HYT. 5

1.6K 50 1
                                    

Ternyata tak selalu kakak beradik itu selalu bertengkar. Nyatanya mereka berbeda.

~Ferik katarya (erik)~

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Sudah dua hari nata masuk kesekolahnya. Dan hari ini adalah hari ketiga dimana nata selalu bolos pada saat jam pelajaran. Nata pasti akan menyendiri di taman belakang ataupun di atap.

Setelah apa yang di alaminya, nata sama seperti gadis yang tak punya arah hidup. Dan tak punya masa depan yang cerah. Saat sedang menikmati sepoy-sepoy angin. Ada seseorang memghampiri nata, ia memegang bahu nata. Membuat nata membalik dan menemukan alfa.

"Ke kelas sekarang!!!" raut wajahnya yang datar dan katanya yang irit apalagi bicaranya tegas. Membuat nata mengerutkan dahinya.

Untuk apa alfa mencampuri urusannya. Bahkan dua hari kemarin alfa masih cuek saja. Tapi kenapa sekarang jadi begitu.

"Apa sih lo? Main nyuruh gue aja! Gue gak mau" ucap nata dengan marah

"Ke kelas atau di hukum?" tanyanya dengan mata tajam mengarah ke nata.

Semua orang akan takut padanya. Namun kenapa gadis ini tak, ia berfikir tentang itu. Mungkin nata sudah biasa berdebat dengan alfa. Nata baru melihat alfa dengan suara tegas dan tatapan tajam.

"Dih main ancem gue segala, emang lo siapa? Bisa ngehukum gue hah...?" fikiran nata mulai berkecamuk. Mengapa alfa yang di depannya begitu tegas?

"Ketua osis"

"Hahahaha...  Ketua osis? Sejak kapan lo jadi ketua osis? Lo kalo mau nyuruh gue ke kelas lah tinggal bilang apa kek. Jangan ngaku jadi ketua osis" nata tertawa dengan kencang, ketua osis..seorang alfa yang petakilan hampir sama sepertinya jadi ketua osis yang benar saja.

Dia hanya memutar bola matanya malas. Dia tak tau bahwa nata murid baru dan tak mengenalnya. Dia segera mengambil sebuah kartu identitas osis dan menyerahkannya kepada nata.

"Apa nih?" nata mengambil kartu itu dan di sodorkan olehnya. Setelah membacanya, nata menaikan alisnya.

Di sana tertera nama fatan antarik putra bukan alfa antarik putra. Dan berjabatan sebagai ketua osis...sekarang otak nata mulai berputar. Mungkinkah si tengil alfa punya kembaran tanyanya pada diri sendiri.

Nata melongo dengan apa yang ia lihat. Mulutnya terbuka, membuat nata seperti orang bodoh.

"Fatan" cicit nata tak yakin, apakah alfa sedang mengerjainya.

"Hn"

Mendengar ucapan itu nata yakin bahwa dia benar-benar bukan alfa. Karena jawabannya sangat beda jauh dengan alfa.

"Ohhhh, gue tau sekarang. Lo itu bukan alfa tapi fatan? Ternyata si tengil punya kembaran"

"Hn"

"Lo itu gagu atau gimana, cuma respon hn doang. Kalau si tengil pasti udah jawab panjang lebar" nata kesal dengan fatan yang menjawabnya dengan gumaman saja.

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang