45 - Nostalgia In Busan

24.4K 2.9K 797
                                    

Sena menghentikkan langkahnya saat melihat Baekhyun tengah bersandar pada mobilnya dan menatap ke arahnya.

Tanpa ragu Sena hendak melewatinya sebelum akhirnya niatnya itu gagal karena pria itu menahan tangannya.

"Pulang bersamaku sekarang."

Sena menghela napas. "Aku tidak mau."

"Maafkan aku. Pulang bersamaku ya?"

Sena menepis tangan Baekhyun. "Maaf, maaf, maaf, maaf. Sudah berapa kali itu terlontar dari mulutmu? Aku bosan mendengarnya berkali-kali dan--"

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Baekhyun. "Apa aku harus berlutut di depanmu lagi sama seperti yang aku lakukan dulu?"

"Kau akan memaafkanku jika aku berlutut sekarang juga?"

Sena terdiam cukup lama, lalu bersuara, "Tidak."

Baekhyun melirik ke arah jam tangannya. Dia meraih tangan Sena kembali. "Baiklah kau mungkin memang belum bisa memaafkanku, tapi pulang bersamaku Sena."

Dia tidak punya banyak waktu. Dia harus segera pulang ke Seoul karena harus menghadiri persidangan. Bagaimanapun dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja.

Sena memandangi tangannya yang dipegang oleh Baekhyun lalu mendongkak pada pria itu. "Pulang saja sendiri. Aku tidak ingin pulang."

"Sena......" bujuk Baekhyun.

Sena menepis tangan Baekhyun. "Sudah kubilang aku tidak mau. Jangan memaksaku, Baekhyun."

"Semua orang mengkhawatirkanmu, Sena. Ibu, Yuri, ibumu, Kyungsoo, dan......Daniel juga beberapa kali ikut bersamaku untuk mencarimu meskipun dia sangat sibuk dengan jadwalnya."

"Dan aku yang paling mengkhawatirkanmu selama ini. Kau sama sekali tidak bisa dihubungi."

Sena menghela napas. "Kenapa kau mengkhawatirkanku?"

Baekhyun ikut menghela napas. "Kau masih bertanya? Kau istriku dan bagaimana mungkin aku tidak khawatir saat istriku pergi dan menghilang begitu saja tanpa ada kabar?"

"Istri? Maksudmu istri kedua?" sarkas Sena. Dia tersenyum miris. "Aku bahkan tidak pernah membayangkan jika aku akan menjadi istri kedua dari suamiku sendiri."

"Dan mirisnya lagi, suamiku itu tidur dengan istri pertamanya setelah lama tidak bertemu. Bersenang-senang tanpa memikirkan jika istri keduanya itu sedang kedinginan menunggu suaminya sendirian."

Baekhyun kembali menyandarkan punggungnya pada mobilnya dan menatap Sena dalam. Dari pancaran matanya, dia bisa melihat jika Sena sangat terluka karena hal itu.

"Maaf. Maafkan aku. Aku tau kau sangat terluka. Maaf...." Baekhyun menunduk.

"Seandainya saja maaf bisa menyelesaikan semuanya. Maka aku pasti akan pulang bersamamu, Baekhyun," balas Sena.

"Tapi tidak semudah itu...." Suara Sena tercekat.

"Kau pikir mudah melupakannya begitu saja? Aku terluka dan aku butuh waktu untuk mengobatinya. Setelah sembuh pun, belum tentu aku mau kembali padamu jika akhirnya aku terluka lagi." Matanya mulai berair terisi oleh air mata.

Sebelah tangan pria itu terulur menyentuh pipi Sena. "Jangan menangis......"

Menyuruhnya jangan menangis, nyatanya kau yang membuatnya menangis, Baekhyun.

"Pergi. Pulang tanpa aku. Karena aku tidak akan ikut bersamamu. Aku bisa hidup sendiri. Aku akan baik-baik saja tanpa adanya kau. Jadi, bahkan jika kau ingin tetap bersama Alana pun, aku tidak akan melarangmu atau ikut campur."

AnimosityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang