Everlasting (Chapter 15)

333 42 12
                                    

Gais.. Maaf. Kemarin aku salah post..Bukannya Up Chapter 14 tapi ku Up Chapter 15 duluan 😂

Udah ku benerin ya.. Bisa di baca ulang Chapter 14 nya lalu lanjut ke chapter 15.

Hari ini ku Up double dah buat permintaan maaf 🤭

*****

Wanita itu mengendap-endap memasuki gubuk kecil di pinggiran desa. Melihat ke sekitar, memastikan tak ada satu orang pun disana.

"Berapa banyak lagi yang harus ku bunuh?" Wanita itu iu menggigil ketakutan pada suaranya.

Sementara wanita tua di hadapannya tersenyum meremehkan. "Kau belum boleh takut, Nona. Ini hanya cara awal untuk mendapatkan kemauanmu."

Wanita itu, Sumire, menggebrak meja kecil di tengah mereka. Dengan tatapan yang menyiratkan ke kalutan pada semua mimpi buruk yang menghantuinya karena mayat-mayat itu. "Jelaskan secara rinci padaku! Atau kau hanya memanfaatkanku untuk mencari tumbalmu saja Hah?" 

Dukun wanita itu tertawa dengan suara melengking yang khas. "Tumbal itu untukmu, Nona. Jika kau menyerah, Wanita yang berada di sisi lelaki itu akan balik menumbalkanmu." Ujar Dukun itu dengan misteriusnya.

Sumire mengernyitkan dahinya. "Dia juga bermain dukun untuk mendapatkan Boruto?"

Sang Dukun berdiri, berjalan menghadap salah satu dinding dengan foto masa lalu disana. Leluhurnya dengan seorang lelaki yang di sebut-sebut sebagai penerus penyihir hitam waktu itu. 

"Tidak.. Tentu tidak. Wanita itu, bukan pecundang seperti dirimu." 

"Apa?! Beraninya kau—" Sumire tidak terima.

"Dia wanita bangsawan yang sangat di hormati pada masanya. Semua kebaikan dia dapatkan. Tapi sialnya dia bertemu denganmu, dimasa lalu."

"Aku??"

"Ya... Takdir berputar seperti roda kehidupan. Hal yang sama selalu berulang kembali. Dimasa lalu, kau merengut kebahagiaan keluarganya. Seluruh takdir baiknya. Dan walaupun kami-sama memberinya hukuman umur yang panjang, pada akhirnya, hukuman itu adalah cara kami-sama mempertemukan dia dengan takdirnya." Sang dukun berbalik menghadap Sumire yang terlihat tak mengerti. "Intinya, dosamu masih kau bawa. Dan dirinya menuntut balas. Jika kau tidak hati-hati. Jangankan lelaki itu, Hidupmu akan terputus di kehidupan ini saja."

Bola mata Sumire membulat. Bibirnya berkedut menahan rasa takut dan amarah yang berkecamuk dalam dirinya. "Lalu.. Aku harus menyingkirkan wanita itu lebih dulu?"

"Ya.. dengan cara kau membunuh banyak manusia. Bawa dia keluar dari sarangnya. Setelah itu, aku akan melakukan sisanya."

*****

Penyihir hitam temenung di tempat duduknya. Wajahnya tak bersahabat beberapa hari ini. Intuisinya merasakan ada hal yang berbahaya akan datang. Dan itu di perkuat dengan laporan Mitsuki tentang penduduk desa yang tiba-tiba terjangkit penyakit. 

Tentu itu bukan penyakit. Kematian yang di lancarkan oleh kutukan itu sama persis seperti ratusan tahun lalu. Sama persis dengan yang di gunakan orang-orang untuk mengakhiri hidup Orang tuanya di palang gantung.

"Tuan?" Mitsuki memanggil karena Tuannya tak berbicara sepatah katapun padanya usai melapor.

"Kembalilah ke kastil, Mitsuki. Dan... Jangan beri tau Sarada."

Mitsuki mengangkat wajahnya. "Haik..." Ucapnya.

Siang harinya, penyihir hitam tak terkejut dengan kedatangan Sarada dan Boruto.

"Otou-sama..."

"Kenapa kau kesini lagi?" Keseriusan itu dia hilangkan di hadapan Sarada. Bukan tanpa sebab, putrinya itu terlalu cepat membaca situasi. Dia tak ingin Sarada tau. Tapi saat melihat wajah tegang Boruto yang menatapnya, Penyihir hitam tau ada yang ingin lelaki itu bicarakan dengannya.

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang