19 - Fear Of Death

17.8K 2.6K 407
                                    

"Ibu yakin? Nenek tidak akan mengusirku kembali kan?" Sepanjang jalan Sena tidak berhenti bertanya pada ibunya, dan juga dengan pertanyaan yang sama berulang-ulang.

Setelah menempuh beberapa jam menaiki kereta dari Busan-Seoul, kini mereka berada di dalam taksi menuju rumah keluarga Do——rumah yang juga menjadi tempat tinggal Sena dulu. Sementara Baekhyun sudah lebih dulu tiba di Seoul 2 hari yang lalu.

Baekhyun dan Sena akan menikah di Seoul. Ibunya ingin Sena menikah di kota yang sama dengan kota kelahirannya.

"Ibu bilang apa pada nenek sehingga nenek memintaku untuk menginap di rumah ayah Do?"

Hyunji menghela napas pelan dan meraih tangan putrinya. "Ibu bilang putri dari keluarga Do akan menikah."

"Tapi aku bukan bagian dari keluarga Do. Aku Park Sena."

Hyunji mengeratkan genggaman tangannya. "Kau ingat apa yang akan dikatakan suamiku jika kau berkata seperti itu?"

Sena mengangguk. "Kenapa? Kau tidak ingin menjadi putri dari pria setampan diriku? Apa perlu aku merubah margamu menjadi Do Sena?" Sena tertawa sendiri menirukan gaya bicara ayah tirinya.

"Lalu aku akan menjawab, Park Sena dan menjadi Do Sena. Kurasa itu terdengar aneh ditelinga orang-orang. Terdengar tidak enak didengar."

Hyunji ikut tertawa. "Lalu ayahmu akan membalas, hey! Kau menghina margaku ya? Berani-beraninya kau menghina seorang polisi? Ingin aku borgol? Dan ayahmu akan langsung menggelitiki perutmu seperti ini!" Hyunji menggelitiki perut Sena membuat Sena tertawa geli.

Sena tertawa kencang, sampai-sampai air matanya keluar melalui sudut matanya. Sena menghentikkan tawanya saat ibunya berhenti menggelitiki perutnya, lalu mengusap pelan air mata yang ada di sudut matanya. "Aah aku merindukan ayah."

"Kau sudah memberitahu ayahmu kan tadi?" tanya ibunya. Tadi mereka mampir sebentar untuk mengunjungi gedung yang merupakan tempat menyimpan abu ayah tirinya.

"Hm. Aku memberitahunya jika aku akan menikah dan memintanya untuk tidak khawatir karena sekarang akan ada yang menjagaku. Selain itu, aku memberitahunya jika aku sekarang benar-benar sudah besar dan semakin cantik."

"Lalu ayah menjawab jika aku tidak cantik. Tetapi sangat sangat sangat cantik."

"Eih, kau tau dari mana ayahmu menjawab seperti itu?"

"Dari sini," ujar Sena menyentuh dadanya. "Melalui ikatan batin antara ayah dan anak."

Hyunji mencubit hidung Sena, tertawa dan langsung memeluknya membuat Sena mau tak mau ikut tertawa.

Tidak terasa kini mereka sudah sampai di rumah besar milik keluarga Do. Sena menatap rumah besar di depannya. Dia pernah bilang bukan? Jika dia tidak akan pernah menginjakkan kakinya kembali disini? Tapi lihat sekarang apa yang terjadi.

"Istirahatlah. Calon pengantin wanita membutuhkan istirahat yang banyak. Besok kau akan menikah bukan?" Itulah kata-kata paling lembut dari neneknya yang menyapa telinganya setelah selama 7 tahun ini tidak pernah didengarnya lagi.

"Kau sakit? Kenapa tidak pernah bilang? Apa kau selama ini bekerja untuk membiayai pengobatanmu sendiri? Hey anak nakal. Keluarga Do tidak semiskin itu itu membiayai pengobatanmu."

"Jangan berpikir aku sudah memaafkanmu atas apa yang terjadi dan juga jangan berpikir aku merasa kasihan padamu karena penyakitmu. Aku hanya menepati janjiku pada putraku dan akan menggelar pernikahan mewah untuk putrinya."

"Jadi jaga baik-baik sikapmu di depanku, jika kau tidak ingin aku usir kembali. Kau mengerti?"

Sena merebahkan dirinya di ranjangnya. Menatap seluruh penjuru kamarnya yang bernuansa pink dan penuh dengan boneka pororo.

AnimosityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang