35 - A Longing Kiss

25.9K 2.9K 1.2K
                                    

Sena dengan cepat mengalihkan pandangannya saat matanya bertubrukan dengan Daniel. Daniel tersenyum geli melihat tingkah Sena.

Astaga, sudah lama sekali. Dan gadis itu masih menggemaskan.

Dia tersenyum saat melihat kalung yang terpasang di leher Sena. Kalung yang hendak dia berikan 9 tahun yang lalu tetapi di hari itu dia terluka karena ada yang memukulinya. Ternyata Sena menerimanya dan memakainya.

Sena berdehem canggung membuat Daniel ikut berdehem meniru Sena. Belum ada yang memulai pembicaraan di antara mereka. Bahkan kini hanya tinggal mereka berdua karena Seongwoo keluar untuk mencari makanan. Masa bodoh dengan nasib sahabatnya itu jika ada yang mengenalinya.

Sena segera memasukkan kalungnya ke dalam pakaian pasiennya saat melihat Daniel tidak berhenti memandangi kalung itu.

Sena berdehem kembali membuat Daniel mengalihkan tatapannya dari kalung yang dipakai Sena. Seolah ingin jahil, Daniel membalas Sena dengan ikut berdehem lagi.

"Kau sangat terkejut melihatku ya?" Daniel memulai pembicaraan.

"Ceritakan. Sebelum aku terlanjur menganggapmu hantu yang tak diundang," balas Sena sembari melihat ke kaki Daniel.

Untuk memastikan saja apa kakinya melayang atau tidak.

"Tidak melayang kan?" Daniel menaik-naikkan kedua alisnya.

Sena berdehem kembali dan mengangguk. Masih tidak mau menatap Daniel.

"Kenapa tidak mau melihatku?" Daniel mengernyit.

"Terserah aku. Kan mata juga mata punyaku," balas Sena.

Daniel terbahak. "Kau tidak berubah."

"Aku berubah," balas Sena lagi tak mau kalah.

"Tentu saja. Kau berubah menjadi gadis dewasa. Bukan lagi gadis remaja yang gampang menangis itu."

"Aku tidak gampang menangis!" tukas Sena.

"Iya. Tidak. Tidak salah lagi."

Bugh

"Akh!" Daniel memegangi lengannya yang dipukul Sena.

"Rasakan. Dasar kuda nil!"

"Dasar gadis bar-bar."

"Sayangnya aku bukan gadis," sela Sena.

"Lalu apa? Waria?"

"Wanita! Aku wanita!"

Tentu saja. Daniel tidak bodoh untuk mencerna maksud Sena. Dia pria dewasa. Jelas dia tau apa yang dimaksud Sena.

"Siapa yang melakukannya?" tanya Daniel.

"Melakukan apa?" balas Sena. Daniel hanya diam.

"Bisa tidak langsung ceritakan saja bagaimana bisa kau bangkit dari kubur?" Sena melipat tangannya di depan dada.

"Aku tidak bangkit dari kubur. Memangnya kau datang ke pemakamanku?"

AnimosityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang