"Hyung...."
Baekhyun melihat Yixing menoleh ke arahnya lalu tersenyum. "Kau datang, Baekhyun."
Baekhyun ikut tersenyum lalu mendekat ke arah kakak tirinya itu. "Lama tidak bertemu, hyung."
Yixing memegang bahunya. "Ya. Rasanya sudah lama sekali."
Baekhyun duduk di kursi taman yang diduduki Yixing. Pria itu duduk tepat di samping kakak tirinya itu. "Seharusnya kau tidak pergi begitu saja disaat aku belum meminta maaf padamu. Bahkan pertemuan terakhir kita kurang baik."
Yixing menghembuskan napasnya lantas tersenyum lagi. "Kita tidak bisa melawan takdir, Baekhyun."
Baekhyun menoleh. "Hyung, aku memang belum sempat mengatakannya. Jangan menganggap serius perkataanku saat itu. Kau tetap kakakku, selamanya akan tetap menjadi kakakku."
Yixing lagi-lagi tersenyum. "Tentu saja. Kau juga tetap adikku."
Baekhyun menghembuskan napasnya dan menatap langit biru di atas sana. "Hyung, apa yang harus ku lakukan? Sudah terlalu banyak kesalahan yang ku buat."
Yixing ikut melihat langit biru yang terlihat indah itu. "Sudah terlalu banyak kesalahan bukan berarti tidak bisa memperbaikinya."
"Tapi....apakah aku masih mempunyai kesempatan itu?" tanya Baekhyun.
"Setiap manusia berhak mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya."
Baekhyun menyilangkan kedua tangannya, menyandarkan punggungnya pada kursi dan memejamkan matanya menikmati angin yang menerpa wajah dan rambutnya. "Disini begitu tenang. Kau pasti merasa nyaman tinggal disini."
"Terimakasih, hyung."
"Untuk apa?" tanya Yixing.
"Sudah memberi kehidupan baru pada Senaku dan membuat dia tetap hidup," jawab Baekhyun.
"Dia sudah sembuh sekarang, tapi dia kembali menangis karena aku," tambahnya.
"Maka yang harus kau lakukan adalah membuatnya berhenti menangis," balas Yixing.
"Tetap bertahan di sisinya. Karena itu yang sebenarnya membuatnya bahagia. Bukan dengan melepaskannya."
Baekhyun membuka matanya dan tersenyum. "Benar. Aku begitu bodoh."
"Tapi kurasa sudah terlambat untuk mempertahankannya."
Yixing menoleh. "Kenapa?"
"Kurasa aku tidak akan kembali lagi. Kurasa diriku juga sudah terlalu lelah."
"Kau harus kembali dan memperbaiki kesalahanmu, Baekhyun," balas Yixing.
Baekhyun menghela napas. "Aku tidak yakin jika aku bisa."
"Kau bisa. Kau pasti bisa. Perbaiki kesalahanmu dan buktikan jika kau juga berhak bahagia."
"Kurasa aku memang tidak pantas bahagia." Baekhyun kembali menatap langit di atas sana.
"Kau pantas bahagia, Baekhyun. Setiap orang pantas bahagia."
"Mereka hanya melihatmu sebagai orang yang brengsek, tapi mereka sama sekali tidak tau apa yang sebenarnya kau rasakan. Mereka terlalu banyak melihat kesalahanmu tanpa mau melihat sedikit saja kesedihan yang kau rasakan."
Baekhyun tertawa kecil. "Hyung, sekarang kau sudah bisa membaca pikiranku ya?"
Yixing merangkul bahunya lalu ikut tertawa. "Aku yang paling mengerti apa yang kau rasakan Baekhyun. Karena aku pernah mengalaminya."
"Aah benar juga. Kita sama-sama orang yang sudah membuat banyak kesalahan. Tapi bedanya, kau sudah menebus kesalahanmu, hyung. Maka dari itu kau bisa begitu tenang tinggal disini."
Yixing ikut menyandarkan punggungnya. "Maka dari itu, kembali Baekhyun. Perbaiki semua kesalahanmu. Aku yakin kau bisa memperbaikinya."
Baekhyun tersenyum. "Akan ku pikirkan nanti. Aku masih ingin merasakan kedamaian disini."
"Dan juga, aku masih ingin duduk bersama denganmu, hyung."
Baekhyun menoleh, namun dia sudah tidak mendapati Yixing yang semula duduk di sebelahnya.
Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, namun sosok kakak tirinya itu hilang begitu saja.
Baekhyun sedikit tersentak saat tiba-tiba ada sosok anak perempuan yang merangkak naik ke pangkuannya dan memeluk lehernya dengan tangan mungilnya itu.
"Kau siap--"
"Daddy, ayo kembali...."
TO BE CONTINUED
***
Tidak usah ku jelaskan kalian pasti tau kalo ini alam bawah sadar Baekhyun ya^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Animosity
Fanfic(COMPLETED) Byun Baekhyun, seorang jaksa tampan yang datang dalam kehidupan Park Sena secara tiba-tiba. Dengan semua perkataan dan tingkah manisnya, berhasil meluluhkan Sena. Pesona dan kebaikan pria itu berhasil menarik Sena untuk membuka ruang hat...