Everlasting (Chapter 17 END)

350 52 17
                                    

5 Tahun sebelum Tragedi.

Sasuke yang di tugaskan di perbatasan, berjaga di sebuah desa kecil. Menurut orang-orang sekitar, Di pedalaman hutan. Terdapat sekelompak kecil keluarga penyihir yang melindungi desa itu. 

Mungkin prajurit lain tak mempecayainya. Tapi Sasuke mempercayai itu.

Keluarganya sangat dekat dengan keluarga kerajaan. Dan Sasuke tau betul keluarga kerajaan begitu dekat dengan sosok penyihr terhebat abad ini. Lelaki tua nyentrik itu menamai diri sebagai penyihir hitam.

Sasuke mengenal orang itu juga, Hatake Sakumo. Tidak seperti bayangan penyihir lain, lelaki itu lebih terbuka. juga terang-terangan membuka praktek bagi orang-orang yang membutuhkan kemampuannya. Menyembuhkan pasien. Menerawang. Penebusan dosa. Pembalasan dendam untuk orang yang berdosa besar. Dan masih banyak lagi. 

"Tuan. Tunangan Anda ingin menemui Tuan." Seorang prajurit menghampirinya yang tertidur di barak. Sasuke menurunkan lengan di wajahnya.

"Aku tidak punya tunangan. Dan katakan pada wanita gila itu. Aku tak punya waktu untuk bermain-main."

Tak Sasuke sangka wanita itu begitu gigih mengikutinya hingga ketempat yang jauh begini. Sikap itu membuatnya semakin muak. 

Prajurit itu mengangguk hormat, sebelum menyampaikan apa yang di katakan atasannya pada wanita itu. 

Sasuke ingin kembali memejamkan matanya saat di hutan terdengar suara gemerisik yang sampai pada telinganya. Sasuke yang curiga melangkah masuk ke area hutan itu, dan Sasuke menemukan seorang Wanita muda sedang memetik delima. Kecantikan wanita itu memikat dengan surai pink yang melambai terkena angin. Sasuke tau itu bukan aura biasa. Sasuke tau keberadaan gadis itu juga bukan hal biasa.

Tapi Sasuke membodohkan diri disaat jantungnya berdebar dua kali lebih cepat hanya untuk gadis itu. Sasuke mendekat.

"Apa kau membutuhkan bantuan??"

Wanita itu tersentak menoleh. Mata Emerald yang berkilau di terpa cahaya matahari pagi. Sasuke tak tau bagaimana mata itu dapat menjeratnya dalam ketertarikan yang dalam. 

"Kau tidak akan mampu membantuku Tuan." Wanita itu berdiri. Menebas rok merahnya yang sedikit kotor terkena tanah. Gestur tubuhnya menandakan dirinya tak tertarik pada Sasuke. Tapi itu membuat keanggunannya meningkat di banding seluruh wanita desa yang langsung mengerjarnya dari saat pertama melihatnya.

"Katakan saja. Apapun." Pinta Sasuke membuat wanita itu kembali menoleh dengan pandangan tak yakin. 

"Aku seorang penyihir Tuan. Kami menjauhi manusia. Jadi berhenti lah tertarik padaku."

Ketika Wanita itu berbalik. Sasuke maraih pergelangan tangannya untuk menghentikan wanita itu pergi. Onyx itu melembut untuk pertama dalam seumur hidupnya menatap seorang wanita.

"Kau hanya manusia yang lebih sempurna dari manusia lain. Dan aku mencintai kesempurnaanmu." Ucap Sasuke. "Boleh aku tau siapa namamu?"

Wanita itu bersemu merah. Mengerjap pada pertanyaan Sasuke. "Haruno.. Sakura." Ucapnya membuat seutas senyum terbit di bibir lelaki stoic itu.

Sasuke tak pernah menyerah dalam mendapatkan apapun. Termasuk Sakura. Dia memutuskan menetap di perbatasan hingga wanita itu luluh. Membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai dapat menjadikan Sakura sebagai miliknya. Memboyong Wanita itu ke ibu kota. Dimana keluarga besarnya berada.

Uzumaki Karin mengepalkan tangannya penuh dendam saat pernikahan itu di gelar. Dengan segenap kegelapan di hatinya dia menemui penyihir hitam.

"Aku ingin kau memusnahkan wanita itu!"

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang