Sena membuka matanya perlahan. Gadis itu menghembuskan napasnya pelan. Matanya terasa berat, pasti kini matanya sembab akibat dia menangis semalaman.
Sena perlahan bangkit dan membuka tirai, membuat cahaya matahari langsung menyilaukan matanya.
Gadis itu berjalan menuju balkon. Dia merentangkan kedua tangannya sambil memejamkan matanya, menghirup dalam-dalam udara segar di pagi hari.
Saat dia membuka matanya dia hampir terlonjak karena melihat seseorang memandanginya dari arah balkon di depannya.
Sontak Sena menutupi matanya dengan tangannya saat menyadari siapa pria yang ada di balkon di depannya.
"Kau....sedang apa disitu?" tanya Sena masih berusaha menutupi matanya.
"Sedang menikmati udara di pagi hari dan memandangi seorang gadis yang bahkan terlihat cantik saat bangun tidur," jawab Baekhyun.
"Kau tidak melihatnya kan?" Sena masih berusaha menutupi matanya.
"Melihat apa?"
"Mataku...maksudku, lupakan saja. Aah lagi pula kenapa aku harus berbicara denganmu." Sena dengan cepat berbalik dan memasuki kamarnya kembali.
Astaga, jam berapa ini?
Dia terlambat!
Tamatlah riwayatmu Park Sena.
Sena buru-buru mandi dan berpakaian untuk segera pergi ke restoran tempatnya bekerja.
Gadis itu mengunci pintu pagar terburu-buru.
"Butuh tumpangan?"
Untuk kedua kalinya dia hampir terlonjak pagi ini dan itu karena orang yang sama.
"Kenapa kau terus-terusan muncul di hadapanku?" tanya Sena
Baekhyun tersenyum sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. "Bukankah aku sudah bilang jika kita akan sering bertemu?"
Pria itu mengernyit, memandangi Sena yang terlihat berudaha memalingkan wajahnya ke arah lain seolah tidak ingin dilihat olehnya.
"Kau butuh tumpangan? Park Sena?"
Sena berdehem. Ada perasaan aneh saat pria itu memanggil namanya.
Astaga Park Sena. Apa yang kau pikirkan. Dia hanyalah pria gila.
"Sena?"
Sena menoleh. "Tidak terimakasih. Aku tidak akan ikut begitu saja pada orang asing yang tidak aku kenal."
"Bukankah kita sudah berkenalan? Aku tau namamu dan kau tau namaku. Jadi, kita sudah saling mengenal bukan?"
Sena menghela napas, meneliti pakaian rapi yang dipakai pria di depannya. Matanya melirik nametag yang pria itu pakai.
"Apa kau benar-benar seorang jaksa?"
Baekhyun tersenyum senang. "Tentu saja, aku seorang jaksa. Apa kau masih tidak mempercayaiku?"
"Kalau begitu......apa kau bisa menuntut seseorang untukku?"
Baekhyun mengernyit. "Menuntut--"
"Aah sudahlah lupakan saja. Aku bahkan masih ragu kau jaksa atau bukan," ujar Sena sambil berlalu.
Baekhyun berjalan menyusul Sena. Pria itu berusaha menyamakan langkahnya dengan Sena. "Tenang saja. Aku bukan orang gila. Aku benar-benar waras dan bisa mengemudi. Kau bisa ikut ke mobilku."
Seolah hanya angin lalu, Sena berjalan lebih cepat dan mengabaikan pria itu. Baekhyun terlihat ragu-ragu saat melewati mobilnya. Namun saat melihat Sena berjalan lebih cepat, kakinya melangkah kembali untuk menyusul Sena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Animosity
Fanfiction(COMPLETED) Byun Baekhyun, seorang jaksa tampan yang datang dalam kehidupan Park Sena secara tiba-tiba. Dengan semua perkataan dan tingkah manisnya, berhasil meluluhkan Sena. Pesona dan kebaikan pria itu berhasil menarik Sena untuk membuka ruang hat...