"Beri ini padanya. dia akan terikat padamu dan melupakan wanita itu untuk sesaat."
Sumire menatap Boruto dengan kertas mantra itu di tangannya. Berharap cemas, menunggu waktu kosong lelaki yang masih sibuk dengan beberapa rekan mereka.
'Aku tidak bisa menunggu lagi.'
Kesabarannya habis, Sumire berdiri dari bangkunya dan berjalan menghampiri Boruto dengan segenap pertaruhan di hatinya.
"Boruto-kun."
Boruto menoleh, menghentikan percakapannya sesaat dia terpanggil.
"Sumire-Sensei.. Ini Akademi." Boruto mengingatkan panggilan tidak profesional itu.
Sumire tersentil. Seakan dia tak layak untuk memanggil lelaki itu lebih dekat dari pada panggilan profesionalnya. Hal itu membuat egonya terinjak. Dan tekatnya semakin membulat untuk dapat mendapatkan perhatian Boruto hanya untuk dirinya.
"Gomen— Apa kai ada waktu? Ada yang ingin ku bicarakan."
Boruto menatap menyelidik. Dia tentu ingin menolak. Apalagi mengetahui sepak terjang hubungan wanita itu dengan istrinya. Tapi karena masa lalu itu juga, Boruto tau ini kesempatan bagus untuk dapat menggiring Sumire ke tempat ritual. Agar kutukan Sarada dapat di lepaskan.
"Tunggu aku di depan seusai pulang kerja." Ujar Boruto sebelum beranjak pergi.
Sumire berbinar. Pertama karena dia tak mendast penolakan. Dan kedua karena inisiatif Boruto untuk membuat pembicaraan ini lebih lama. Dengan tak sabar, seharian itu wanita itu menunggu waktu cepat berlalu.
*****
Boruto tak memiliki waktu untuk memberi tau penyihir hitam jika dia akan membawa target mereka ke lokasi. Persiapan itu belum matang. Karena itu siang hari, Boruto sengaja menemui Mitsuki di kedai langganannya.
"Kenapa kau bisa ada disini? Sarada bagaimana?"
Mitsuki menegak sake di cawan. "Nona mengamuk karena seminggu ini aku mengawasinya terus menerus. Dia mengancam menghancurkan dapurku jika tak pergi juga."
Boruto menghela nafasnya. Dia khawatir dengan Sarada yang ada di kastil sendirian. Dan kekhawatirannya terbaca Mitsuki.
"Nona cukup kuat untuk melindungi diri Tuan. Tuanku tidak hanya membesarkannya tapi juga melatihnya untuk dapat mempertahankan diri."
Boruto menaikan alisnya tinggi. "Apa kemampuan penyihir dapat di turunkan pada manusia?"
"Tidak... Manusia tidak punya kemampuan sihir apapun walaupun Nona imortal. Kecuali jika dia juga punya darah penyihir. Tuanku hanya mengajarkan seni bertarung. Nona bisa melawan 20 orang pria sekaligus."
Boruto tak meragukannya. Tapi jika melawan orang yang memiliki ilmu perdukunan.. Itu hak mustahil di menangkan manusia biasa.
"Aku menyembunyikan kastil saat pergi tadi."
"Menyembunyikan?"
"Agar orang luar tidak bisa melihatnya. Jika kau ingin pulang kabari aku. Aku akan membuka segelnya."
"Tunggu! Jadi waktu itu kastil itu masih ada disana dan kau yang menghilangkannya dari pandanganki?"
Mitsuki menyeringai. "Atas perintah Nona. Tapi aku selalu membawa Tuan ke rumah dengan selamat."
Boruto menggerutu mengingat hari hari patah hatinya dulu.
"Apa yang membuat Tuan menemuiku?"
"Ah ya!" Boruto hampir melupakannya. "Tolong kabari Otou-sama. Aku akan membawa wanita itu hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)
Fanfiction21+ Rated M. Kumpulan Short Story Boruto Sarada List: 1. Come Back To You (End) 2. Boruto's Wet Dream (End) 3. Sarada's Wet Dream (End) 4. Sayembara Konoha (End) 5. Pengadilan Konoha (End) 6. Rank 'S' Mission: Membuat Sarada Cemburu (End) 7. The Ti...