53 - Fever

24.1K 2.7K 759
                                    

"Kau tidak usah bekerja hari ini. Badanmu panas sekali," ujar Sena meletakkan kain kompresan di dahi Baekhyun.

Pagi ini, pria itu tiba-tiba demam. Awalnya Sena tidak menyadarinya, karena pria itu sudah berpakaian rapi seperti biasanya. Namun tiba-tiba Baekhyun hendak tumbang dan berakhir terduduk di atas ranjang dengan memegangi kepalanya.

Sena melepaskan dasi Baekhyun yang masih terpasang. "Kepalamu masih pusing?"

Dan Baekhyun hanya bergumam dengan mata terpejam. Tak lama Sena mendengar tangisan Cheonsa. Anak itu pasti sudah bangun.

Sena membenarkan letak kompresan di dahi Baekhyun. "Tunggu sebentar, Cheonsa menangis."

Sena segera bangkit dan mendekati box bayi. Dia segera menggendong Cheonsa. "Eih, eih. Sudah menangisnya. Mommy disini."

"Berhenti menangis. Daddy sedang sakit, menangisnya sudah ya sayang." Sena berusaha menenangkan Cheonsa.

Dia melirik khawatir ke arah Baekhyun yang masih memejamkan matanya dengan sesekali merintih pelan.

Sena mendudukkan dirinya kembali di sisi ranjang tepatnya di samping Baekhyun berbaring. Dia membalik kain kompresan di dahi Baekhyun dengan posisinya yang masih menggendong Cheonsa.

Tanpa diduga Cheonsa turun dari pangkuannya dan merangkak ke tubuh Baekhyun yang tengah berbaring.

Anak itu berceloteh hal tidak jelas sembari menepuk-nepuk dada ayahnya. Sena segera membawa Cheonsa kembali. "Sst, daddy sedang sakit."

Sena meraih obat yang di atas nakas. "Bangun dulu Baekhyun, minum obatnya dulu."

Baekhyun berusaha bangkit dan menahan rasa sakit yang mendera kepalanya. Dia mengambil obat yang ada di tangan Sena.

Sena memberi gelas berisi air putih. Baekhyun segera meminum obatnya dan berbaring kembali.

"Kau tidak tidur kan semalaman?" selidik Sena.

Baekhyun membuka matanya. "Semalaman kan aku bersamamu sampai hampir jam 2 pagi."

Sena menghela napas. "Bagus sekali. Kau kelelahan akibat ulahmu sendiri."

"Setelahnya kau tidur kurang lebih selama 30 menit. Lalu kau terbangun karena mimpi buruk. Setelah itu kau tidak tidur lagi?"

Baekhyun menggeleng. "Aku tidak bisa tidur lagi."

"Lalu kenapa tidak bilang padaku? Kau malah menyuruhku tidur."

"Karena kau terlihat lelah. Aku tidak ingin kau kelelahan," balas Baekhyun.

Sena menghembuskan napasnya. "Mau aku panggilan Dokter? Minhyun atau Sehun?"

Baekhyun menggeleng seraya menarik selimut. "Tidak usah, aku akan baik-baik saja setelah minum obat."

"Kau tidak mau mengganti bajumu?" tanya Sena melihat Baekhyun masih mengenakan kemeja putih dan celana kerjanya.

"Nanti saja," jawab Baekhyun sembari merubah posisinya menjadi menyamping.

Sena melepaskan kain kompresan di dahi Baekhyun. "Jangan menyamping seperti itu, nanti kain kompresannya jatuh."

"Tidak usah di kompres. Aku akan baik-baik saja setelah tidur sebentar."

Sena mengusap rambut pria itu yang mulai basah karena keringat dingin. "Kalau begitu istirahatlah. Aku akan buatkan bubur agar setelah bangun nanti kau memakannya."

Baekhyun hanya bergumam menjawab perkataan Sena. Mata pria itu mulai terpejam.

Sena membenarkan selimut yang dipakai Baekhyun lalu segera bangkit. Dia keluar dari kamar dengan masih menggendong Cheonsa.

AnimosityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang