Sena bersenandung pelan sambil menuruni anak tangga. Dia melangkah menuju dapur dan langsung membuka lemari es.
"Cheonsa. Kau mau es krim yang mana? vanila, coklat, atau green tea?" Sena mengelus perutnya.
Terlintas es krim strawberry di benaknya meskipun di dalam lemari es tidak ada. "Oh tidak tidak, jangan strawberry jangan. Ibu alergi sayang."
Sena mengambil es krim vanila. "Karena ibu takut kau bosan dengan es krim green tea. Kita sekarang pilih yang vanila, oke?"
Sena duduk di depan meja pantry dan memakan es krimnya dengan tenang.
Busan.
Dia ada di Busan. Di rumah yang dulu di tempatinya. Rumah pemberian Yixing dan juga rumah yang menyimpan banyak kenangan.
Sena selama ini mematikan ponselnya. Dia tidak pernah menghubungi siapapun. Dan juga tidak ada satu orang pun yang tau tentang kehamilannya.
Dia merasa nyaman dan tenang di rumah ini. Terkadang sebelum tidur, dia selalu menyempatkan dirinya untuk berdiri di balkon kamar dan memandangi balkon di sebrang kamarnya.
Sesaat dia akan bernostalgia, mengingat lagi jika dulu setiap malam Baekhyun selalu berdiri di sana menemaninya mengobrol dan melontarkan gombalan konyolnya itu.
Terkadang dia mengunjungi tempat-tempat yang dulu selalu dikunjunginya dengan Baekhyun untuk berkencan. Dia berusaha mengingat hal-hal yang membuatnya senang agar kondisi hatinya membaik.
Tapi ada saat-saat dimana di malam hari dia akan menangis sendiri, merasa sesak kembali saat mengingat pria itu sudah menyakitinya. Sangat menyakitinya. Itu hanya di awal-awal, karena sekarang dia sudah merasa lebih baik.
Sekarang dia juga mulai terbiasa sendirian dan memilih mengajak bicara sosok mungil yang ada dalam perutnya. Atau mungkin dia juga mulai terbiasa hidup tanpa kehadiran seorang pria bernama Byun Baekhyun itu.
Lagi pula setiap mengingat pria itu, dia selalu merasa sesak.
Perutnya memang belum terlihat membesar. Sena bahkan belum bisa tau jenis kelamin bayinya. Tapi dia memutuskan memanggil bayinya "Cheonsa."
"Tidak terasa bukan? Sudah hampir satu bulan sejak tinggal disini. Kau dan ibu. Hanya kita berdua." Sena kembali mengelus perutnya.
Setelah selesai menghabiskan es krimnya, Sena segera kembali ke kamarnya dan mengganti pakaiannya.
Sena mematut dirinya di depan cermin. Dia memandangi perutnya dan untuk kesekian kalinya menyentuh lagi sosok mungil di dalam sana.
Dia tertawa sendiri mengingat jika dia pernah melakukan hal konyol atas perintah Junmyeon. Memakai bantal agar perutnya terlihat besar seperti ibu hamil.
Sekarang dia benar-benar hamil dan beberapa bulan ke depan perutnya juga akan membesar. Aah dia tidak sabar menantikannya.
Bayinya tidak pernah merepotkannya. Sena sama sekali tidak merasakan mual-mual atau muntah. Nafsu makannya juga baik-baik saja. Justru dia selalu ingin makan. Jika sedang berjalan-jalan, dia akan membeli makanan apapun yang dilihatnya.
Bagus sekali. Kehamilan pertamanya berjalan lancar. Benar-benar tidak membuatnya menderita.
Kecuali disaat-saat tertentu terkadang dia tiba-tiba menginginkan sesuatu, bahkan di malam hari. Mau tidak mau dia akan keluar rumah dan membeli apa yang diinginkannya atau lebih tepatnya diinginkan bayinya.
Sena menatap sekali lagi ke arah cermin. Dia masih memegang perutnya dan tersenyum.
"Kajja. Hari ini kita akan berbelanja, Cheonsa," ujar Sena segera meraih tas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Animosity
Fanfiction(COMPLETED) Byun Baekhyun, seorang jaksa tampan yang datang dalam kehidupan Park Sena secara tiba-tiba. Dengan semua perkataan dan tingkah manisnya, berhasil meluluhkan Sena. Pesona dan kebaikan pria itu berhasil menarik Sena untuk membuka ruang hat...