HYT. 11

1.1K 25 0
                                    

Sekarang adalah waktunya alfa akan mencari tau tentang perasaannya kepada nata. Waktu pagi alfa sedikit percaya bahwa ia menyukai nata. Tatapan itu membuat alfa terhanyut di dalamnya. Tatapan nata seakan mengikat alfa agar selalu bersamanya.

Alfa melihat nata sedang bersama amel duduk di kantin. Alfa berfikir bagaimana ia akan mengetahui tentang perasaannya??. Ketika tengah berfilir alfa melihat seorang cowok mendekati nata. Membuat alfa marah.

Alfa berfikir kenapa marah?. Dan saat itu nata melihat ke arah alfa begitupun alfa. Membuat detak jantung alfa menggila. Alfa pergi dari kantin. Ia akan menemui erik tentang masalah ini.

Alfa menghampiri erik dan rendi yang sedangenggoda adik kelas. Mereka berada di depan pintu kelasnya. Menggoda setiap cewe yang lewat.

"Rik gue mau ngomong sama lo penting?"

"Apa?" tanya erik bingung. Apa yang akan dibicarakan alfa

"Ikut gue"alfa menarik erik ke tempat yang aman. Agar tak ada yang mengetahui obrolan mereka.

Erik memutar bola matanya malas. Alfa memang seenaknya saja. Padahal erik sedang asik menggoda adik kelas.  Rendi pasti sudah masuk kekelas, cowok itu hanya menemani erik, tanpa mau melakukan hal yang sama. Kenapa juga alfa menarik erik dan rendi di biarkan saja? Kenapa juga rendi tidak punya rasa kepo sedikitpun tentang apa yang dibicarakan alfa?.

"Mau tanya apa?" tanya erik malas dan tidak ada semangat sama sekali.

"Apa bener kalo gue suka sama ana?" tanya alfa ragu. Alfa takut erik akan tertawa mendengar pertanyaannya itu. Kenapa juga harus bertanya pada orang lain. Yang mengetahui perasaan alfakan dirinya sendiri.

"Ya menurut lo gimana?" erik balik bertanya

"Lo mah, gue tanya malah balik tanya. Gue aja binggung gimana perasaan gue?" jawab alfa frustasi.

"Nah itu, loh aja binggung apalagi gue! Yang ngerasaain kan lo al" erik menunjuk dirinya sendiri sambil mengangkat kedua bahunya.

"Tapi lo bilang gue suka sama ana?" tanyanya polos. Dasar alfa, kalau masalah beginian dia selalu lemot. Ibarat jaringan alfa belum 4G.

"Emang, menurut ciri-ciri orang jatuh cinta. Ya elah bahasa gue bagus bener" puji erik pada dirinya sendiri. Alfa hanya memutar bola matanya malas.

"Ciri-cirinya apa?" tanya alfa

"Ada banyak sih tapi lo dengerin baik-baik. Renungin dalam hati semua kata-kata bijak gue. Selalu ingat erik sang penakluk cinta yang paling tehampan se jagat ra..."

"Buruan rik, lo jangan berpidato. Males gue denger lo" alfa segeraemotong ucapan erik yang takan ada habisnya.

"Ok gue mulai. Pertama jantung lo berdebar dekat dia. Gak mau liat dia sedih, terluka, nangis maunya selalu buat dia tersenyum. Selalu terbayang wajah dia. Kadang senyum sendiri ingat dia. Dah segitu doang gue lupa terlalu panjang. Otak gue gak muat nampung" erik cengegesan. Errik orangnya susah menghafal. Jadi hanya sebagian yang ia ingat.

"Dari mana kata-kata lo bagus bener. Tapi setau gue lo kan belum pernah cinta bener-bener sama seseorang". Alfa tampak berfikir. Erik selalu membuat anak orang baper tanpa kelanjutan hubungan mereka. Alfa heran dari mana kata-kata itu ia dapatkan.

"Dari kakak gue. Nah itu sebabnya gue tanyain ke kakak gue, takut gue jatuh cinta. Nanti gue kagak tau lagi, kayak lo..." sindir erik

Alfa hanya ber 'oh' ria. Alfa pergi begitu saja tanpa mau berterima kasih kepada erik. Erik yang sudah tau sifat alfa hanya menggelengkan kepalanya. Dari dulusampai sekarang alfa selalu bertanya langsung. Dan pergi begitu saja.

Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang