60 - Wine

25.1K 2.8K 526
                                    

"Sena keguguran."

Baekhyun menyandarkan punggungnya pada kursi rumah sakit. Dia memejamkan matanya frustasi.

"Mungkin kau bingung kenapa dia bisa hamil padahal selama ini Sena minum pil. Tapi itu tidak menutup kemungkinan dia akan tetap hamil."

"Bisa jadi itu karena dia tidak teratur meminumnya atau mungkin terlambat meminumnya."

"Dan masalah pendarahan itu..."

"Itu karena Sena terlalu kelelahan."

Perkataan Minhyun terputar kembali dalam pikirannya. Dia bahkan masih terkejut dan berusaha mencerna apa yang terjadi.

Dia tidak pernah menyadari Sena sedang hamil, karena tidak ada tanda-tanda apapun yang menunjukkan istrinya itu tengah mengandung.

Setelah berusaha menenangkan dirinya sendiri, Baekhyun bangkit dan berjalan menuju ruang rawat Sena.

Dia membuka pintunya perlahan dan melihat Sena tengah duduk termenung di ranjang rumah sakit dengan pandangan tertuju pada jendela rumah sakit.

Pandangannya benar-benar kosong. Dan raut kesedihan terpancar jelas di wajahnya.

Baekhyun mendudukkan dirinya di depan ranjang rumah sakit. "Sedang melihat apa?" tanyanya lembut.

Sena yang tersadar dari lamunannya menoleh. Dia menunduk. "Bukan apa-apa."

Baekhyun meraih tangan Sena dan menggenggamnya. "Maafkan aku."

Sena menatap tangannya yang digenggam pria itu. Terdiam cukup lama sebelum akhirnya bersuara, "Tidak. Aku....yang harus minta maaf."

Sena mendongkak. Menatap suaminya itu. "Maaf. Aku...sudah keterlaluan. Kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulutku. Aku sendiri pun terkejut dan tidak mengerti dengan diriku sendiri."

"Aku tidak mengerti kenapa aku bisa se-egois itu dan mengatakan hal kejam tentang anakmu. Maaf, aku tidak benar-benar mengatakannya dari hatiku."

Baekhyun mengusap puncak kepala Sena. "Aku tau."

Sena menghela napas lalu tersenyum miris. "Mungkin aku menjadi sensitif karena aku sedang hamil dan aku tidak menyadarinya."

Mata Sena berkaca-kaca. "Kau bilang padaku.....jika aku sama sekali tidak mengerti perasaanmu yang kehilangan seorang anak."

"Kini...aku mengerti. Benar-benar mengerti." Suara Sena tercekat.

"Kau tidak mengerti, Sena. Karena kau tidak pernah tau bagaimana sakitnya kehilangan seorang anak yang merupakan darah dagingmu sendiri."

Perkataan suaminya kemarin terputar lagi dalam kepalanya. Dan itu membuat Sena semakin menyesal.

"Sekarang....aku mengerti bagaimana sakitnya kehilangan anak kandungku sendiri."

"Rasanya benar-benar.....menyakitkan."

"Aku bahkan tidak menyadari keberadaanya dan saat aku tau...dia...dia sudah tiada." Sena terisak pelan.

"Maafkan aku....."

Baekhyun bangkit dan langsung memeluk Sena. "Tidak apa-apa. Bukan salahmu. Sama sekali bukan kesalahanmu."

Sena memeluk erat suaminya itu. "Maaf...."

"Maaf membuatmu merasakan sakit karena kehilangan anakmu untuk yang kedua kalinya. Maafkan aku....," lirih Sena.

"Tidak apa-apa. Tidak apa-apa Sena. Aku juga bersalah. Seharusnya aku tidak berbohong dan membentakmu sampai membuatmu tertekan. Maafkan aku."

Sena menggeleng. "Akulah yang paling membuatmu tertekan."

AnimosityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang