04 - Where Are You?

21.8K 3.3K 353
                                    

"Sena?"

"Sena? Kau bisa mendengarku? Kau bisa melihatku?"

Sena membuka matanya perlahan. Kepalanya langsung terasa nyeri membuatnya sedikit meringis.

"Pengacara Zhang...," lirih Sena.

Bau obat-obatan yang tercium olehnya langsung membuat Sena mengerti dia ada dimana.

Rumah sakit. Apa yang terjadi padanya?

Yixing meraih tangan Sena dan menggenggamnya. "Syukurlah, kau tidak terluka parah. Kepalamu hanya terluka sedikit."

Sena mengerjap. Berusaha mengingat apa yang terjadi padanya sehingga dia berakhir di rumah sakit.

Aah, kecelakaan itu.

Sena ingat, bus yang ditumpanginya tadi remnya blong sehingga menabrak beberapa kendaraan lain dan berakhir menabrak pohon.

"Pengacara Zhang. Apa korban yang lainnya juga dilarikan ke rumah sakit ini?" tanya Sena.

Yixing mengangguk. "Beberapa orang tewas dan beberapa orang selamat tetapi mengalami luka-luka cukup parah."

"Dan aku sangat bersyukur karena kau tidak terluka parah, Sena." Yixing mengeratkan genggamannya.

Sena terdiam. Terlihat berpikir beberapa saat.

Bagaimana bisa dia tidak terluka parah sementara penumpang lain terluka parah dan beberapa orang bahkan tewas?

Pria itu.

Sena ingat. Pria itu melindungi dirinya agar tidak terluka.

Bahkan Sena masih ingat bagaimana pria itu memeluknya begitu erat seolah tidak ingin sejengkal pun bagian tubuhnya terluka.

Ya Tuhan. Bagaimana kondisi pria itu?

Sena menarik tangannya. "Pengacara Zhang."

"Hm?"

"Bagaimana kondisi pria itu?"

Yixing mengernyit. "Siapa yang kau maksud?"

"Pria yang juga merupakan penumpang bus itu. Bagaimana keadaannya?"

"Ada banyak pria di bus itu. Siapa yang kau maksud?"

Sena terdiam beberapa saat. "Baekhyun. Nama pria itu Byun Baekhyun. Bagaimana keadaannya? Dia terluka parah?"

Yixing kembali mengernyit. "Byun Baekhyun?"

***

Sena membalik posisi tidurnya menjadi menyamping ke arah kanan. Dia mencoba memejamkan matanya kembali, namun yang terjadi justru bayangan kecelakaan 1 bulan yang lalu kembali mengahantui pikirannya.

Sekali lagi gadis itu kembali membalik tubuhnya, kali ini menyamping ke arah kiri. Merasa geram, akhirnya gadis itu memilih tengkurap.

Sambil menghela napas panjang, Sena bangkit dan kembali menyalakan lampu kamarnya. Kakinya melangkah ke arah balkon kamarnya.

Seketika udara dingin langsung terasa menusuk tubuhnya yang hanya terbalut piyama. Matanya melirik-lirik ke arah kamar di sebelah rumahnya.

Masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Lampunya masih padam dan sepi.

Sena masuk kembali ke kamarnya dan mengambil ponselnya. Menekan kontak seseorang yang didapatinya dari Junmyeon.

Tentu saja itu nomor jaksa gila yang selalu menguntitnya dan tiba-tiba saja menghilang selama 1 bulan ini.

AnimosityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang