Special Chapter - Playing With Their Children

17.8K 2.1K 366
                                    

Sena berbaring di sofa kamar dengan kondisi wajahnya yang memakai masker wajah. Sementara tangannya sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Tiba-tiba tubuhnya dipaksa bergeser, Sena mendegus dan menurunkan ponselnya lalu menoleh ke arah si pelaku yang menggesernya dengan paksa tadi.

Baekhyun menyamankan posisi berbaringnya. Dia menggunakan tangannya sebagai bantal.

Sena meneliti pria itu yang juga memakai masker wajah. "Kau dapat masker itu dari mana?"

"Aku minta punyamu," balas Baekhyun sembari menggeser lagi tubuhnya lebih dekat.

Sena mau tidak mau bergeser lagi. Beruntungnya sofa ini cukup besar. "Ada ranjang yang luas dan nyaman disana, kenapa malah berbaring disini?" tanya Sena.

"Aku kan ingin dekat dengan istriku."

Sena beralih pada ponselnya kembali. "Kau sudah menidurkan Cheonsa dan Nathan?"

Baekhyun mengangguk. "Nathan tidur di kamar Cheonsa. Katanya dia ingin tidur sambil memeluk noona nya yang cantik."

Nathan kini sudah berumur 3 tahun. Anak itu benar-benar tidak ada bedanya dengan Baekhyun. Rasanya seperti melihat Baekhyun versi kecil.

Anak itu tidak bisa diam, narsis, dan selalu membuat Sena pusing.

Baekhyun sedikit kesal karena Sena sibuk sendiri dengan ponselnya, padahal dirinya ada di samping wanita itu.

Dengan cepat Baekhyun merebut ponsel Sena membuat Sena langsung menoleh.

"Lupakan kesibukanmu dengan benda persegi ini. Lebih baik kau mengobrol dengan suamimu ini," kata Baekhyun.

"Apa? Kau mau mengobrol apa denganku?" balas Sena.

"Aku bermimpi sesuatu. Sepertinya itu mungkin akan terjadi di masa depan, karena itu terasa nyata," ujar Baekhyun dengan nada serius.

Sena mengerjap. "Mimpi? Masa depan?"

Baekhyun mengangguk. "Kita sudah berjanji harus bertemu lagi di kehidupan selanjutnya kan?" Dan Sena mengangguk.

"Aku bermimpi kita benar-benar bertemu di kehidupan selanjutnya. Tapi....ada yang membuatku khawatir."

"Apa?"

Baekhyun terdiam cukup lama. Dia hendak membuka mulutnya kembali namun menutupnya lagi. Terlalu ragu untuk mengatakannya.

"Apa? Katakan. Jangan membuatku penasaran." Sena menarik-narik piyama Baekhyun.

"Sudah 20 menit. Sebentar, aku melepas maskerku terlebih dahulu." Baekhyun hendak bangkit, namun Sena menahannya.

"Akan ku katakan nanti. Lebih baik kau juga lepas dulu maskermu itu."

Baekhyun terkekeh melihat ekspresi Sena. "Tidak usah tegang seperti itu, kau seperti gadis perawan yang mau menjalankan malam pengantin saja."

"Baekhyun!"

***

"Jadi apa yang ingin kau katakan?"

Baekhyun menepuk tempat di sebelahnya. Sena mendekat dan duduk di samping pria itu.

Baekhyun menarik Sena untuk lebih dekat padanya, dia merangkul bahu Sena dan menumpukkan dagunya pada puncak kepala Sena sementara Sena bersandar di dada pria itu.

"Jika aku tidak ada, kau akan tetap baik-baik saja kan?" tanya Baekhyun.

"Tidak ada bagaimana?"

Baekhyun terdiam cukup lama lalu berkata, "Jika aku yang lebih dulu meninggal nanti, kau tidak akan menangis dalam waktu yang lama kan?"

Sena langsung membeku. Dia mendongkak. "Apa maksudmu? Meninggal apa?" seru Sena.

AnimosityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang