'Penawar lukaku adalah senyummu. Penyebuh jiwaku adalah tawamu. Kebahagianmu adalah mimpiku'
~Alfa Antarik Putra~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pemakaman Fatan berjalan dengan lancar. Nata hanya bisa diam saat Alfa tidak mau pulang. Alfa masih memegang batu nisan Fatan.
"Al" panggil Nata sambil memegang pundak Alfa.
"Ayo pulang. Cuacanya mendung. Pasti mau ujan. Kamu mau aku keujanan terus sakit?" tanya Nata.
Padahal Nata tidak masalah kalau mereka kehujanan. Hanya Nata khawatir kepada Alfa. Alfa diam saja dari tadi.
Alfa berdiri. Kemudian melihat ke arah Nata. Alfa menarik satu tangan Nata dan menggenggamnya dengan erat.
"Kami pulang dulu ya bang. Alfa akan sering kunjungin abang di sini" Nata melirik kuburan Fatan. Seakan ia meminta izin untuk pulang.
Kemudian Alfa menari Nata keluar dari pemakaman umum.
"Mau langsung pulang?" tanya Nata saat sudah masuk ke mobil Alfa.
"Iya" kata Alfa pelan.
Sepertinya Alfa mulai teringat lagi dengan Fatan. Baru saja di bandara Alfa tertawa tapi sekarang sudah murung lagi.
Nata memaklumi kondisinya sekarang. Acara jalan mereka ditunda. Karena Fatan dimakamkan setelah kembali kerumahnya.
"Besok kita jalan" ucapan Alfa membuat Nata tersentak.
"Serius. Tapi kam....."
"Jangan pikirin hari ini Na, bantu aku buat mengikhlaskan bang Fatan. Mungkin dengan bersama kamu aku akan bahagia dan mengikhlaskan semuanya"
Nata mengerti, Alfa butuh seseorang yang menemaninya. Ia merasa kesepian dan hempa setelah kakanya meninggal.
"Tapi inget jangan sampe nangis kalo jalan sama aku!" Ancam Nata. Nata tidak ingin Alfa terus merasa sedih.
"Iya bawel. Kamu juga jangan cuek-cuek. Nanti aku sedih lagi"
Sikap menyebalkan Alfa mulai keluar. Alfa itu sebenernya punya keperibadian ganda gak sih? Tandi sedih sekarang dengan cepatnya jadi orang yang membuat Nata muak.
"Ish....kamu kalo dibaikin nyebelin" Nata memutar kedua bola matanya.
"Baru tau?" kata Alfa sambil terkekeh
"O" sebuah suara Nata membuat Alfa kesal. Apa Nata hanya bilang 'o' ?
"Idih ngambek....Alfa...!?" Nata menusuk-nusuk pipi Alfa dengan jarinya. Padahal Alfa sedang menyetir. Membuat konsentrasi Alfa terpecah.
"Aww....." Nata memegang jarinya yang digigit Alfa. Teryata setelah perbuatan Nata Alfa menggigit jarinya.
"Kamu ngapain gigit jari aku? Sakit tau!?" kata Nata dengan cemberut.
"Salah sendiri jari kamu ganggu aku"
Sikap Alfa berubah-ubah. Mungkin karena masih sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Terluka
CasualeKetika hati yang terluka karena cinta. Bukan mulut yang bicara melainkan air mata yang meluncur begitu saja. Anatasya andika wijaya gadis polos yang berubah karena penghianatan dan perpisahan kedua orangtuanya. Ia merasa hidupnya sebatangkara. Ketik...