumah khalifa.

Khalifa dan mamahnya sedang duduk berbincang di ruang keluarga.

"Khal.. pokoknya mamah gak mau eden sampe kenapa-napa hikss. Dia cucu satu-satunya mamah nak hikss" ucap mamahnya sambil terisak.

"Iya mah.. khal juga ga mau. Polisi juga lagi berusaha semaksimal mungkin buat cari tahu dimana keberadaan si jihan sama renald" ucap khalifa.

"Pokoknya sampai mereka ketemu.. mamah gak akan pernah mau maafin mereka. Kalau perlu mereka pergi aja dari kota ini" ucap mamahnya khalifa.

"Iya mah.. khalifa tau. Mamah pokoknya tenang aja khalifa akan terus berusaha supaya dapetin mereka" ucap khalifa.

KRINGG KRINGG.

Tiba-tiba saja handphone mamahnya khalifa berbunyi menandakan ada seseorang yang menghubunginya.

"Mah.. telpon tuh bunyi.." ucap khalifa.

Setelah mamahnya melihat layar handphone itu, tiba-tiba ia meletakkan kembali handphonenya di meja.

"Lohh kok gak diangkat si mah?" Tanya khalifa.

"Ga tau khal.. ga ada namanya kayaknya nomor salah sambung" ucap mamahnya.

"Ohhh aku kira siapa" ucap khalifa.

"Ya udah mah aku mau ke rumah fabiola dulu ya.. sekalian mau cari tahu perkembangan eden" ucap khalifa.

"Ohh iya nak. Kabarin mamah terus ya pokoknya kalau ada info tentang eden" ucap mamahnya.

"Iya mah siap" balas khalifa.

...

Back to eden.

"Kok oma gak ada suara ya? Apa oma gak angkat telepon eden?" Ucap eden setelah mencoba menelepon neneknya.

Eden memang merupakan anak yang pintar dan hafal mengenai angka dan juga tulisan. Semenjak ia umur 4 tahun ia di ajarkan oleh neneknya untuk bisa menghafal angka, terutama nomor telepon neneknya agar kalau ia sedang disituasi tertentu ia bisa menelepon neneknya.

Tiba-tiba saja terdengar suara dua orang dari luar pintu, dan eden pun langsung bergegas masuk kembali ke dalam kamar.

CEKLEK.

"Kamu tuh gimana sih? Tadi bilanh gak mau keluar? Tapi apa coba sekarang malah beli rokok segala. Tau gini kamu aja yang beli beras tadi" ucap jihan yang menggerutu kepada renald karena mereka tidak sengaja bertemu di warung yang sama.

"Ya abisnya aku gak tau kalau stock rokok aku habis yang.. ya udah si ribet banget kamu" ucap renald.

Setelah jihan masuk ia melihat pintu kamar eden tidak tertutup rapat.

"Lohh kok kebuka yang pintunya?" Tanya jihan dan ia langsung masuk dan mengecek keberadaan eden.

"Ohhh mamah kira kamu kabur sayang.." ucap jihan yang mendekat kedekapan eden yang sedang terduduk di lantai sambil duduk melipat kedua lututnya.

Eden sudah sangat ketakutan melihat dua orang itu yang nyatanya ia tidak mengenalinya.

"Jangan nakal ya SAYANG.." ucap jihan dengan penkanan di akhir sambil menunjukkan ekspresi jahatnya.

Jihan pun langsung kembali keluar dan mengunci kembali pintu itu.

...




.




.




TBC

LANJUT??

OCCURSUM (KHALIFA & FABIOLA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang