30 - A Proof of The Truth

21.9K 2.9K 1.1K
                                    

Bugh

Satu pukulan Baekhyun layangkan pada pria paruh baya yang merupakan ayah kandungnya.

Bugh

Kali ini perut ayahnya yang menjadi sasaran tendangannya. Tubuh Tuan Byun terbentur ke tembok. Wajah Baekhyun memerah, menandakan jika dia benar-benar sedang marah.

"Kau berani memukulku?" tanya Tuan Byun.

Baekhyun menarik kerah baju ayahnya. "Ya. Aku baru saja memukulmu! Jika bisa aku ingin membunuhmu sekarang karena sudah menyakiti istriku!"

Ayahnya tertawa. "Istrimu katamu? Kau benar-benar menganggapnya istrimu?"

"Kau....benar-benar sudah melupakan Alana, menantuku?"

"Kau begitu menyukai Sena sampai-sampai kau memilih melindunginya selama 7 tahun ini?"

"Jangan membahas tentang Alana disaat kondisi seperti ini!" bentak Baekhyun.

"Kau sudah salah dengan melindunginya selama ini Baekhyun. Jelas-jelas dia yang membuat adikmu bunuh diri dan--"

Bugh

"Bukan dia pelakunya! Dan kau tidak seharusnya menembaknya begitu saja!"

Baekhyun kalap. Dia benar-benar tidak bisa mengendalikan amarahnya. Bahkan dia tidak memikirkan jika pria yang dipukulinya habis-habisan sekarang adalah ayahnya dan dia bahkan melupakan Sena yang kini terbaring tak berdaya dengan setengah sadar, setelah sebelumnya sempat tak sadarkan diri.

Yixing mencoba bangkit, mengabaikan bahunya yang terluka dan kondisinya yang memar-memar karena dipukuli Tuan Byun tadi.

Sekuat tenaga dia mendekat pada Sena. "Se...na...."

Yixing meraih tubuh Sena. Hendak mengangkatnya, namun suara Sena mengentikannya, "Baek...hyun. Baekhyun....." ujar Sena dengan suara isak tangisnya disertai dengan rintihan kesakitan.

Yixing menoleh ke arah Baekhyun yang masih meluapkan emosinya dan sepertinya enggan berhenti sampai ayah tirinya itu mati.

"Sena-ya.....ayo kita ke rumah sakit," ujar Yixing segera mengangkat tubuh Sena dengan sisa tenaganya.

Bugh

Kali ini tubuh Baekhyun yang terpental. Ayahnya membalas pukulannya dengan lebih keras.

"Aku sudah kehilangan cucuku dan menantuku, Alana. Lalu aku kehilangan Naomi, jangan sampai kau membuatku kehilangan dirimu karena aku tidak bisa mengendalikan diri untuk memukulimu dan berakhir dengan kau mati Baekhyun!"

"KALAU BEGITU BIARKAN SAJA AKU MATI AGAR AKU BISA MENYUSUL ALANA DAN BAYIKU!"

Baekhyun hendak bangkit kembali, namun sebuah tangan menahan kakinya. Itu Sena.

Pria itu menunduk, menatap Sena yang kini sedang merintih kesakitan. Sontak dia segera meraih tubuh Sena, meyanggahnya.

Tanpa diduga, Sena beringsut memeluknya begitu saja. "Baek...hyun...."

Baekhyun balas memeluknya erat. "Tidak apa-apa. Kau akan baik-baik saja. Kita akan ke rumah sakit dan--"

"Aku takut...." lirih Sena. "Rasanya sangat menakutkan saat kematian berada di depan mataku."

Baekhyun menjauhkan sedikit tubuhnya. "Tidak. Kau akan baik-baik saja. Kau akan baik-baik saja, Sena. Yang harus kau lakukan adalah tetap bertahan dan jangan memejamkan matamu."

Yixing ikut menahan tubuh Sena, saat Baekhyun membantu wanita itu untuk bangkit. Baekhyun menepis tangan Yixing, menatapnya tajam.

Sementara itu Tuan Byun sedang bersiap mengarahkan pistolnya ke arah Sena kembali. Dia benar-benar tidak akan puas jika dalang yang menjadi penyebab kematian putrinya itu belum mati.

AnimosityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang